Aceh selain terkenal akan budaya, kuliner, dan julukannya sebagai serambi mekkah, provinsi di ujung barat Indonesia tersebut menyimpan sejarah peradaban masyarakat kunonya. Sebagai bukti nyata, di provinsi tersebut hadir sebuah kerajaan bernama kerajaan Aceh. Kerajaan Aceh terletak di utara Pulau Sumatra dengan ibu kota Kutaraja ( Banda Aceh).
Kerajaan Aceh mulai mencapai masa kejayaan pada masa pemerintah Sultan Iskandar Muda tepatnya tahun (1607 – 1636). Di bawah kepemimpinan Sultan, Aceh sukses melakukan penaklukan wilayah Pahang, di mana daerah ini kaya akan sumber timah dan melakukan serangan terhadap bangsa Portugis di Melaka.
Agar lebih memahami sejarah Kerajaan Aceh dari mulai letak, masa kejayaan hingga masa keruntuhan Kerajaan Aceh, yuk simak ulasan artikel selengkapnya di bawah ini.
BACA JUGA: Kerajaan Samudera Pasai: Sejarah, Kejayaan & Peninggalannya
Sejarah Kerajaan Aceh
Ada beberapa faktor di balik lahirnya kerajaan ini, namun alasan utama karena kekuatan dari Barat tiba di Malaka untuk melakukan beragam keperluan. Akibatnya, Sultan Ali Mughayat Syah dan nantinya akan menjadi raja pertama Kerajaan Aceh mulai menyusun strategi. Dia mulai mengumpulkan kerajaan kecil dan menjadikan satu kerajaan besar bernama Kerajaan Aceh.
Maka bisa disimpulkan pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah dan mulai berkuasa pada rentang waktu antara (1496 – 1528 M). Di bawah kekuasaannya, kerajaan ini sebelumnya bernama kerajaan Darussalam, sebelum berganti seperti sekarang.
Sultan Ali Mughayat Syah melakukan beragam cara agar kerajaan tersebut kokoh dan sanggup melawan kekuatan barat. Dia membentuk pasukkan angkatan matra darat dan laut dengan kekuatan penuh. Selama masa kekuasaannya, Sultan Ali Mughayat Syah menciptakan dasar politik sejumlah lima poin.
- Tidak bergantung dengan pihak luar dan berusaha memenuhi segala kebutuhan sendiri.
- Menjalin kekuatan dan persahabatan bersama kerajaan-kerajaan islam di seluruh nusantara.
- Selalu menanamkan sikap waspada terhadap segala ancaman negara dari barat.
- Terbuka dengan bantuan tenaga ahli dari pihak luar.
- Melakukan aktivitas syiar islam dengan menjalankan dakwah ke seluruh penjuru nusantara.
Wilayah kekuasan Kerajaan Aceh
Kerajaan tersebut punya corak Islam dan berada di utara Pulau Sumatra dengan ibukota Kutaraja Banda Aceh. Didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah 1496 kerajaan ini punya kekuasaan meliputi Provinsi Aceh, Pesisir Sumatra Utara dan Semenanjung Melayu. Sebelumnya, kekuasaan kerajaan ini masih ditangan kerajaan Lamuri dengan corak Hindu. Namun karena Lamuri kalah perang maka kerajaan Aceh berhasil menguasai.
Raja Kerajaan Aceh
Raja silih berganti memeritah kerajaan ini, dan semua raja-raja punya kekurangan dan kelebihan saat memegang jabatan di Kerajaan Aceh. Diketahui kerajaan tersebut mulai berkuasa pada akhir abad ke-15 sampai dengan awal abad ke-20. Dalam waktu empat tahun, tercatat 35 orang sultan pernah memerintah kerajaan yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah tahun 1496 masehi itu.
Berikut ini daftar raja-raja dan pernah memerintah Kerajaan Aceh. Yuk simak dan pahami artikel selengkapnya di bawah ini.
- Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M)
- Sultan Salahudin (1528-1537 M)
- Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M)
- Sultan Husein Ali Riayat Syah (1568-1575 M)
- Sultan Muda (1575 M)
- Sultan Sri Alam (1575 – 1576 M)
- Sultan Zain al-Abidin (1576-1577 M)
- Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589 M)
- Sultan Buyong (1589-1596 M)
- Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604 M)
- Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M)
- Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636 M)
- Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M)
- Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675 M)
- Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678 M)
- Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688 M)
- Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699 M)
- Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702 M)
- Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703 M)
- Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726 M)
- Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726 M)
- Sultan Syams al-Alam (1726-1727 M)
- Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735 M)
- Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760 M)
- Sultan Mahmud Syah (1760-1781 M)
- Sultan Badr al-Din (1781-1785 M)
- Sultan Sulaiman Syah (1785-…)
- Alauddin Muhammad Daud Syah Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815 M) dan (1818-1824 M)
- Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818 M)
- Sultan Muhammad Syah (1824-1838 M)
- Sultan Sulaiman Syah (1838-1857 M)
- Sultan Mansur Syah (1857-1870 M)
- Sultan Mahmud Syah (1870-1874 M)
- Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903 M)
Masa kejayaan kerajaan Aceh
Kerajaan di utara Pulau Sumatra dengan ibukota Kutaraja Banda Aceh ini, pernah mengalami masa-masa kejayaan. Abad ke-17 di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada (1607 M – M-1636 M) menjadi masa paling berharga untuk Kerajaan Aceh mengalami masa jayanya. Di tangan Sultan Iskandar Muda, kerajaan ini sukses memajukan berbagai macam bidang.
Bidang perdagangan, kerajaan ini tumbuh menjadi kerajaan besar dan punya kuasa dalam perdagangan Islam. Bukti lainnya adaah sukses menjadi bandar transit untuk menghubungkan perdagangan Islam dengan barat. Pada masa tersebut, kerajaan Aceh punya pengaruh agam dan kebudayaan Islam sangat besar pada kehidupan masyarakatnya.
Alhasil, daerah tersebut dikenal dengan Seuramo Mekkah atau biasa kita kenal sekarang sebagai Serambi Mekkah. Sultan Iskandar Muda juga berhasil dalam melanjutkan perjuangan Aceh dalam melakukan serangan Portugis dan kerjaan Johor di Semenanjung Malaya.
BACA JUGA: Pakaian Adat Aceh Pria dan Wanita Penuh Makna & Filosofi
Keberhasilan Kerajaan Aceh
Kerajaan tersebut pernah menorehkan tinta emas dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan ala militer. Bahkan Aceh berhasil dalam menorehkan peradaban Islam yang jaya sehingga pada akhirnya wilayah di ujung barat negara Indonesia itu mendapat julukan Serambi Mekkah.
Masa keruntuhan Kerajaan Aceh
Meski sempat jaya di masa pemerintah Sultan Iskandar Muda, namun kerajaan ini tidak mampu terhindar dari masa keruntuhan. Keruntuhan bermula saat Sultan Iskandar Muda wafat pada 1636 dan berlanjut pada perebutan kekuasaan. Saat masa keruntuhannya dipimpin oleh Sultan Iskandar Thani. Faktor lainnya adalah karena Belanda semakin kokoh menguasai Sumatra dan Selat Malaka.
Kehidupan politik Kerajaan Aceh
Kerajaan yang didirikan Sultan Ali Mughayat Syah ini pernah mengalami masa-masa penting dalam bidang politik. Tepatnya sebelum dan sesudah pemerintahan Sultan Iskandar Muda cukup berbeda. Pada periode awal dan dimasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, kerajaan ini banyak berfokus pada pembentukan kekuatan militer untuk mengantisipasi ancaman dari luar. Bahkan selama dipegang Sultan Iskandar Muda, berhasil menata dengan rapi kebijakan dalam berpolitik. Khususnya dalam melakukan kegiatan ekspansi dan perdanganan kerajaan Islam.
BACA JUGA: 13 Kota Tertua di Indonesia, Apa Ada Kota Tempat Tinggalmu?
Peninggalan Kerajaan Aceh
Sebagai kerajaan Islam paling berpengaruh di Sumatra, peradaban itu meninggalkan beragam benda-benda bersejarah. Mulai dari masjid Baiturrahman di Banda Aceh, Taman Putra Phang hingga monumen Tiga Meriam di Desa Arongan, Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat atau Meulaboh.
Demikian informasi lengkap sejarah, masa kejayaan, keruntuhan hingga peninggal Kerajaan Aceh. Semoga penjelasan di atas dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita akan kerajaan Islam paling berpengaruh di Sumatra ini.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!