ranitidine

Ranitidine adalah obat oral yang tersedia dalam versi generik sehingga harganya cukup terjangkau. Obat ini bisa diakses masyarakat lewat apotek terdekat, tentunya dengan resep dokter. Obat ini biasa diresepkan untuk menangani masalah lambung, seperti sakit maag dan tukak lambung. 

Beberapa waktu lalu, BPOM dan lembaga pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat, FDA mempublikasikan larangan edar untuk obat ini. Seberapa besar sih efek sampingnya jika dikonsumsi manusia? Berikut fakta lengkapnya. Baca seksama, yuk! 

BACA JUGA: Down Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

1. Apa itu ranitidine HCl? 

ranitidine hci
pexels

Ranitidine adalah obat generik yang umum diresepkan untuk mengatasi keluhan yang berkaitan dengan lambung. Mulai dari gastroesophageal reflux disease (GERD), tukak lambung, maag, hingga sindrom Zollinger Ellison.

-->

Obat ini dikonsumsi secara oral artinya diminum dalam bentuk sirup atau ditelan dalam bentuk tablet maupun kapsul. Sebagian diberikan pula dalam bentuk injeksi atau suntikan.

2. Cara kerja ranitidine

Cara kerja
pexels

Ranitidine HCl 150 mg termasuk dalam golongan obat antagonis histamine-2 (H2 blockers). yaitu medikasi yang diberikan untuk mengontrol produksi asam lambung. Setiap selesai makan, lambung biasanya akan melepas asam yang fungsinya membunuh bakteri dan membantu mencerna makanan.

Pada beberapa orang, ada batasan atau kontrol produksi asam lambung tersebut tidak bekerja dengan baik. Bila jumlahnya berlebih bisa menimbulkan rasa sakit hingga luka pada organ-organ pencernaan. 

Produksi asam terjadi saat sel pada lambung yang bernama enterochromaffin-like cells (ECL) melepaskan histamine. Histamine ini yang nantinya akan mendorong parietal cells memproduksi asam. Di sinilah H2 blockers bekerja untuk menghentikan produksi asam sehingga jumlahnya bisa berkurang. Dengan begitu, keluhan yang berkaitan dengan lambung pun bisa ditekan dan membantu mempercepat penyembuhan luka yang sudah terlanjur tercipta tadi. 

3. Penyakit yang bisa ditangani dengan ranitidin

ranitidine obat apa
pexels
  • Maag atau dispepsia adalah rasa sakit dan tak nyaman yang menyerang perut bagian atas. Biasanya terjadi setelah makan atau minum makanan tertentu. Selain rasa sakit, biasanya diikuti pula dengan kondisi kembung, begah, mual, dan buang gas. Maag tidak dapat sembuh dan bisa mereda dan kambuh kapan saja tergantung pada pemicunya. Tak hanya makanan dan minuman yang dikonsumsi, stres dan cemas juga bisa mendorong maag kambuh. 
  • Tukak lambung adalah keadaan di mana rasa sakit menjalar pada bagian tengah perut. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori atau bisa pula karena terlalu sering mengonsumsi obat anti inflamasi yang keras macam ibuprofen dan aspirin. Tukak lambung biasa menyerang lansia dan kebanyakan laki-laki. 
  • Gastroesophageal reflux disease (GERD) bernama lain heartburn, yaitu kondisi di mana asam lambung naik hingga kerongkongan dan melukai organ pencernaan tersebut. Tak heran bila rasa sakitnya menjalar ke bagian tengah dada dan menyebabkan rasa asam pada mulut. Penyakit ini menyebabkan nafas tak sedap, suara serak, dan rasa mual serta kembung. Pemicunya bisa karena makanan, merokok, obesitas, stres dan cemas yang tidak terkendali, hernia, hingga kehamilan. 
  • Erosive esophagitis adalah inflamasi yang terjadi pada jaringan-jaringan di kerongkongan. Ini menyebabkan orang kesulitan menelan dan merasakan sakit di bagian dadanya. Bisa dipicu asam lambung yang naik, infeksi, atau alergi. 
  • Sindrom Zollinger-Ellison adalah tumor yang tumbuh di pankreas dan bagian atas usus kecil. Tumir ini menyebabkan produksi asam lambung naik dan akhirnya melukai organ-organ pencernaan. Gejalanya mulai dari sakit perut, diare, rasa terbakar di perut bagian atas, mual dan muntah, hingga kurangnya nafsu makan. Tidak ada penyebab eksternal yang menyebabkan kondisi ini, kemungkinan besar sama seperti kanker dan tumor pada umumnya disebabkan oleh faktor genetik. 

BACA JUGA: Sakit Pinggang: Kenali Penyebab, Gejala & Pengobatannya

4. Dosis yang disarankan 

dosis
pexels

Sesuai penjelasan di atas, sudah cukup terang ranitidine 150 mg obat untuk apa. Namun, penggunaannya tidak bisa sembarangan. Tiap penyakit atau gangguan lambung memiliki dosis yang berbeda-beda. Satu dosis minum adalah sekitar 150 mg yang diminum dengan jarak 6-12 jam. 

Dengan begitu, setiap hari maksimal konsumsinya hanya 2-3 kali dan kebanyakan hanya disarankan untuk diminum rutin selama 4-6 minggu maksimal. Untuk penyakit yang lebih parah gejalanya seperti GERD, erosive esophagitis, dan ulkus duodenum, penggunaan bisa mencapai 8-12 minggu. Namun, tepatnya dokter akan lebih tahu yang terbaik. 

Perlu diingat bahwa ranitidine bukan obat yang bisa sembarangan dikonsumsi tanpa rekomendasi atau resep dokter. Jadi, jangan memakainya kapan saja Sedulur mau atau butuhkan. Coba alternatif obat yang lebih ringan bila sakit kambuh. Ada pula daftar obat yang tidak cocok dikonsumsi bersamaan dengan ranitidin seperti warfarin, pracoinamide, midazolam, triazolam, atazanavir, dan lain sebagainya. 

5. Potensi efek samping ringan

efek samping ranitidine
pexels

Obat pasti memiliki efek samping. Itu hal yang tidak terbantahkan dan telah terbukti. Termasuk Ranitidin yang ternyata juga menyimpan beragam potensi efek samping sebagai berikut: 

  • Sakit kepala 
  • Sakit perut 
  • Rasa cemas 
  • Kerontokan rambut 
  • Konstipasi dan diare 
  • Mual dan muntah 

6. Efek samping berat yang perlu diwaspadai

Efek samping berat
pexels

Dilansir dari Healthline, ada beberapa gejala efek samping berat yang mungkin mengintai pasien. Berikut daftarnya. 

  • Inflamasi pada hati yang menyebabkan perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi agak kekuningan, urin yang berwarna pekat, dan rasa sakit di bagian perut bagian kanan.
  • Gangguan pada fungsi otak yang mengakibatkan linglung, halusinasi, depresi, rasa cemas, hingga penglihatan yang kabur. 
  • Detak jantung yang tidak normal, terlalu cepat, mudah lelah, dan sesak napas. 

BACA JUGA: Fakta dan Kegunaan Obat Paratusin untuk Flu dan Batuk

7. Ranitidine dilarang penuh di Amerika Serikat sejak 2020 

ranitidine dilarang di amerika serikat
pexels

Selain masalah di atas, Ranitidine juga dianggap berbahaya karena kandungan N-Nitrosodimenthylamine (NDMA) di dalamnya yang terbukti memiliki efek karsinogenik dan meningkatkan risiko pneumonia pada manusia. Tindak lanjut dilakukan Badan POM pada 2019 yang akhirnya melarang izin edar atas obat tersebut. Namun, izinnya dikembalikan dengan alasan beberapa produk sudah memenuhi level cemaran NDMA yang dikategorikan aman. POM juga merilis merek apa saja yang sudah memenuhi standar dan dapat izin edar pada rilis resmi tersebut. 

Per April 2020 lalu, The U.S. Food and Drug Administration (FDA) lewat rilis resminya meminta semua produsen menghentikan peredaran obat ranitidin. Menurut FDA, kadar NDMA akan meningkat seiring peningkatan suhu ruang penyimpanan obat sehingga tidak lagi layak untuk dikonsumsi pasien. FDA percaya tidak ada level NDMA yang bisa ditoleransi untuk keselamatan manusia. Keputusannya tinggal ada di tangan Sedulur sendiri, nih. 

8. Alternatif untuk ranitidin

alternatif obat lain
pexels

Sesuai dengan penjelasan ranitidine HCl obat apa, sebenarnya Sedulur bisa menemukan banyak obat lain sebagai lternatif. Berikut beberapa daftarnya untuk dicatat. 

  • Omeprazole. Fungsinya sama, tetapi ia bisa menimbulkan gangguan pada ginjal, sehingga perlu dihindari untuk pasien dengan kondisi klinis tertentu. 
  • Lansoprazole juga memiliki fungsi sama persis dengan ranitidin dan omeprazole. Bedanya pada efek samping yang biasanya menyerang masalah pencernaan, seperti kembung, sakit perut, sembelit, diare, hingga mual. 

Dari penjelasan di atas, semoga sudah jelas ranitidine obat apa berikut dengan efek samping dan risiko bahayanya. Ternyata ada risiko yang mengintai yaitu potensi peningkatan risiko kanker bila dikonsumsi rutin dalam jumlah tertentu. Sedulur punya pilihan untuk tidak melanjutkan medikasi dengan obat ini, kok. Silakan tanyakan ke dokter alternatif obat apa yang kiranya lebih aman. 

Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super, lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.

Sementara Sedulur yang ingin bergabung menjadi Super Agen bisa cek di sini sekarang juga. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan, antara lain mendapat penghasilan tambahan dan waktu kerja yang fleksibel! Dengan menjadi Super Agen, Sedulur bisa menjadi reseller sembako yang membantu lingkungan terdekat mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah dan harga yang lebih murah.