Rumus HPP (Harga Pokok Penjualan) & Cara Menghitungnya

Dalam dunia industri, salah satu hal penting yang perlu dimengerti adalah nilai dari Harga Pokok Penjualan (HPP). Nilai tersebut dapat diketahui dengan rumus HPP yang dihitung berdasarkan pembelian bersih, penjualan bersih, dan persediaan suatu barang.

Pengetahuan mengenai HPP menjadi sangat penting karena nilainya menjadi gambaran untuk memperkirakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, baik secara langsung atau tidak dalam proses produksi. 

Ingin tahu bagaimana cara menghitung HPP dengan menggunakan rumus HPP penjualan, rumus HPP per unit, dan rumus HPP produksi? Simak informasi berikut ini, ya!

BACA JUGA: BEP / Break Even Point: Pengertian, Rumus & Cara Menghitung

Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP)

rumus HPP
iStock

Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah sebuah gambaran tentang jumlah pengeluaran dan beban yang dikeluarkan, baik secara langsung atau tidak langsung untuk bisa menghasilkan produk maupun jasa. 

HPP juga bisa diartikan sebagai jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam menghasilkan barang atau jasa pada kondisi dan tempat di mana barang dapat dijual ataupun digunakan.

Beberapa unsur yang termasuk dalam HPP adalah biaya yang dikeluarkan secara langsung, seperti biaya bahan baku, biaya produksi, impor, dan tenaga kerja. Sementara itu, biaya yang tidak langsung berkaitan dengan produk tidak bisa dimasukkan ke dalam HPP.

Perhitungan ini dibuat untuk membantu perusahaan dalam mengetahui detail biaya dalam memproduksi suatu produk. Pengetahuan tersebut digunakan untuk memperhitungkan keuntungan dan menyesuaikan target pasar yang dituju, serta agar produk dapat diterima oleh masyarakat.

Nilai HPP biasanya juga digunakan untuk menentukan dan mematok seberapa besar laba yang diinginkan oleh perusahaan. Laba tersebutlah yang digunakan perusahaan untuk menggaji tenaga kerja dan melancarkan operasional perusahaan lainnya.

Nilai HPP juga bisa membantu membuat realisasi biaya produksi pada perusahaan manufaktur. Dengan begitu, mereka dapat memperkirakan berapa nominal yang dibutuhkan untuk melakukan riset untuk produk baru dan meningkatkan kualitas produksi di periode selanjutnya.  

Komponen HPP

Terdapat empat komponen HPP yang penting untuk diketahui, berikut adalah penjelasannya.

1. Persediaan awal barang

rumus HPP
iStock

Persediaan awal barang adalah persediaan yang ada atau tersedia pada awal periode akuntansi perusahaan atau awal periode usaha. Saldo persediaan awal barang tersebut dapat dilihat pada neraca saldo yang sedang berjalan atau neraca saldo periode tahun sebelumnya. 

2. Persediaan akhir barang

rumus HPP
iStock

Persediaan akhir barang adalah persediaan yang masih tersedia pada saat akhir periode atau akhir tahun yang berjalan. Nilai saldo persediaan akhir barang dapat diketahui pada data penyesuaian perusahaan saat akhir periode akuntansi. 

BACA JUGA: Cara Menghitung Average Margin Beserta Rumus & Contohnya

3. Pembelian bersih 

rumus HPP
iStock

Pembelian bersih merupakan keseluruhan pembelian barang dagang yang dilakukan oleh perusahaan untuk pembelian secara tunai atau kredit. Pembelian bersih juga ditambah dengan selisih antara beban biaya angkut pembelian dengan potongan pembelian dan retur pembelian.

Unsur-unsur yang termasuk ke dalam pembelian bersih antara lain: 

  • Pembelian kotor
  • Pengurangan harga
  • Retur pembelian
  • Potongan pembelian

Informasi mengenai nilai pembelian bersih dapat diketahui dengan menjumlahkan pembelian dan ongkos angkut pembelian dan dikurangi jumlah dari retur pembelian dengan potongan pembelian.

4. Penjualan bersih

rumus HPP
iStock

Berbeda dengan pembelian bersih, penjualan bersih merupakan salah satu unsur pendapatan perusahaan. Beberapa unsur yang ada pada penjualan bersih, yaitu: 

  • Retur pembelian
  • Pembelian kotor
  • Pengurangan harga
  • Ongkos angkut tidak termasuk karena termasuk biaya umum.

Informasi mengenai nilai penjualan bersih dapat diketahui dari pengurangan nilai penjualan dengan nilai retur penjualan yang sudah dijumlahkan dengan potongan penjualan.

BACA JUGA: Cara Menghitung Rumus Diskon di Excel dengan Mudah

Cara menghitung HPP dengan rumus

Berikut adalah 4 langkah yang bisa dilakukan untuk menghitung HPP. Perhatikan rumus HPP pada setiap tahap untuk lebih jelasnya. 

1. Cara menghitung pembelian bersih

rumus HPP
iStock

Telah diketahui bahwa pembelian bersih meliputi retur pembelian, pembelian kotor, dan potongan pembelian. Dengan begitu, Sedulur bisa menghitung nilai pembelian bersih dengan menjumlahkan pembelian dan ongkos angkut pembelian dan menguranginya dengan jumlah retur pembelian dan potongan pembelian.

Berikut adalah rumus pembelian bersih.

Pembelian Bersih = (Total Pembelian + Ongkos Angkut) – (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)

2. Cara menghitung penjualan bersih

rumus HPP
iStock

Sama dengan pembelian bersih, penjualan bersih juga memiliki beberapa unsur yang berkaitan, yakni retur pembelian, pengurangan harga, dan pembelian kotor. Berikut adalah rumus penjualan bersih yang dapat digunakan.

Penjualan Bersih = Penjualan Kotor – (Retur Pembelian + Potongan Penjualan)

3. Cara menghitung persediaan barang

rumus HPP
iStock

Selanjutnya adalah menghitung persediaan barang. Cara menghitungnya adalah dengan menjumlahkan persediaan awal barang dengan pembelian bersih. Berikut adalah rumus untuk menghitung persediaan barang.

Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian Bersih

4. Cara menghitung HPP

rumus HPP
iStock

Langkah terakhir adalah menghitung harga pokok penjualan. Sedulur bisa menghitung HPP dengan mengurangi persediaan barang dengan persediaan akhir. Berikut adalah rumus HPP yang bisa digunakan. 

HPP = Persediaan Barang – Persediaan Akhir

BACA JUGA: Cara Menghitung Rumus Slovin dengan Contoh Soalnya

Contoh studi kasus

rumus HPP
iStock

Agar Sedulur lebih memahami rumus HPP, perhatikan contoh studi kasus berikut ini.

  1. Contoh cara menghitung HPP perusahaan dagang

Toko ANISA merupakan toko yang menjual pakaian. Toko ini akan menyusun laporan keuangan akhir tahun dan menghitung jumlah persediaan barang. Berikut adalah informasi yang dimiliki oleh Toko ANISA. 

Persediaan awal barang tahun 2021 = Rp500.000.000,00

Pembelian baru selama tahun 2021 = Rp800.000.000,00

Persediaan akhir barang tahun 2021 = Rp600.000.000,00

Bantulah Toko ANISA untuk menghitung HPP!

Jawab:

Pertama adalah menghitung nilai persediaan barang.

Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian Bersih

Persediaan Barang = Rp500.000.000,00 + Rp800.000.000,00

Persediaan Barang = Rp1.300.000.000,00

Selanjutnya adalah menghitung HPP.

HPP = Persediaan Barang – Persediaan Akhir Barang

HPP = Rp1.300.000.000,00 – Rp300.000.000

HPP = Rp1.000.000.000,00

Jadi, Toko ANISA selama tahun tersebut telah menjual barang dagangan Rp1.000.000.000,00.  

  1. Contoh cara menghitung HPP perusahaan manufaktur

Sebelum masuk dalam contoh studi kasus, perlu diketahui bahwa perhitungan Harga Pokok Penjualan atau HPP pada perusahaan manufaktur jauh lebih sulit daripada pada perusahaan dagang. 

Hal ini bisa terjadi karena pada perusahaan dagang, pembeli hanya akan membeli dan menjual barang yang sama. Dengan begitu, biaya yang akan timbul dari barang yang telah dibeli menjadi tidak banyak dan biasanya hanya ongkos angkut saja. 

Namun, pada perusahaan manufaktur, adanya perubahan barang dari bahan baku yang diproses menjadi barang jadi, maka biaya yang akan timbul menjadi lebih banyak karena ada biaya tambahan lain seperti biaya produksi dan lainnya.

Dengan begitu, rumus HPP perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut.

Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga Pokok Produksi + Persediaan Awal Barang Jadi – Persediaan Akhir Barang Jadi

Harga Pokok Produksi disini merupakan harga yang diperoleh dari bahan baku yang digunakan, ditambah dengan biaya produksi yang timbul untuk mengubah bahan baku menjadi barang yang sudah jadi.

Berikut ini adalah tahapan menghitung Harga Pokok Produksi, yaitu:

  1. Menghitung Bahan Baku yang Digunakan

Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung bahan baku yang digunakan perusahaan dalam membuat suatu produk.

Bahan Baku yang Digunakan = Persediaan Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Persediaan Akhir Bahan Baku

  1. Menghitung Biaya Produksi

Berikut ini adalah rumus yang bisa digunakan untuk menghitung total biaya produksi yang digunakan.

Total Biaya Produksi = Bahan Baku yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Produksi

  1. Menghitung Harga Pokok Produksi

Berikut ini adalah rumus yang bisa digunakan untuk menghitung harga pokok produksi pada suatu perusahaan.

Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + Persediaan Awal Barang dalam Proses Produksi – Persediaan Akhir Barang dalam Proses Produksi

BACA JUGA: 3 Cara Menghitung Persentase Kenaikan Beserta Contohnya

Lebih jelasnya, simak contoh studi kasus berikut ini.

Sebuah perusahaan manufaktur mempunyai persediaan bahan baku di awal tahun senilai Rp300 juta, bahan setengah jadi atau barang yang tengah berada di proses produksi senilai Rp200 juta, dan persediaan Finished Goods atau barang jadi dan siap untuk dijual senilai Rp500 juta di awal tahun 2021.

Di tahun yang sama pula, perusahaan mulai membeli bahan baku senilai Rp800 juta dengan tambahan ongkos kirim senilai Rp80 juta. Selain itu, perusahaan juga mengeluarkan biaya tambahan sebagai biaya tenaga kerja dan perawatan mesin selama tahun 2021 senilai Rp150 juta. 

Pada akhir tahun 2021, sisa penggunaan bahan baku perusahaan manufaktur tersebut adalah senilai Rp200 juta. Selain itu, ada juga sisa persediaan dalam proses senilai Rp100 juta dan sisa barang dari produk yang siap dijual senilai Rp300 juta. 

Menurut data di atas, berapakah HPP dari perusahaan manufaktur tersebut?

Jawab:

Diketahui:

Persediaan Awal Bahan Baku = Rp300.000.000

Persediaan Awal Barang dalam Proses Produksi = Rp200.000.000

Persediaan Awal Barang Jadi = Rp500.000.000

Pembelian Bahan Baku = Rp800.000.000

Biaya Pengiriman = Rp80.000.0000

Biaya Tenaga Kerja dan Perawatan Mesin = Rp150.000.000

Persediaan Akhir Bahan Baku = Rp200.000.000

Persediaan Akhir Barang dalam Proses Produksi = Rp100.000.000

Persediaan Akhir Barang Jadi = Rp300.000.000

Ditanya:

Nilai HPP perusahaan?

Dijawab: 

  1. Menghitung Bahan Baku yang digunakan

Bahan Baku Yang Digunakan = Persediaan Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Persediaan Akhir Bahan Baku

Bahan Baku Yang Digunakan = Rp300.000.000 + (Rp800.000.000 + Rp80.000.000) – Rp200.000.000

Bahan Baku Yang Digunakan = Rp980.000.000

  1. Menghitung Total Biaya Produksi

Total Biaya Produksi = Bahan Baku yang digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Produksi

Total biaya produksi = Rp980.000.000 + Rp150.000.000

Total biaya produksi = Rp1.130.000.000

  1. Menghitung Harga Pokok Produksi

Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + Persediaan Awal Barang dalam Proses Produksi – Persediaan Akhir Barang dalam Proses Produksi

Harga Pokok Produksi = Rp1.130.000.000 + Rp200.000.000 – Rp100.000.000

Harga Pokok Produksi = Rp1.230.000.000

  1. Menghitung Harga Pokok Penjualan

HPP = Harga Pokok Produksi + Persediaan Awal Barang Jadi – Persediaan Akhir Barang Jadi

HPP = Rp1.150.000.000 + Rp500.000.000 – Rp300.000.000

HPP = Rp1.430.000.000

Jadi, HPP perusahaan manufaktur tersebut adalah Rp1.430.000.000.

Demikian informasi mengenai rumus HPP (Harga Pokok Penjualan) dan cara menghitungnya. Semoga informasi berikut dapat bermanfaat bagi Sedulur yang sedang mempelajari bagaimana cara menentukan harga pokok penjualan pada usaha yang sedang dijalankan. Selamat belajar!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.