Pulau Socotra atau yang dalam bahasa Arab dikenal dengan Suqutra adalah sebuah pulau yang terletak di Samudra Hindia serta berada di sebelah Tenggara Yaman, sangat dekat dengan Teluk Aden. Pulau Socotra ini sering disebut sebagai tempat tinggal alien hingga Dajjal. Meski tentu mitos tersebut tidak bisa dibuktikan, banyak orang yang memberikan julukan tersebut karena letaknya yang benar-benar jauh dari peradaban.
Namun, pulau ini tak lagi jadi sesuatu yang menyeramkan. Sudah banyak travel vlogger dan aktivis lingkungan yang menyambangi bahkan tinggal di sana untuk beberapa hari guna merasakan sensasi tersendiri tinggal di pulau yang hampir terisolasi tersebut. Daripada penasaran, cari tahu beberapa fakta tentang Pulau Socotra di bawah ini, yuk.
BACA JUGA: 11 Negara Tertua di Dunia, Berdasarkan Sejarah
1. Sejarah Pulau Socotra
Mengutip Ensiklopedia Britannica , bila dirunut dari bahasa Sansekerta nama Socotra diambil dari kata dvipa-sakhadara yang artinya pulau atau rumah kebahagiaan. Sesuai dengan namanya, pulau ini jauh dari kesan suram dan gelap. Penampakannya sangat indah dan punya jejak sejarah yang panjang. Pulau ini dipercaya pernah jadi rumah untuk Kesultanan Mahra yang memang menguasai wilayah Timur dan Tenggara Yaman.
Kekuasaannya sempat terganggu dengan kedatangan penjajah Portugal di tahun 1500an. Di tahun 1800a, giliran Inggris yang datang dengan tujuan membeli pulau ini. Namun, akhirnya Sultan Mahra menyetujui perjanjian dengan Inggris yang berjanji akan melindungi seluruh kesultanan dari tangan-tangan asing. Kesultanan tersebut akhirnya runtuh di tahun 1967 saat negara Yaman terbentuk dan pulau tersebut pun dimasukkan sebagai bagian dari wilayah kedaulatan resmi Yaman.
2. Dihuni penduduk asli yang disebut sebagai etnik Soqotri
Meski berada di wilayah Yaman, orang-orang Soqotri memiliki bahasa dan budaya yang berbeda. Saat Yaman terlibat perang sipil yang tak kunjung berakhir, penduduk pulau ini bisa tersenyum lega karena tak terdampak sama sekali. Melansir laporan Carnegie Middle East Center, pulau ini dihuni 90 ribu jiwa, tetapi dipercaya bertambah setelah perang dan diperkirakan kini ada sekitar 150 ribu orang yang tinggal di sana.
Kini penduduk Pulau Socotra pun tidak hanya berlatarbelakang etnis Soqotri asli, tetapi juga orang-orang dari etnis Arab. Kebanyakan penduduknya bekerja di sektor perikanan dan beberapa tahun belakangan merambah industri wisata.
3. Kini berada di bawah pengaruh salah satu kelompok separatis yang didukung Uni Emirat Arab
Setidaknya ketentraman tersebut bertahan sampai tahun 2020. Melansir Al Jazeera,di tahun tersebut, kelompok separatis Southern Traditional Council (STC) mendeklarasikan diri atas kedaulatan mereka di wilayah itu. Mengusir tentara Arab Saudi yang sempat menempatkan beberapa pasukannya di dekat pulau tersebut sejak tahun 2018. STC dipercaya didukung oleh pemerintah Uni Emirat Arab (UEA).
Sebelum terjadi kemelut ini pun sebenarnya akses ke Pulau Socotra cukup sulit. Dari Yaman, orang harus menaiki pesawat khusus yang hanya terbang seminggu sekali dan itupun hanya dikhususkan bagi penduduk Socotra. Wisatawan asing dan penduduk non Socotra justru lebih mudah mengakses pulau ini lewat UEA. Bahkan satu-satunya jaringan telekomunikasi di pulau ini pun berasal dari perusahaan asal UEA.
BACA JUGA: Ini 8 Agama Tertua di Dunia, Lengkap dengan Jumlah Umatnya
4. Rumah untuk flora dan fauna endemik
Jika dilihat pohon di Pulau Socotra berbentuk tak biasa. Kebanyakan berbentuk seperti payung dengan ranting-ranting yang mengarah ke atas. Para ilmuwan yakin bahwa morfologi ini dipengaruhi oleh kondisi alam Socotra yang kering dan jarang diguyur hujan. Pohon tersebut membentuk payung untuk mengurangi evaporasi. Menariknya lagi ada tanaman yang disebut pohon naga berdarah karena mengeluarkan getah berwarna merah. Nama ilmiahnya Dracaena cinnabari dan hanya bisa ditemukan di pulau tersebut.
Ada pula yang disebut Adenium Obesum Socrotanum, sejenis pohon tanpa dedaunan yang bentuknya seperti botol atau kendi tanah liat. Tanaman ini juga hanya ada di Socotra dan sayangnya hanya tersisa beberapa ratus saja.
Hewan yang ada di Pulau Socotra pun cukup unik. Merujuk liputan BBC, banyak unggas langka alias endemik di sana. Salah satunya Socotra Bunting, Socotra Cormorants, dan Egyptian Vulture yang tak bisa ditemukan di tempat lain manapun di dunia.
5. Didapuk menjadi kawasan konservasi dan heritage oleh UNESCO
Keunikan Pulau Socotra membuat UNESCO mendapuknya sebagai kawasan warisan dunia yang harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Namun, status tersebut tidak membebaskan pulau eksotis ini dari ancaman eksploitasi alam berlebihan. Sejak terekspos, pulau ini menarik perhatian banyak investor dan wisatawan dari negara makmur yang rela membayar mahal untuk merasakan keindahannya. Jika berlebihan, ada risiko kerusakan alam yang mengancam keberadaan flora dan fauna endemik, serta kehidupan warganya yang tentram.
Dengan keberadaan manusia dan masih adanya peradaban di Pulau Socotra tersebut, tak heran bila sampai sekarang tidak ada tanda-tanda keberadaan binatang Jassasah ataupun Dajjal yang diyakini dalam kepercayaan Islam.
Bisa disimpulkan bahwa pulau ini tak lebih dari sebuah pulau indah yang diciptakan Tuhan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jika bisa dibandingkan, pulau ini mirip dengan Kepulauan Galapagos yang juga menyimpan kekayaan flora dan fauna yang luar biasa. Semoga informasi di atas bisa membuka wawasan Sedulur semua, ya.