Kurikulum adalah salah satu komponen yang terdapat dalam sistem pendidikan, termasuk di Indonesia. Kurikulum nantinya diharapkan dapat menjadi pedoman atau arahan dalam pelaksanaan proses pendidikan, baik di jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Kurikulum selalu ada di lembaga-lembaga pendidikan formal.
Peran kurikulum adalah untuk memastikan agar proses pembelajaran berjalan terarah. Bahkan ada yang pernah bilang, jika tidak ada kurikulum proses pendidikan tidak akan ada. Hal itu dikarenakan kurikulum menentukan aktivitas proses pendidikan dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Tentunya setiap jenjang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Bahkan bisa diganti setiap tahunnya.
BACA JUGA: Pengertian Pameran: Unsur, Jenis, Tujuan, Manfaat & Fungsinya
Pengertian kurikulum
Kata kurikulum berasal dari Bahasa Yunani curir = pelari dan curere = lintasan lari atau lintasan pacu. Jadi, berasal dari asal katanya, arti kurikulum adalah lintasan lari atau tempat berlarinya peserta ketika sedang berlari.
Pada saat itu pula, kurikulum menjadi istilah untuk menyebutkan jarak yang harus ditempuh untuk memeroleh penghargaan setelah mencapai finish. Agar lebih lengkap, berikut ini pengertian kurikulum menurut para ahli:
- Menurut Harold B. Alberty (1965), kurikulum adalah semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas
- Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974), kurikulum adalah segala upaya yang dilakukan sekolah untuk menstimulus siswa agar belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah.
- Menurut Henry C. Morris (1940), “….the content of instruction without reference to instructional ways or means”.
- Peter F. Oliva (1997:12), menyebutkan bahwa kurikulum adalah “…curriculum itself is a construct or concept, a verbalization of an extremely complex idea or set of ideas”.
- Hilda Taba (1962), “…..A curriculum is a plan for learning; therefore, what is known about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of curriculum”
Fungsi kurikulum
Fungsi ini bermacam-macam tergantung pada yang memiliki kepentingan, dalam hal ini adalah pihak yang terlibat dalam aktivitas pendidikan atau pembelajaran. Contoh kurikulum ini berfungsi sebagai pedoman bagi para guru dalam membuat materi dan tugas-tugas yang bisa dipelajari oleh siswanya.
Secara lebih rinci, fungsi kurikulum adalah seperti penjelasan di bawah ini.
- Fungsi penyesuaian: Kurikulum bersifat mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang sering terjadi dalam lingkungan sosial. Layaknya perubahan dalam kondisi sosial, kurikulum juga cukup dinamis dalam upaya mengikuti perubahan tersebut.
- Fungsi integrasi: Kurikulum dikatakan mampu berfungsi sebagai alat pendidikan yang dapat membentuk pribadi-pribadi yang utuh serta berintegritas di masyarakat. Itulah mengapa dinamakan fungsi integrasi.
- Fungsi diferensiasi: Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang harus diperhatikan. Fungsi ini memerhatikan poin tersebut sehingga perbedaan yang ada pada peserta didik dihargai dan dibuatkan alternatifnya.
- Fungsi persiapan: Kurikulum sering dikatakan sebagai alat pendidikan yang berfungsi untuk membantu mempersiapkan peserta didik dalam upaya melangkah ke jenjang pendidikan berikutnya yang lebih tinggi, serta siap untuk hidup dalam masyarakat apabila peserta didik tersebut tidak melanjutkan pendidikannya.
- Fungsi pemilihan: Kurikulum memberikan fasilitas kepada para peserta didik dengan cara memberi mereka kesempatan untuk memilih program belajar yang sesuai dengan minat serta bakatnya.
- Fungsi diagnostik: Kurikulum memiliki fungsi untuk memahami dan mengarahkan potensi peserta didik sehingga dia dapat menggali terus potensi dan kelebihan, sekaligus memperbaiki kelemahan yang dimilkinya.
Tujuan
Sebagai alat pendidikan, tujuan kurikulum adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu menjadi pribadi yang berkemampuan, kreatif, inovatif, beriman, dan mampu bergaul dalam lingkungan kelak. Kurikulum juga memudahkan pihak-pihak terkait dalam menjalankan sistem pendidikan di lembaga formal, seperti yang digunakan oleh para pihak-pihak berikut ini.
- Kepala sekolah merupakan pimpinan dan manajer dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Beliau bertugas sebagai pimpinan untuk mengelola pendidikan di sekolah, seperti diantaranya adalah melakukan koordinasi dan supervisi pembelajaran dalam lingkup sekolah.
- Para guru. Bagi guru, kurikulum memiliki tujuan untuk dijadikan pedoman dan pegangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sehingga lebih terarah.
- Siswa di sini adalah pihak yang menjadi pusat dalam proses pembelajaran di sekolah. Maka dari itu, sejumlah informasi terkait dengan rencana-rencana atau program-program belajar apa yang akan dan harus dilaluinya harus sampai kepada siswa.
- Untuk masyarakat dan orang tua. Masyarakat atau lebih tepatnya adalah orang tua tidak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran di sekolah. Namun, orang tua memiliki peran dan kontribusi untuk kelancaran dan keberhasilan belajar anak-anaknya di sekolah jika memahami kurikulum yang berlaku.
Peranan
Peranan merupakan sebuah sikap yang ditunjukkan atau dilakukan oleh seseorang karena hak dan kewajibannya pada status atau kedudukannya. Artinya, peranan berkaitan dengan kedudukan seseorang dalam sebuah lingkungan atau kelompok.
Dalam hal ini, kurikulum juga memiliki peranan yang terbagi menjadi tiga, diantaranya peranan konservatif, peranan kreatif, dan peranan kritis dan evaluatif.
- Peranan kurikulum Indonesia adalah peranan konservatif atau menempatkan kurikulum yang dikembangkan agar memiliki kesadaran dan muatan masa lalu yang berkaitan dengan masa kini. Peranan ini dianggap sangat mendasar karena pendidikan merupakan proses sosial masyarakat dan bagian dari masyarakat itu sendiri.
- Peranan kurikulum adalah peranan kreatif atau peran kurikulum dalam mengembangkan sesuatu yang baru dan terkini sesuai dengan perkembangan teknologi dan zaman. Ini juga harus turut serta memperhitungkan kebutuhan di masa yang akan datang agar bisa dipersiapkan dari sekarang.
- Peranan kurikulum berupa peranan kritis dan evaluatif. Artinya, tugas dan tanggung jawab kurikulum dalam membangun siswa atau peserta didik yang peka terhadap situasi dan kondisi yang ada. Mereka juga dituntut untuk mampu mengambil keputusan dan menilai sesuatu dengan solutif yang menghasilkan kemajuan.
BACA JUGA: Sejarah Hari Pendidikan Nasional Beserta Ucapan & Kutipannya
Komponen
Komponen kurikulum adalah poin-poin yang ada dalam sebuah kurikulum. Isinya terdiri atas empat komponen.
Berikut ini komponen tujuan kurikulum adalah yang dijelaskan oleh Soemanto, Wasty, dan Soetopo dalam buku yang berjudul Kepemimpinan dalam Pendidikan (1982).
1. Objective (tujuan)
Komponen yang pertama dalam kurikulum adalah tujuan. Berbeda dengan tujuan yang dibahas sebelumnya, kali ini secara spesifik dibahas dalam konstitusi yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 berupa tujuan pendidikan. Persisnya dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3, yaitu :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
2. Knowledges (materi)
Berikutnya materi kurikulum berupa bahan pengajaran yang terkandung dalam kurikulum. Artinya, dalam menyusun bahan ajar itu tidak boleh asal jadi karena perlu banyak aspek yang dipertimbangkan, menyesuaikan dengan jenjang pendidikan dan lain-lain. Semua itu diatur dalam kurikulum sebagai panduannya.
3. School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah)
Keberhasilan kurikulum tidak hanya terpaku pada pembuatan materi. Ternyata, interaksi antara guru dan siswa juga mendukung keberhasilan tersebut. Hal lain yang menunjang juga seperti sistem pengajaran, cara guru menyampaikan materi, praktikum, serta bimbingan.
4. Evaluation (penilaian)
Pengembangan kurikulum adalah salah satunya karena komponen terakhir ini. Penilaian selalu dibutuhkan untuk mendapat gambaran ketercapaian tujuan dan untuk mengetahui apakah penerapan kurikulum berhasil atau tidak. Karena sifatnya yang dinamis, evaluasi ini menjadi kegiatan penting yang tidak oleh sampai terlewatkan atau diabaikan oleh pihak yang terlibat.
Melalui evaluasi, kurikulum bisa dikembangkan menjadi lebih baik. Ini juga berpengaruh pada output berupa anak didik yang bisa belajar dengan lebih efektif dan efisien karena kurikulumnya sesuai dengan karakter dan kebutuhan.
Kurikulum adalah pembahasan yang menarik karena berkaitan dengan efektivitas proses belajar mengajar dalam lingkungan pendidikan. Semoga Sedulur menjadi lebih paham dan bisa memerhatikan kurikulum sebagai pedoman belajar dan mengajar agar prosesnya bisa lebih efektif dan efisien.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!