Seperti yang sudah diketahui, jika ada banyak kasus laporan keuangan dengan data yang tidak akurat atau tidak sesuai data keuangan sebenarnya di perusahaan. Maka dari itu, rekonsiliasi bank berperan penting, terutama bagi para staff atau petugas yang berposisi sebagai penanggung jawab keuangan.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kemunculan rekonsiliasi bank ini, salah satunya yakni temuan perbedaan laporan dalam catatan keuangan. Walaupun begitu, hal ini sebenarnya sah-sah saja pada sebuah perusahaan asal berada dalam batas kewajaran.
Namun untuk mencegah terjadinya resiko buruk, maka perusahaan harus melakukan rekonsiliasi. Nah, bagi Sedulur yang belum paham, berikut ini seputar materi rekonsiliasi bank yang perlu untuk Sedulur pahami.
BACA JUGA: 10+ Gaya Kepemimpinan dalam Perusahaan yang Paling Disukai
Apa itu rekonsiliasi bank?
Rekonsiliasi bank adalah rangkaian catatan informasi keuangan yang menjabarkan mengenai perbedaan-perbedaan kas antara bank dan perusahaan. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari catatan kas nasabah dengan catatan bank.
Terkadang, perbedaan catatan keuangan ini muncul saat nasabah yang melakukan transaksi yang belum tertata di bank. Dalam kasus ini, catatan bank dari nasabah akan dianggap yang benar. Sebaliknya, apabila ada perbedaan dari catatan pos lainnya, maka catatan dari bank dan perusahaan harus disesuaikan.
Ada pendapat lain yang mengartikan jika rekonsiliasi bank adalah sebentuk verifikasi dari proses pencocokan data saldo perusahaan dengan catatan keuangan yang terkait dengan bank.
Sederhananya, rekonsiliasi tersebut didefinisikan sebagai proses untuk menyesuaikan informasi catatan keuangan menurut pihak perbankan dan juga perusahaan.
Pada umumnya, pihak bank akan mengirimkan statement berupa laporan rekening koran secara berkala, di mana ada berbagai catatan informasi transaksi di dalamnya. Informasi transaksi ini jadi bukti transaksi oleh nasabah maupun perusahaan pada suatu periode tertentu.
Nah, dengan adanya bukti transaksi antara pihak nasabah dan bank, maka perusahaan dapat tahu jika ada kesalahan atau kekeliruan yang terjadi di antara kedua belah pihak.
Arti rekonsiliasi bank menurut ahli
Menurut AI. Haryono Jusup (2005: 21) rekonsiliasi bank adalah proses untuk mengetahui sebab – sebab terjadinya perbedaan antara catatan perusahaan dengan laporan bank, dan menentukan jumlah saldo rekening giro yang sesungguhnya pada suatu saat tertentu.
Sementara itu, menurut Soemarsono dalam bukunya Akuntansi Suatu Pengantar (2004: 304) mendefinikan rekonsiliasi bank sebagai semua penerimaan uang langsung yang disetorkan dan semua pembayaran yang dilakukan dengan cek, maka akun kas perusahaan akan sama dengan akun bank.
Apa fungsi rekonsiliasi bank?
Untuk memastikan ada tidaknya persamaan catatan informasi antara perusahaan dengan bank, maka harus dilakukan proses rekonsiliasi bank. Dengan dilakukannya proses tersebut, maka catatan laporan perbankan serta perusahaan dalam periode tertentu dapat lebih terlihat lebih rapi dan juga akurat.
Rekonsiliasi bank juga bisa dijadikan sebagai pusat kendali atau kontrol pada setiap penerimaan maupun pembayaran dalam suatu perusahaan. Baik itu untuk pembayaran dalam bentuk tunai ataupun dalam bentuk non tunai.
Tidak hanya itu, tujuan diadakannya rekonsiliasi ini juga untuk mengecek ketelitian di setiap pencatatan yang ada di dalam rekening kas perusahaan dan catatan dari pihak bank. Dengan demikian, maka kedua belah pihak dapat tahu nominal penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi.
Sebaliknya, perusahaan juga dapat tahu seputar informasi keuangan yang tidak sempat mereka catat melalui data keuangan dari pihak bank.
Kapan sebaiknya melakukan rekonsiliasi bank?
Tidak dapat dipungkiri apabila setiap perusahaan akan menyimpan dana yang dimilikinya dalam sebuah bank. Bank dianggap sebagai tempat yang paling aman untuk menyimpan dana, ketimbang media penyimpanan yang lain.
Selain soal keamanannya yang memang sudah terjamin, catatan keuangan dari pihak bank juga dapat dijadikan bukti pada setiap jenis transaksi yang dilakukan oleh perusahaan atau nasabah.
Ya, secara umum, sebuah perusahaan akan melakukan proses rekonsiliasi bank sedikitnya selama sekali dalam setiap bulan. Rekonsiliasi tersebut akan dilakukan usai bank mengirimkan laporan bank perusahaan yang isinya saldo awal kas, transaksi selama satu bulan, dan juga saldo akhir kas dalam bank tersebut.
Akan tetapi, untuk mencegah terjadinya resiko dalam perusahaan, lebih baik jika proses rekonsiliasi ini dilakukan di setiap hari. Perusahaan pun dapat mengakses informasi keuangannya melalui website bank yang sudah disediakan.
Dengan cara ini, maka pihak perusahaan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dalam waktu singkat. Jika perusahaan menemukan sesuatu yang mencurigakan, maka akan lebih baik untuk menutup akun dan menyimpan sebagian dana di dalam akun yang lebih aktif.
Dengan demikian, perusahaan bisa lebih mudah dalam melakukan investasi sebagian dana yang tersisa dan juga memantau status investasinya.
Komponen dalam rekonsiliasi bank
Ada beberapa komponen yang muncul pada saat perusahaan melakukan proses rekonsiliasi bank. Untuk lebih jelasnya lagi, simak informasi yang ada di bawah ini.
1. Deposit in transit (setoran dalam proses)
Deposit in transit adalah proses uang tunai atau cek yang diterima dan dicatat perusahaan, ternyata belum dicatat oleh pihak bank. Bila hal ini terjadi, maka setoran tidak akan muncul di dalam laporan keuangan bank.
Untuk itu, kasus ini masuk kedalam item rekonsiliasi. Pada dasarnya, dalam proses ini setoran terjadi saat data yang dimaksudkan terlambat sampai ke pihak bank. Sehingga data tidak dapat dimasukkan ke dalam catatan untuk hari tersebut.
2. Outstanding check (cek beredar)
Yang dimaksud dengan outstanding check, adalah pada saat cek yang sudah dicatat oleh suatu perusahaan namun belum dicairkan. Jika proses pencairan belum selesai, data tidak akan muncul di dalam laporan keuangan bank.
3. Non sufficient fund check (cek kosong)
Cek kosong dalam rekonsiliasi bank, maksudnya adalah cek yang tidak diterima oleh bank karena dana yang ada di dalam rekening perusahaan tidak cukup. Apabila kasus ini terjadi, bank akan tetap mengeluarkan nota debit dengan jumlah ketidakjujuran atau yang sering disebut dishonored.
Setelah itu, saldo yang ada di dalam rekening perusahaan juga akan dikurangi. Jika perusahaan ingin memproses cek yang satu ini, maka wajib mengeluarkan dana untuk biaya pemrosesan.
Bentuk rekonsiliasi bank
Jika Sedulur sudah tahu pengertian dari rekonsiliasi bank, tujuan diadakan, dan juga komponen-komponen penting yang ada di dalamnya. Berikut pembahasan mengenai bentuk-bentuk di dalam laporan perusahaan tersebut.
1. Bentuk rekonsiliasi vertikal (Report form)
Bentuk yang satu juga dikenal dengan sebutan staffel, di mana semua informasi yang ada di dalamnya disusun secara bertingkat. Dalam bagian ini, ada kolom yang isinya catatan rekonsiliasi saldo kas berdasarkan pada catatan dari perusahaan.
Kemudian di bagian bawah kolom, isinya informasi mengenai catatan rekonsiliasi saldo kas berdasarkan rekening koran bank.
2. Bentuk rekonsiliasi skontro (Account form)
Berikutnya ada rekonsiliasi bank skontro atau account form. Berbeda dengan yang sebelumnya, account form ini disusun secara horizontal atau yang juga sering disebut dengan rekonsiliasi bank 2 kolom.
Kolom kiri isinya data saldo catatan perusahaan. Sedangkan untuk kolom yang kanan, isinya data untuk rekonsiliasi saldo kas rekening koran.
3. Bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom
Pada dasarnya, bentuk dari rekonsiliasi bank 4 kolom ini terdiri atas 5 kolom. Namun dari kelima kolom yang ada, hanya ada 4 kolom nominal mutasi. Maka dari itu, bentuk rekonsiliasi yang satu ini disebut dengan bentuk 4 kolom.
Definisi dari bentuk rekonsiliasi 4 kolom sendiri, yakni sebuah bentuk penyusunan dengan jumlah 4 kolom nominal mutasi.
4. Bentuk rekonsiliasi 8 kolom
Bentuk rekonsiliasi yang terakhir adalah 8 kolom. Sesuai dengan namanya, bentuk penyajian data dan juga informasinya terdiri dari 8 kolom. Walaupun keseluruhan total dari kolomnya yakni 9 kolom, namun hanya ada 8 kolom nominal mutasi dalam bentuk yang satu ini.
Penyebab terjadinya rekonsiliasi bank
1. Piutang wesel
Piutang wesel berarti hutang klien dengan menggunakan surat perjanjian yang sifatnya mengikat dan juga menjamin berupa aset apabila terjadi masalah sewaktu-waktu. Umumnya, piutang wesel dapat dijadikan faktor terjadinya rekonsiliasi karena dana dikirim lewat jasa bank.
2. Deposit in transit
Deposit in transit sering juga disebut setoran dalam perjalanan. Umumnya, deposit in transit terjadi ketika ada setoran dana di akhir bulan yang sudah dicatat perusahaan di bulan tersebut. Akan tetapi, pihak bank baru dapat mencatat dana ini di bulan selanjutnya.
3. Beban dan pendapatan bank
Beban bank yang dimaksud dalam hal dapat berupa beban administrasi, biaya pelayanan, biaya penulisan cek, dan juga beban bank lainnya. Pendapatan bunga bank yang belum sepenuhnya tercatat oleh perusahaan juga masuk ke dalam beban bank.
4. Outstanding check
Outstanding check merupakan cek yang beredar dan juga bisa menyebabkan terjadi suatu rekonsiliasi. Secara singkat, outstanding check ini sudah tercatat perusahaan namun belum sepenuhnya. Dalam kasus lainnya, bisa juga cek ini belum sempat dicairkan oleh pihak bank pada penerima cek.
5. Kesalahan pencatatan
Kesalahan ini dapat disebabkan pihak bank maupun pihak perusahaan. Sebagai contoh, penanggung jawab laporan keuangan perusahaan melakukan kesalahan pencatatan nominal uang, maka karyawan bank yang bertanggung jawab mengelola uang perusahaan juga akan melakukan kesalahan pencatatan.
6. Kredit bank
Kredit bank yang dimaksud dapat berupa penagihan maupun deposito dari pihak bank. Jenis transaksi yang satu ini hanya dapat diketahui apabila nasabah telah menerima rekening koran dari bank.
BACA JUGA: Web Developer: Pengertian,Tugas, Gaji & Skills yang Dibutuhkan
Prosedur dalam Melakukan Rekonsiliasi
Di bawah ini merupakan langkah-langkah dalam prosedur atau cara membuat rekonsiliasi bank yang perlu dicatat.
- Melakukan perbandingan antara saldo kas di dalam buku besar perusahaan dengan rekening koran yang berasal dari pihak bank.
- Mencatat transaksi yang telah dilakukan oleh bank.
- Melakukan penelusuran akan transaksi yang masih dalam proses.
- Membuat lembar kerja rekonsiliasi dan menghitung selisihnya.
- Menelusuri dan melakukan pengecekan secara ulang.
Contoh soal rekonsiliasi bank dan penyelesaian
Berikut ini ada contoh soal yang dikutip dari situs Gramedia:
Contoh soal:
Agus punya saldo rekening bank di buku besar PT. Martech pada tanggal 30 November 2018. Jumlah saldo Agus ialah sebesar Rp. 185. 500. Saldo menurut rekening koran saat itu menunjukkan total jumlah dana sebesar Rp. 207.000.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata ada perbedaan data di dalamnya. Perbedaan tersebut dikarenakan beberapa faktor, di antaranya yaitu:
- Ada biaya administrasi bank pada bulan November 2018 sebanyak Rp. 2.800 yang muncul di rekening koran bank, dan belum dicatat perusahaan karena nota debitnya belum sampai.
- Ada lima lembar cek dengan total Rp. 40.750 yang telah dibayarkan kepada para pemasok atau supplier, untuk melunasi utang yang belum diuangkan.
- Ada cek yang ditarik oleh perusahaan PT. Ayu yang berjumlah Rp. 15.000, namun ternyata sudah salah dibukukan oleh pihak bank ke dalam rekening PT. Martech.
- Ada kiriman uang dari langganan melalui bank transfer yang berjumlah Rp. 3.950 dalam rangka pelunasan utang, namun belum dicatat di dalam pembukuan perusahaan.
- Ada cek dengan nomor SR 5220 dengan jumlah sebesar Rp. 70.550, dan telah dicatat dalam pembukuan PT. Martech dengan jumlah Rp. 65.150
Kemudian, Sedulur diminta untuk membuatkan rekonsiliasi bank bagi PT. Martech per tanggal 30 November 2018 dan buatlah juga jurnal penyesuaian yang diperlukan.
Penyelesaian:
Faktor yang penyebab perbedaan catatan bank dan perusahaan
Berikut ini adalah beberapa faktor umum yang bisa menyebabkan terjadinya perbedaan antara catatan bank dengan catatan perusahaan.
1. Menambah saldo kas berdasarkan catatan perusahaan
Adapun beberapa hal yang berkaitan erat dengan kasus ini, diantaranya yaitu penagihan piutang wesel, pendapatan jasa giro atau interest income, pendapatan bunga wesel, adanya kesalahan di dalam pencatatan penerimaan yang terlalu kecil maupun sebaliknya.
Selain itu, terdapatnya pencatatan pengeluaran yang terlalu besar juga bisa menyebabkan perbedaan catatan di dalam perusahaan dengan yang ada di bank.
2. Mengurangi saldo kas berdasarkan catatan perusahaan
Nah, beberapa hal yang termasuk di dalam kasus yang satu ini, diantaranya adalah biaya inkaso, biaya administrasi bank, cek yang telah ditolak oleh pihak bank atau cek kosong, terjadinya suatu kesalahan pencatatan penerimaan yang terlalu besar, dan juga terjadinya kesalahan pencatatan pengeluaran yang terlalu kecil.
3. Menambah saldo kas berdasarkan rekening koran bank
Beberapa hal yang termasuk pada kasus yang berikutnya ini, diantaranya yakni setoran masih dalam perjalanan, dana belum disetor, kesalahan dalam pencatatan, penerimaan yang terlalu kecil, serta kesalahan pengeluaran yang terlalu besar.
4. Mengurangi saldo kas berdasarkan rekening koran bank
Kemudian beberapa hal yang termasuk di dalam kasus ini, diantaranya adalah cek yang beredar, kesalahan pencatatan penerimaan yang terlalu besar, dan juga terjadinya kesalahan pencatatan pengeluaran yang terlalu kecil.
Rekonsilisi bank dengan software Jurnal
Melalui fitur Cashlink Transfer di dalam aplikasi Jurnal, Sedulur melakukan transfer uang untuk berbagai macam kegiatan bisnis secara langsung dari dalam aplikasi. Semua transaksi akan terekam secara otomatis di dalam laporan rekonsiliasi.
Nah, berikut ini cara untuk melihat contoh laporan rekonsiliasi:
- Klik pada menu Laporan.
- Lalu pada bagian tab Bank, klik “Laporan Rekonsiliasi”.
- Masukkan tanggal laporan, lalu pilih akun Kas & Bank yang ingin ditampilkan.
- Jika sudah selesai, klik “Filter”.
- Setelah itu, Sedulur bisa export laporan tersebut dengan klik tombol “Export” dan pilih format file yang diinginkan.
- Ada beberapa Format yang tersedia, seperti PDF, Excel atau CSV.
BACA JUGA: Telemarketing: Pengertian, Tugas, Karir & Skill yang Dibutuhkan
Mungkin hanya itu beberapa hal tentang rekonsiliasi bank yang bisa dijelaskan pada kesempatan kali ini. Ya, dalam perusahaan, catatan laporan seputar keuangan memang menjadi salah satu aspek penting yang tidak boleh dilewatkan.
Tanpa adanya catatan yang jelas, maka keuangan perusahaan akan sulit untuk dikelola. Padahal keuangan sendiri menjadi pondasi penting berdiri sebuah perusahaan, dan menentukan keberlangsungan dari perusahaan tersebut.