Bagi Sedulur yang menyukai karya-karya Pramoedya Ananta Toer tentu sudah sangat familiar dengan Pulau Buru. Pulau yang terletak di Maluku ini menjadi salah satu tempat penuh sejarah karena jadi lokasi pengasingan tokoh-tokoh ternama seperti Pramoedya dan beberapa tahanan politik lain pada masa rezim Orde Baru.
Bahkan, dalam salah satu karyanya, Pramodeya menceritakan suasana di Pulau Buru saat menjadi tahanan politik. Ia juga membuat karya yang bertajuk Tetralogi Pulau Buru. Namun, dimanakah pulau ini berada dan apa saja fakta menarik di dalamnya? Yuk simak rangkuman informasinya menariknya berikut ini!
BACA JUGA : 18 Peristiwa Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Wajib Tahu!
Dimana Pulau Buru?
Pulau Buru merupakan sebuah pulau yang berada di antara gugusan Kepulauan Maluku. Penduduknya merupakan etnis asli yang bernama suku Buru. Tak hanya itu, beberapa pendatang seperti suku Ambom, Maluku, dan Buton juga mendiami pulau ini.
Menurut data BPS yang dirilis pada 1997, wilayah seluas 8.473 km persegi ini dihuni sekitar 105.222 jiwa. Masyarakat Pulau Buru sendiri mendiami tiga wilayah besar seperti Air Buaya, Namlea, dan Leksula.
Fakta menarik Pulau Buru
Di balik keindahannya, Pulau Buru ternyata menyimpan sejumlah fakta memilukan dan menyedihkan. Salah satunya adalah pulau ini menjadi saksi sejarah untuk puluhan tahanan politik yang diasingkan di era masa Orde Baru. Berikut ini deretan fakta menarik soal Pulau Buru di Maluku.
1. Dijadikan tempat pengasingan
Fakta menarik dari Pulau Buru yang pertama adalah dijadikan sebagai tempat pembuangan orang-orang yang dianggap telah terlibat dalam G30S/PKI dan mendukung Presiden Soekarno pada tahun 1969-1979. Pulau ini dianggap sebagai ‘gulag’ ketika masa Orde Baru. Gulag adalah penjara yang mengoperasikan sistem hukuman berupa kamp kerja paksa dan juga kamp transit bagi orang-orang yang melawan pemerintah.
Para tahanan waktu itu ditahan tanpa melalui sidang terlebih dahulu sehingga tidak dapat dinyatakan bersalah secara hukum. Pembuangan para tahanan politik ini sebenarnya merupakan salah satu dari proyek orde Orde Baru untuk bisa membersihkan Orde Lama. Para tahanan politik ini dianggap akan membahayakan rezim tersebut jika tidak diasingkan.
Salah satu tokoh ternama yang diasingkan di pulai ini adalah penulis fiksi sejarah yaitu Pramoedya Ananta Toer. Ia dianggap bersikap oposisi dan melawan pemerintahan Orde Baru. Meski diasingkan di Desa Savana Jaya, kreativitas dan jiwa Pram sebagai penulis seakan tidak pernah mati. Ia membuat tetralogi Pulau Buru yang mana terdiri dari empat serial yaitu Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca. Karya Pram ini sempat dilarang peredarannya di masa Orde Baru karena dianggap sebagai golongan kiri dan isinya mengandung ajaran komunisme.
BACA JUGA : Anggota Panitia 9 Beserta Tugasnya dalam BPUPKI
2. Kedatangan China
Awal abad ke-7 M, pelaut dari Zaman Dinasti Tang mengunjungi daerah Maluku, termasuk berkunjung ke Buru. Mereka datang untuk mencari rempah-rempah yang memang melimpah di wilayah tersebut. Kedatangan bangsa Cina ini dirahasiakan untuk mencegah datangnya bangsa lain. Sebelum kedatangan Belanda, daerah Buru masih di bawah pengaruh Kesultanan Ternate.
Pada waktu itu,Kesultanan Ternate terlihat tak hanya menduduki wilayah ini saja, akan tetapi juga menduduki beberapa wilayah lain seperti Pulau Seram, kelang, Manipa dan juga Buano. Pengaruh Kesultanan Ternate ini ini dapat dilihat dari adanya perwakilan Sultan Ternate yang ditempatkan di pulau-pulau tersebut dan kemudian diberi gelar Sangaji atau Gimelaha (Kimelaha). Sejak datangnya VOC ke Indonesia, semua hasil bumi yang dihasilkan Buru kemudian dimonopoli oleh VOC, terutama cengkeh.
3. Penduduk asli
Sesuai dengan namanya, masyarakat asli Pulau Buru adalah Suku Buru. Suku ini menyebut dirinya sebagai Gebfuka atau Gebemliar yang artinya adalah orang dunia atau orang tanah. Sedangkan bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Buru.
Suku Buru tinggal di rumah-rumah panggung yang terbuat dari bambu dengan beratapkan alang-alang atau juga daun kelapa. Untuk kesehariannya, Suku Buru mengumpulkan sagu hutan yang menjadi makanan pokok mereka.
Sebelum mengenal kepercayaan seperti sekarang ini, Suku Buru menganut aliran animisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda sekitar yang dihuni oleh nenek moyang. Masyarakat Buru percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari gunung dan air, sehingga Danau Rana dan juga Gunung Date merupakan tempat yang dianggap keramat bagi penduduk setempat.
BACA JUGA : Mengenal Pengertian Romusha Beserta Tujuan dan Dampaknya
4. Benteng VOC
Fakta menarik selanjutnya adalah Pulau Buru memiliki peninggalan bersejarah yaitu Benteng VOC. Benteng ini terletak di Negeri Kayeli, Kecamatan Waeapo. Benteng VOC dibangun oleh Belanda pada tahun 1785 sekaligus menjadi penanda masa kejayaan Kayeli sebagai pusat pemerintahan Belanda yang dipimmpin oleh Gubernur bernama Bernadus Van Pleuren.
Menurut sejarah, benteng ini sebenarnya dibangun oleh bangsa Portugis yang kemudian direbut oleh Belanda dan dibangun kembali pada tahun 1785. Bangunan dengan bentuk segi empat ini berbahan dasar batu bata pada dinding bagian luar, sedangkan untuk isi tembok berbahan batu kali dengan campuran perekat dari pasir pantai dan juga kapur.
5. Pantai Jikumerasa
Pantai Jikumerasa menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Pulau ini. Pantai Jikumerasa berada di Desa Jikumerasa, Kecamatan Lilialy. Daya tarik yang membuat wisatawan berkunjung ke pulau ini adalah adanya pulau lumba-lumba. Terkadang, lumba-lumba tersebut melompat dari air. Air laut yang berada di pantai ini mempunyai gradasi warna biru, hijau dan juga tosca. Tak hanya itu, pantai ini juga memiliki pasir putih dengan air laut yang jernih dan menjadi tempat favorit memancing warga.
6. Air Terjun Waetina
Air Terjun Waetina terletak di Desa Bara, Kecamatan Airbuaya, atau berada sekitar 120 kilometer dari arah barat Kota Namlea. Air terjun ini mempunyai tiga tingkatan yang setiap tingkatan akan membentuk sebuah kolam. Air pada air terjun ini juga tampak sangat jernih sehingga, batuan yang terdapat di dalam aliran air dapat terlihat dengan sangat jelas. Lingkungan di sekitar Air Terjun Waetina ini juga menghadirkan pepohonan lebat yang masih asri sehingga udara di sana semakin sejuk.
BACA JUGA : Mengenal Tiga Sosok Jenderal Bintang 5 di Indonesia
7. Danau Rana
Pulau ini menyimpan banyak wisata alam yang mengagumkan, salah satunya adalah Danau Rana. Danau ini berada di ketinggin kurang lebih 700 mdpl. Danau Rana merupakan danau terbesar yang ada di Provinsi Maluku. Danau ini menyuguhkan pemandangan yang begitu indah dan udara yang asri. Tak hanya itu, para pengunjung juga dapat menyusuri danau dengan menyewa perahu yang telah disediakan.
8. Bukit Tatanggo
Bukit Tatanggo banyak dijadikan tempat untuk sekadar bersantai untuk menikmati keindahan alam. Jika Sedulur berkunjung ketika sore hari, maka akan mendapat suguhan indahnya matahari terbenenam. Akan tetapi, setelah itu jangan buru-buru untuk pergi meninggalkan tempat ini. Tunggulah hingga agak gelap, maka Sedulur akan dimanjakan dengan langit malam yang dipenuhi bintang dengan jelas.
Demikianlah informasi tentang Pulau Buru beserta fakta menarik dan juga beberapa destinasi wisatanya. Selain dapat belajar tetang sejarah, ketika Sedulur berkunjung ke pulau ini juga dapat menikmati wisata alam yang sangat indah.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.