Zaman Mesolitikum: Kebudayaan, Ciri-Ciri dan Peninggalannya

Jika Sedulur belajar mengenai sejarah, maka salah satu topik yang juga akan dipelajari adalah mengenai zaman pra sejarah. Meski sudah lewat ribuan tahun, tapi hingga saat ini semua peristiwa yang terjadi di zaman prasejarah belum sepenuhnya terkuak. Salah satu masa prasejarah yang menarik untuk dibahas adalah zaman mesolitikum.

Sedulur mungkin cukup familiar dengan istilah mesolitikum, tapi sudahkah memahami secara menyeluruh? Dalam artikel kali ini, akan dibahas banyak hal tentang masa yang memiliki nama lain zaman Batu Pertengahan ini. Kira-kira apa saja? Yuk simak penjelasan di bawah ini!

BACA JUGA: Zaman Paleolitikum: Pengertian, Ciri-Ciri, Hasil Kebudayaannya

1. Pengertian

mesolitikum

Zaman ini dikenal juga dengan nama Batu Pertengahan atau zaman Batu Madya. Manusia zaman mesolitikum diperkirakan hidup sekitar tahun 10.000 – 5.000 SM (sebelum Masehi). Ada pula yang menyebutkan bahwa zaman Batu Pertengahan ini berlangsung di antara periode Paleolitikum dan Neolitikum.

2. Ciri-ciri zaman mesolitikum

Dikutip dari Kompas, ada sejumlah ciri-ciri yang digunakan untuk mengenali zaman ini. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut:

  • Penemuan Kjokkenmoddinger dan abris sous roche
  • Orang yang hidup di zaman ini bertahan hidup dengan berburu, meramu, dan bercocok tanam
  • Sudah mulai mengenal kepercayaan
  • Sudah mengenal seni melukis
  • Peralatan zaman mesolitikum kebanyakan adalah tulang dan batuan kasar
  • Hidup semi nomaden, di tempat-tempat seperti goa atau tepi pantai

BACA JUGA: 16 Manfaat Air Bagi Kehidupan Manusia Sehari-hari

3. Corak kehidupan zaman mesolitikum

mesolitikum

Di masa ini manusia zaman mesolitikum mulai mengenal teknik bercocok tanam. Sehingga untuk bertahan hidup dan mencari makanan, mereka tak lagi hanya mengandalkan dari perburuan saja. Namun jangan dibayangkan metode bercocok tanam yang dilakukan oleh mereka sudah kompleks. Bercocok tanam yang masyarakat pada zaman ini lakukan masih sangat sederhana.

Bahan makanan yang ditanam masih sebatas kacang-kacangan dan umbi-umbian. Selain itu belum ada metode pengairan, pemupukan, atau pembajakan lahan. Ide ini muncul ketika masyarakat zaman Batu Pertengahan melihat sisa makanan yang mereka konsumsi seperti biji-bijian tumbuh ketika terkena air hujan. Hal inilah yang mendorong mereka untuk melakukan metode bercocok tanam.

Metode bercocok tanam yang dilakukan oleh masyarakat mesolitikum inilah yang disebut sebagai salah satu metode pertanian tertua di dunia. Hal ini pulalah yang membuat masyarakatnya memilih hidup di dekat sumber air seperti gua-gua dekat pantai dan pinggir sungai.

Selain itu, kehidupan masyarakat ini memilih untuk hidup secara nomaden. Sebab seiring waktu berjalan, mereka mulai menggantungkan hidup pada metode bercocok tanam, yang artinya membutuhkan lahan-lahan subur untuk ditanami bahan makanan. Ketika lahan yang dipakai tak lagi subur, mereka kemudian berpindah tempat untuk mencari lahan baru yang bisa ditanami. Di zaman ini belum ada transaksi jual beli yang dilakukan, sehingga sistem ekonomi zaman mesolitikum adalah dengan cara bercocok tanam ini lalu  berpindah jika lahan sebelumnya sudah tidak bisa ditanami.

Sementara untuk kehidupan sosialnya, masyarakat zaman ini sudah mulai mengenal sistem yang lebih teratur, yakni pembagian tugas. Dalam sebuah satu keluarga biasanya kaum laki-laki yang berburu dan bercocok tanam, sementara kaum wanita yang mengurus anak atau membuat kerajinan seperti anyaman dan keranjang. Sehingga masyarakat di zaman ini memiliki pola pikir bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka semakin memudahkan mereka untuk melakukan pembagian tugas.

4. Peninggalan zaman mesolitikum

Mesolitikum

Sama seperti masa prasejarah lainnya, kehidupan masyarakat di zaman Batu Pertengahan ini juga memiliki sejumlah peninggalan. Sejumlah peninggalan inilah yang membantu kita semua memahami kehidupan yang terjadi di masa sebelum manusia modern hadir.

Lalu kira-kira apa saja daftar peninggalan zaman ini? Berikut daftarnya:

Kjokkenmoddinger

Seperti dijelaskan di atas, selain berburu, masyarakat zaman Batu Pertengahan sudah mulai melakukan metode meramu. Artinya mereka mulai mengolah bahan-bahan makanan yang didapatkan. Tak heran, peninggalan di zaman ini banyak ditemukan sisa-sisa makanan berupa kulit kerang dan sebagainya.

Hal ini disebut dengan Kjokkenmoddinger. Istilah ini berasal dari bahasa Denmark, kjokken berarti dapur dan modding yang artinya sampah. Oleh karena itu, Kjokkenmoddinger dapat diartikan sebagai sampah dapur berupa kulit kerang atau siput. Dan tingginya biasanya bisa mencapai sekitar 7 meter. Sebab di masanya, masyarakat zaman mesolitikum hanya menumpuk sampah sisa pengolahan makanan yang mereka lakukan dan terjadi dari generasi ke generasi.

Dilansir dari Kompas, Kjokkenmoddinger banyak ditemukan di pantai timur Sumatera, antara Langsa di Aceh hingga Medan.

BACA JUGA: Pengertian Kolaborasi: Jenis, Manfaat, Tujuan & Contohnya

Abris Sous Roche

Abris Sous Roche bisa juga disebut sebagai kebudayaan yang ditemukan di gua-gua. Hal ini merupakan hasil dari kebudayaan masyarakat zaman ini yang tinggal di dalam gua, yang kebanyakan berada di sekitar tepi pantai. Tujuan dari tinggal di gua tak hanya sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan, tetapi juga dari serangan binatang buas.

Kebudayaan Abris Sous Roche biasanya berupa perkakas batu yang sudah diasah dan peralatan dari tulang dan tanduk. Di Indonesia, peralatan tersebut banyak ditemukan di gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur, sehingga dinamakan Sampung Bone Culture. Tak hanya itu ada pula yang ditemukan di Besuki, Bojonegoro, dan Sulawesi Selatan.

Lukisan

Masyarakat zaman mesolitikum bisa dibilang memiliki kebudayaan yang sedikit modern, sebab mereka sudah mulai mengenal karya lukisan. Hal ini dibuktikan ditemukannya lukisan di dinding-dinding gua yang menggambarkan seekor babi hutan yang sedang berlari. Selain itu, ada pula cap tangan berwarna merah yang juga menempel di dinding gua. Hasil kebudayaan ini ditemukan di Gua Leang-leang di Sulawesi Selatan.

Kapak genggam

Kapak ini pertama kali ditemukan pada tahun 1925 oleh Van Stein Callenfels, seorang ahli prasejarah asal Belanda. Ia menemukan kapak genggam di sepanjang pantai timur Sumatera. Sehingga kapak ini disebut juga sebagai kapak Sumatera.

Kapan genggam ini terbuat dari batu kali yang pecah dan sisi luarnya dibiarkan tetap kasar. Sementara bagian yang dalam disesuaikan dengan kebutuhan yang akan digunakan.

Pebble (alat yang terbuat dari tulang)

Ciri khas alat yang digunakan di zaman mesolitikum adalah bagian yang sering digunakan akan dihaluskan. Seperti halnya dengan kapak genggam, metode ini juga ditemukan pada pebble atau nama lain dari alat-alat yang terbuat dari tulang hewan.

Orang yang pertama kali menemukan pebble adalah arkeolog bernama L.J.C van Es. Beberapa bentuk pebble yang pernah ditemukan antara lain belati dari tanduk, mata panah batu yang bersayap dan berpangkal konveks, hematit (besi oksida), lesung batu, serta perhiasan dari kulit kerang.

Kapak Pendek (hachecourt)

Tak hanya kapak genggam, Van Stein Callenfels juga menemukan kapak pendek tak jauh dari ia menemukan kapak genggam. Bentuknya hampir sama dengan kapak Sumatera, namun ukurannya lebih pendek. Sehingga benda ini kemudian dinamakan kapak pendek.

BACA JUGA: Distribusi adalah? Pengertian, Jenis-jenis dan Tujuannya

5. Kepercayaan yang dianut

Kepercayaan mesolitikum yang dianut adalah percaya keberadaan roh nenek moyang. Ritual ini mulai dilakukan di zaman mesolitikum akhir. Hal ini diperkuat dengan bukti adanya lukisan di dinding gua yang menggambarkan kepercayaan mereka. Sementara cap tangan berwarna merah yang juga ditemukan, merupakan simbol kekuatan untuk mencegah kedatangan roh jahat.

Itu dia sejumlah fakta-fakta yang bisa Sedulur tahu tentang zaman mesolitikum. Semoga bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan Sedulur ya.

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!
 
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!