Rumah adat Suku Dayak dikenal dengan nama Rumah Adat Lamin. Rumah adat ini menjadi salah satu rumah masyarakat pedalaman yang memiliki keunikan tersendiri. Tidak hanya dari segi ukuran, Rumah Adat Lamin juga memiliki keunikan dalam segi arsitektur bangunannya.
Rumah Adat Lamin berasal dari provinsi Kalimantan Timur. Rumah adat ini dikenal sebagai rumah panjang yang dapat menampung banyak keluarga dalam satu rumah. Konon, rumah adat ini dapat ditinggali oleh 25 hingga 30 kepala keluarga yang hampir menyerupai satu buah desa di wilayah lain. Melihat fakta unik ini, tentu Sedulur terbayang betapa besarnya rumah adat ini.
Nah, supaya rasa penasaran Sedulur tentang keunikan Rumah Adat Lamin dan asal provinsinya dari mana terjawab. Yuk, simak ulasannya berikut ini!
BACA JUGA: Mengenal 8 Rumah Adat Riau Beserta Bentuk dan Susunannya
Rumah besar dan panjang
Keunikan Rumah Adat Lamin adalah memiliki ukuran yang besar dan panjang. Rumah adat ini memiliki panjang 300 meter, lebar 15 meter dan tinggi 3 meter. Oleh karena itu, Rumah Adat Lamin mampu menampung sedikitnya 100 orang.
Ukuran rumah yang besar disesuaikan dengan ciri khas Suku Dayak yang hidup secara berkelompok dalam satu rumah. Hal ini juga digunakan untuk menandakan bahwa Suku Dayak memiliki sifat kekeluargaan yang tinggi.
Dikutip dari Kemdikbud.go.id, Rumah Adat Lamin memiliki bentuk rumah panggung dan kebanyakan dihuni oleh keluarga Suku Dayak Kalimantan Timur terutama Suku Dayak dari Etnis Benuaq.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Rumah Adat Lamin Kalimantan Timur merupakan peninggalan budaya yang ada di Kalimantan. Hal ini perlu dilestarikan agar budaya lokal tetap bisa hidup dan menjadi kekayaan budaya tanah air.
Menggunakan kayu hutan yang kuat
Keunikan Rumah Adat Lamin yang selanjutnya adalah menggunakan kayu hutan untuk bahan pembangunannya. Kayu hutan yang paling banyak digunakan adalah kayu ulin dan kayu besi yang cukup kuat dan tahan lama. Namun tidak jarang, rumah adat ini juga menggunakan beberapa kayu lain, seperti kayu meranti, kayu kapur, dan kayu bengkirai.
Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan ini sudah sangat pas, mengingat kayu sangat mudah ditemui pada hutan di pulau Kalimantan. Tidak hanya itu, bahkan dahulu rumah adat ini tidak menggunakan paku untuk merekatkan bangunan dan hanya menggunakan tali-talian dari tanaman hutan.
Sangat unik sekali, bukan ?
BACA JUGA: Rumah Adat Aceh: Sejarah, Ciri, Filosofi & Struktur Bangunannya
Memiliki nilai seni yang tinggi
Suku Dayak memang terkenal bagus dalam membuat karya seni. Tak heran, rumah tempat tinggal mereka juga harus dihias seindah mungkin. Seperti adanya ukiran naga di bagian atap rumah yang memiliki makna kepahlawanan serta keluhuran.
Rumah Adat Lamin memiliki ukiran yang ada pada seluruh bagian rumah, mulai dari bagian dinding, pilar, dan kayu. Ukiran-ukiran ini memiliki warna yang khas, yaitu hitam dan kuning. Selain ukiran, karya seni lain yang dapat dijumpai pada Rumah Adat Lamin adalah lukisan dan patung burung enggang.
Burung enggang merupakan burung yang asli berasal dari Kalimantan. Masyarakat Dayak sendiri meyakininya sebagai simbol pemersatu antarsuku. Selain enggang, ada pula figur udo lenjau (harimau), legunan (naga),(wajah manusia), udo (wajah manusia), aso (anjing), tanjau (tempayan/guci), kelunan/uyat (manusia utuh), dan munik (pohon beringin).
Kebiasaan di rumah yang unik
Rumah Adat Lamin bagi masyarakat Dayak sudah seperti sebuah desa. Hal itu karena seluruh anggota masyarakatnya hidup bersama dalam satu atap yang sama. Selain memiliki ruangan kosong yang luas, Rumah Adat Lamin juga memilliki ruangan khusus yang terdiri dari bilik pribadi untuk tempat tinggal sebuah keluarga.
Komunitas yang hidup dalam Rumah Adat Lamin biasanya adalah keluarga yang memiliki hubungan saudara dekat. Jika tidak, atau jika ada keluarga jauh lainnya yang ingin bergabung, maka Rumah Adat Lamin akaan diperluas dengan membangun satu unit di salah satu ujung rumah.
Selain itu, apabila ada anggota keluarga yang ingin keluar atau melepaskan diri, bagian milik keluarga tersebut dalam Rumah Adat Lamin akan dibongkar. Sementara itu, di tengah-tengah bangunan merupakan bagian yang digunakan sebagai tempat pemimpin atau kepala adat.
BACA JUGA: 8 Rumah Adat Jawa Barat Lengkap Beserta Nama & Keunikan
Jumlah anak tangga
Karena berbentuk rumah panggung, anggota yang tinggal di Rumah Adat Lamin tentu harus menggunakan anak tangga sebelum masuk rumah. Sekilas memang tidak ada yang unik, namun jika dikulik lebih dalam, anak tangga ini memiliki makna yang mendalam.
Jumlah anak tangga pada rumah adat ini haruslah berjumlah ganjil. Hal ini karena nenek moyang Suku Dayak memiliki keyakinan bahwa jumlah anak tangga yang ganjil melambangkan keselamatan. Namun, saat ini anak tangga sebelum masuk Rumah Adat Lamin tidak harus berjumlah ganjil karena juga memperhitungkan kenyamanan para penghuni.
BACA JUGA: Mengenal Rumah Adat Lampung: Sejarah, Jenis & Keunikannya
Sebagai tempat aman dari binatang buas
Alasan lain Rumah Adat Lamin yang menggunakan rumah panggung, yaitu sebagai tempat berlindung yang aman dari serangan binatang buas. Kita ketahui bersama bahwa rumah adat ini banyak dibangun sepanjang aliran sungai, dengan demikian, rumah harus didesain tinggi untuk menghindar jika tiba-tiba ada binatang buas yang menyerang.
Sebagai tempat penyimpanan
Fungsi lain rumah panggung pada Rumah Adat Lamin adalah bagian bawahnya dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan barang. Barang-barang yang disimpan juga sangat beragam, mulai dari peralatan memasak, peralatan berburu, maupun untuk menyimpan stok bahan makanan. Tidak hanya itu, bagian bawah rumah adat ini juga biasa digunakan sebagai kandang ternak atau tempat menyimpan hasil bumi.
Demikian tadi penjelasan tentang Rumah Adat Lamin asal provinsi Kalimantan Timur yang memiliki sejuta keunikan. Dari penjelasan di atas juga kita bisa mengetahui bahwa keunikan rumah adat lamin adalah pada bagian struktur bangunan serta corak cat yang ditampilkan. Semoga ulasan di atas bisa membuat Sedulur semakin memahami ragam budaya yang ada di seluruh penjuru Indonesia ya.