Salah satu jenis kanker yang perlu kita waspadai adalah kanker serviks. Kanker ini merupakan jenis penyakit kanker yang menyerang sel di bagian leher rahim. Kanker ini dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti faktor keturunan, adanya hubungan seksual dengan banyak orang, ataupun terinfeksi bakteri ataupun virus.
Kanker serviks menjadi salah satu jenis kanker yang paling banyak memakan korban wanita di seluruh penjuru dunia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, dilaporkan setidaknya 15.000 kasus mengenai kanker ini di Indonesia yang terjadi setiap tahunnya.
Simak informasi berikut untuk lebih mengetahui tentang kanker serviks dan lebih mewaspadai bahayanya. Sedulur juga dapat melakukan pecegahan untuk mengindarkan diri dari kasus kanker tersebut.
BACA JUGA: Kadar Kolesterol Normal dan Penyakit yang Bisa Ditimbulkan
Pengertian kanker leher rahim
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang menyerang sel-sel di leher rahim. Kanker ini dapat terjadi apabila sel pada leher rahim ada yang tidak normal dan kemudian berkembang terus menerus tanpa bisa dikendalikan.
Sel-sel abnormal yang berkembang dengan cepat ini akan mengakibatkan terjadinya tumor pada bagian serviks dan menjadi tumor ganas. Tumor inilah yang nantinya berkembang menjadi penyebab kanker serviks.
Namun demikian, sifat kanker ini adalah tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala akan mulai muncul saat kanker memasuki tahap stadium lanjut dan sudah mulai menyebar. Pada banyak kasus yang terjadi, kanker ini selalu berkaitan dengan adanya infeksi menular seksual (IMS) karena bergonta-ganti pasangan saat berhubungan seksual.
Jenis kanker serviks
Terdapat dua jenis kanker serviks yang menyerang manusia, yaitu:
- Karsinoma sel skuamosa (KSS)
Merupakan jenis kanker serviks yang bermula pada sel skuamosa serviks atau sel yang melapisi bagian luar leher rahim. - Adenokarsinoma
Merupakan jenis kanker serviks yang bermula di sel kelenjar pada saluran leher rahim.
BACA JUGA: Sistem Ekskresi: Pengertian, Organ, Fungsi & Penyakitnya
Faktor risiko
Beberapa faktor risiko terjadinya kanker serviks adalah sebagai berikut.
1. Faktor keturunan
Merupakan faktor risiko yang disebabkan karena mutasi gen yang diturunkan dari generasi sebelumnya. Jika salah satu atau lebih anggota keluarga, seperti ibu, nenek, atau sepupu wanita mengalami kanker, maka anggota keluarga yang lain juga akan lebih rentan terkena penyakit kanker.
2. Bertambahnya usia
Faktor selanjutnya adalah pertambahan usia. Semakin dewasa, maka risiko penyakit ini akan semakin meningkat. Risiko paling rendah adalah usia 15 tahun, sedangkan risiko menjadi tinggi pada usia diatas 40 tahun.
3. Kebiasaan merokok
Selanjutnya yaitu kebiasaan merokok yang dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya kanker serviks. Hal ini karena tembakau mengandung banyak zat kimia berbahaya yang alangkah lebih baik tidak dikonsumsi oleh tubuh.
4. Pola makan kurang sehat
Kurang konsumsi buah dan sayur dapat membuat wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks karena pola makan kurang sehat. Selain itu, pola makan yang tidak teratur dan mengakibatkan terjadinya obesitas juga lebih rentan terkena adenocarcinoma pada serviks.
5. Melakukan aktivitas seksual dengan banyak pasangan
Selanjutnya adalah melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan. Kegiatan ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit HPV 16 dan 18. Tidak hanya itu, risiko ini juga akan meningkat apabila seseorang melakukan aktivitas seks tanpa kondom dan penggunaan sex toys secara bersamaan.
6. Konsumsi kontrasepsi oral jangka panjang
Konsumsi kontrasepsi oral (pil KB) dalam jangka waktu yang panjang, yakni lebih dari lima tahun juga dapat meningkatkan risiko kanker ini. Pencegahan kehamilan dapat dipertimbangkan kembali dengan memilih kontrasepsi yang lain selain pil KB.
7. Jumlah kehamilan dan melahirkan
Jumlah berapa kali pernah hamil juga dapat menjadi faktor risiko yang harus diwaspadai. Hal ini berlaku pada wanita yang pernah mengalami kehamilan hingga melahirkan tanpa terjadi keguguran sebanyak tiga kali atau lebih.
8. Hamil atau melahirkan di usia sangat muda
Masih seputar melahirkan, jika seorang wanita hamil dan melahirkan pada usia yang sangat muda (kurang dari 17 tahun) akan dua kali lebih rentan terkena kanker serviks.
9. Terinfeksi klamidia
Faktor risiko selanjutnya terjadi pada wanita yang menunjukkan (pernah atau sedang) mengalami infeksi salah satu penyakit menular seksual, yaitu klamidia.
10. Konsumsi obat diethylstilbestrol (DES)
Penggunaan obat DES atau obat pencegah keguguran pada saat hamil akan memiliki risiko lebih besar terkena kanker ini.
11. Imunosupresi
Pengobatan yang menurunkan sistem imun atau imunosupresi, seperti saat terkena human immunodeficiency virus (HIV), dapat meningkatkan risiko terkena infeksi HPV.
12. Akses kesehatan yang sulit
Faktor risiko terakhir adalah akses kesehatan yang sulit bagi orang-orang kurang mampu. Hal ini karena salah satu cara deteksi dini kanker ini adalah menggunakan pap smear yang membutuhkan biaya cukup besar.
Penyebab kanker serviks
Penyebab kanker serviks adalah virus HPV atau human papilomavirus. Dari sekitar seratus jenis HPV, sejauh ini hanya ada kira-kira 13 jenis HPV yang dapat menyebabkan kanker ini. Nantinya, di dalam tubuh wanita, virus tersebut akan menghasilkan dua jenis protein yaitu E6 dan E7. Kedua protein tersebut memicu pertumbuhan sel-sel dinding rahim secara agresif menjadi tumor dan mampu menonaktifkan gen-gen tertentu yang bertugas menghentikan perkembangan tumor.
Infeksi oleh virus ini cenderung meningkat pada orang dengan aktivitas seksual yang tinggi. Contohnya adalah melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan, melakukan seks tanpa kondom ataupun menggunakan mainan seks (sex toys) secara bergantian. Selain itu, wanita yang tidak pernah mendapatkan vaksin HPV juga akan memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi.
Sementara itu, tidak ada makanan penyebab kanker serviks. Namun beberapa makanan, seperti olahan daging, alkohol, maupun masakan yang terlalu matang dapat meningkatkan risiko tekena penyakit ini karena dalam prosesnya menyebabkan adanya karsinogen.
BACA JUGA: 15 Manfaat Daun Sirih Cina untuk Berbagai Macam Penyakit
Gejala kanker seviks
Gejala kanker serviks akan muncul ketika sel tumor sudah aktif tumbuh. Beberapa gejala yang dapat diwaspadai antara lain:
- Terjadi pendarahan yang tidak wajar pada vagina.
- Siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
- Kehilangan nafsu makan.
- Cairan vagina menjadi tidak normal, seperti mulai berbau menyengat atau disertai darah.
- Nyeri pada panggul (pada perut bagian bawah).
- Badan menjadi lemas dan mudah lelah.
- Nyeri saat berhubungan seks.
- Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.
- Berat badan menurun.
- Salah satu bagian kaki membengkak.
Diagnosis
Diagnosis kanker serviks dilakukan dengan tes pap smear. Jika ditemukan potensi adanya kanker serviks, maka langkah selanjutnya adalah pemerikasaan tahap stadium kanker. Beberapa tes yang dilakukan, meliputi:
1. Kolposkopi
Merupakan prosedur yang dilakukan dengan mikroskop kecil untuk memeriksa leher rahim.
2. Cone biopsy
Merupakan prosedur yang dilakukan di bawah obat bius. dengan mengambil sebagian kecil sel berbentuk kerucut pada serviks untuk diperiksa.
3. Pemeriksaan kondisi rahim, vagina, rektum, dan kemih.
Dilakukan dengan tes darah untuk memeriksa kondisi di sekitar organ kewanitaan, seperti tulang, darah dan ginjal. Kemudian dilanjutkan dengan tes pemindaian, yaitu dengan teknologi Computerised Tomography (CT) scan, Magnetic resonance imaging (MRI) scan, X-ray, dan Positive emission tomography (PET) scan. Tes tersebut digunakan untuk mengidentifikasi tumor kanker apabila selnya telah menyebar atau mengalami metastasis.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah stadium kanker serviks yang perlu Sedulur ketahui.
Sementara itu, berikut adalah angka harapan hidup penderita kanker serviks berdasarkan stadium yang dialami:
- Stadium 1: 80–93%
- Stadium 2: 58–63%
- Stadium 3: 32–35%
- Stadium 4: ≤16%
Pengobatan kanker serviks
Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan ketika terkena kanker ini, antara lain dengan operasi, radioterapi, dan kemoterapi. Ketiga metode pengobatan tersebut juga bisa dikombinasikan.
1. Operasi
Merupakan tindakan untuk mengangkat bagian yang terinfeksi kanker. Operasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
- Radical trachelectomy, yaitu prosedur untuk mengangkat serviks, jaringan sekitarnya dan bagian atas vagina, namun rahim tetap pada tempatnya.
- Histerektomi total, yaitu prosedur yang dilakukan dengan mengangkat serviks dan rahim sesuai dengan stadium kanker.
- Pelvic exenteration, yaitu operasi besar untuk mengangkat serviks, kemih, indung telur, vagina, rahim, tuba falopi, dan rektum.
2. Radioterapi
Prosedur ini biasa dilakukan pada tahap awal kanker serviks dengan dikombinasikan bersama operasi. Namun jika kanker sudah memasuki tahap lanjut, radioterapi akan dikombinasikan dengan kemoterapi untuk mengurangi perdarahan dan rasa sakit pada pasien.
3. Kemoterapi
Merupakan prosedur paling terkenal dalam pengobatan kanker. Prosedur ini dapat dijadikan sebagai pengobatan tunggal ataupun dikombinasikan dengan radioterapi.
BACA JUGA: 12 Penyakit Menular Seksual: Ciri, Penyebab & Pengobatannya
Komplikasi kanker serviks
Kanker serviks juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi sebagai efek samping dari pengobatan yang dilakukan. Berikut adalah beberapa contoh komplikasinya.
- Menopause dini.
- Gangguan limfa, ditandai dengan adanya pembengkakan pada tangan atau kaki.
- Dampak emosional.
Sementara itu, komplikasi ketikan karena kanker serviks sudah pada tahapan yang cukup parah, yaitu:
- Penggumpalan darah.
- Gagal ginjal.
- Perdarahan.
- Fistula, atau terbentuknya saluran abnormal yang menghubungkan organ-organ dalam tubuh.
Waktu ke dokter
Waktu yang tepat untuk ke dokter adalah sedini mungkin. Jika Sedulur merasa mengalami gejala kanker serviks di atas, maka jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalisir akibat yang akan terjadi.
Akan tetapi, langkah terbaik yang dapat dilakukan para wanita yang sudah menikah atau aktif berhubungan seksual adalah secara rutin pergi ke dokter untuk memeriksakan diri dan mendapatkan vaksin HPV. Wanita berusia di atas 40 tahun juga sangat disarankan melakukan tes pap smear secara rutin.
Pencegahan kanker serviks
Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:
- Mendapatkan vaksinasi HPV sedini mungkin.
- Hindari kebiasaan merokok.
- Melakukan hubungan intim dengan menggunakan kondom.
- Menjaga kebersihan area intim kewanitaan.
- Rutin melakukan pemeriksaantes pap smear.
Sekian informasi mengenai kanker serviks dan gejala, penyebab, hingga cara pencegahannya. Semoga dengan mengetahui informasi ini, Sedulur dapat lebih berhati-hati dan selalu menjaga kesehatan diri sendiri. Salam sehat.