Laporan keuangan adalah catatan yang sangat penting dalam sebuah perusahaan atau institusi. Hal ini tidak lepas dari fungsinya yang menjaga perputaran keuangan dalam sebuah usaha bisa terkontrol dengan baik. Dalam praktiknya, jenis laporan keuangan ada banyak ragamnya disesuaikan dengan seberapa besar perusahaan yang terbentuk.
Penggunaan laporan keuangan sendiri sebenarnya sudah bisa kita lihat dari pencatatan transaksi di warung makan atau toko kelontong. Biasanya pemilik akan melakukan pencatatan langsung dalam sebuah buku akuntansi secara rutin. Hal itu sudah termasuk dalam laporan keuangan. Namun, ketika perusahaan semakin besar dan ranah usaha yang dimiliki maka akan banyak sekali laporan keuangan yang diperlukan. Pencatatannya pun akan semakin rumit.
Nah, supaya Sedulur semakin mengerti dan mengetahui jenis-jenis laporan keungan dan contohnya? Mari simak ulasan lengkapnya di bawah ini ya!
BACA JUGA: Begini Cara Menghitung Laba Toko Kelontong yang Harus Sedulur Ketahui
Apa itu Laporan Keuangan?
Dalam sebuah perusahaan atau institusi, laporan keuangan merupakan sebuah pencatatan dan pelaporan seluruh transaksi keuangan yang terjadi dalam sebuah bisnis yang sedang berjalan. Biasanya pembuatan laporan keuangan dilakukan dalam periode tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan perusahaan.
Istilah ini sendiri begitu erat dengan mekanisme akuntansi dalam perusahaan. Untuk itu, Ikatan Akuntansi Indonesia atau IAI turut memberikan definisi terkait laporan keuangan. Menurut mereka, laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang dilakukan sebuah entitas bisnis.
Umumnya laporan keuangan memiliki beberapa bagian atau komponen dalam pembentukannya, seperti neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain yang berhubungan langsung dengan perpindahan uang di perusahaan.
Bagian-bagian tersebut nanti akan menunjukkan kondisi keuangan perusahaan sehingga tahu apakah perusahaan mengalami kerugian atau keuntungan dalam satu periode waktu.
Dalam laporan keuangan, kegiatan seperti investasi dan pendanaan akan dicatat dalam neraca serta laporan perubahan modal. Hal ini karena investasi dan pendanaan masuk dalam kategori harta kekayaan perusahaan.
Sementara itu, setiap biaya operasional yang keluar akan dilaporkan dalam laporan laba rugi sehingga bisa dihitung pendapatan bersih dari perusahaan.
Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan syarat sebuah perusahaan bisa dianggap bonafit dan kredibel ketika memasuki pasar saham atau go publik. Untuk itu, laporan keuangan menjadi hal penting bagi perusahaan agar bisa mengembangkan bisnisnya.
Dalam pembuatan laporan keuangan, seluruh perusahaan terikat pada aturan yang sudah dibuat oleh ikatan akuntansi di seluruh dunia. Aturan tersebut tertuang dalam Pedoman Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK. Pedoman ini menentukan adanya lima jenis laporan keuangan seperti laba rugi, neraca, perubahan modal, arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Berikut ini penjelasan lengkap tentang 5 jenis laporan keuangan di atas.
1. Neraca
Neraca adalah bagian penting dalam laporan keuangan. Laporan ini menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu. Posisi keuangan ini akan ditunjukan dengan menampilkan jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban serta ekuitas) perusahaan.
Menurut Smith dan Skousen (2007), neraca juga didefinisikan sebagai laporan pada periode waktu tertentu mengenai sumber daya perusahaan (aktiva), utang (kewajiban) dan kepemilikan terhadap sumber daya (ekuitas).
Pembentukan neraca bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, ada T Form yaitu menempatkan semua harta perusahaan pada sisi kiri neraca dengan judul aktiva atau aset. Sedangkan utang dan modal berada pada sisi kanan dengan diberi judul pasiva.
Sedangkan dalam bentuk kedua, yaitu L Form, maka semua harta perusahaan ditempatkan pada bagian atas neraca dan utang atau modal ditempatkan pada bagian bawah neraca.
Fungsi neraca dalam laporan keuangan sendiri sangat vital, dimana ada dua manfaat yang bisa dirasakan oleh perusahaan seperti berikut ini:
- Menyediakan basis data finansial untuk menghitung tingkat pengembalian perusahaan.
- Mengevaluasi struktur permodalan yang dimiliki perusahan yaitu menilai likuiditas, solvabilitas, serta fleksibilitas keuangan perusahaan.
2. Laporan laba rugi
Jenis laporan keuangan selanjutnya adalah laporan laba rugi. Pengeritan laporan laba rugi sendiri adalah laporan yang biasa digunakan perusahaan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan apakah pada posisi laba atau rugi.
Tujuan utama dari laporan ini untuk mengetahui kinerja keuangan sebuah perusahaan apakah sudah baik atau belum dalam menjalankan bisnisnya.
Dalam pembuatan laporan laba rugi, biasanya perusahaan membuat beberapa acuan seperti menggunakan akun seperti pendapatan, jumlah biaya, serta jenis pengeluarna lain yang tercatat dalam satu periode waktu akuntansi.
Menurut Short, Libby dan Libby (2007, laporan laba rugi juga dijelaskan sebagai laporan utama akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu usaha. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan mengurangi pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Laporan laba rugi menyajikan kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan untuk periode tertentu. Laporan ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja yang telah dicapai perusahaan dan memberikan gambaran tentang pencapaian arus kas di masa mendatang.
Laba yang dihasilkan merefleksikan tingkan profitabilitas perusahaan. Hal tersebut bisa dijadikan indikator tingkat profitabilitas, antara lain marjin kotor, laba operasi, laba sebelum pajak, dan laba operasi berlanjut.
Pembuatan laporan laba rugi perusahaan bisa menggunakan dua metode. Seperti yang dijelaskan oleh Baridwan (2000), ada dua cara yaitu single step model dan multistep model. Berikut ini penjelasannya.
- Single Step Model: bentuk ini tidak melakukan pengelompokan atas pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha tetapi hanya dipisahkan antara pendapatan-pendapatan dan laba dengan biaya-biaya kerugian.
- Multistep Model: dilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan tertentu.
3. Laporan perubahan modal
Catatan yang harus ada dalam laporan keuangan selanjutnya adalah laporan perubahan modal. Laporan ini berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki perusahaan pada periode waktu tertentu. Gambar di atas juga menjadi contoh laporan keuangan terkait perubahan modal dalam perusahaan.
Dalam laporan perubahan modal, juga dijelaskan bagaimana perusahaan mengalami pertambahan atau pengurangan modal yang dicatat secara periodik. Laporan perubahan modal ini biasanya akan bertambah kompleks jika perusahaan sudah berstatus go public dan sahamnya dimiliki oleh pasar.
Catatan laporan perubahan modal ini juga sering disebut sebagai laporan perubahan ekuitas pemegang saham. Pelaporannya pun tergolong lebih cepat dibandingkan perubahan modal perusahaan yang masih tertutup.
Fungsi jenis laporan keuangan ini untuk mengindentifikasi penyebab perubahan ekuitas pemilik perusahaan atas nilai aktiva yang menjadi haknya.
BACA JUGA: Pengertian Firma: Ciri-ciri, Jenis, Kelebihan & Kekurangannya
4. Laporan arus kas
Menurut Warren (1996), laporan arus kas adalah ringkasan catatan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Sehingga laporan arus kas bisa disimpulkan sebagai laporan sumber dan penggunaan dana oleh perusahaan.
Dalam pencatatannya, arus kas biasanya menampilkan dua aktivitas perusahaan seperti transasksi masuk dan transaksi keluar. Transaksi masuk ini bisa berupa pendapatan dan pinjaman dari pihak lain (utang). Sedangkan transaksi keluar meliputi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Pembuatan laporan arus kas biasanya menggunakan tiga metode. Dimana metode ini disesuaikan dengan jenis transaksi yang terjadi. Berikut ini lengkapnya.
- Aktivitas Operasional (Operating): meliputi seluruh kegiatan dan transaksi yang tidak termasuk di dalam kegiatan investasi maupun pembiayaan perusahaan. Arus kas yang berasal dari kegiatan operasional meliputi arus kas dari kegiatan produksi, distribusi dan penyediaan jasa.
- Aktivitas Investasi (Investing): meliputi pembelian dan penagihan piutang, pengembalian persediaan barang dagang, pembayaran pinjaman, pengadaan serta penjualan ekuitas dan harta kekayaan perusahaan, dan sebagainya.
- Aktivitas Pendanaan atau Pembiayaan (Financing): meliputi perolehan sumber daya dari para pemilik dan pemberian hasil atas investasi yang telah dilakukan, peminjaman, serta pembayaran kembali utang oleh pemiliknya atau sebaliknya.
5. Catatan atas laporan keuangan
Jenis laporan keuangan terakhir adalah catatan atas laporan keuangan atau CLAK. Laporan ini berisi tentang informasi perusahaan terkait seluruh laporan keuangan yang sudah terjadi. Hal ini untuk mengurangi adanya miss informasi terkait adanya data akun atau transaksi yang kurang jelas sehingga bisa menjadi bahan evaluasi saat dilakukan pengecekan oleh auditor.
Tujuan CLAK sendiri agar pengguna laporan keuangan (pemilik saham, auditor, dan pihak eksternal) memahami seluruh data laporan keuangan secara lengkap dan jelas.
BACA JUGA: Rekonsiliasi Bank: Pengertian, Fungsi, & Prosedur Pembuatan
Fungsi Laporan Keuangan
Fungsi dibuatnya laporan keuangan adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan dalam periode tertentu. Dimana hasil dari laporan ini akan digunakan oleh pengguna informasi laporan ini dan para stakeholder yang berkepentingan dengan laporan ini.
Hasil dari pembuatan laporan keuangan bisa digunakan untuk evaluasi ataupun melakukan beberapa hal pencegahan jika ternyata kondisi keuangan perusahaan sedang bermasalah atau memerlukan suatu tindakan. Adapun pihak-pihak berkepentingan yang sering menggunakan laporan ini seperti investor, kreditor, pemerintah bahkan masyarakat umum. Selain tujuan tersebut, berikut ini fungsi laporan keuangan:
- Evaluasi Perkembangan Usaha
Untuk melakukan evaluasi perkembangan bisnis dan usaha, tentu harus ada data acuan yang diguanakan. Salah satu yang bisa digunakan adalah bentuk laporan yang didalamnya berisi informasi keuangan perusahaan ini. Dengan menggunakan data informasi keuangan perusahaan pada peridode tertentu, akan terlihat kondisi perusahaan sebenarnya. Misalnya, dalam laporan laba rugi perusahaan jasa akan terlihat apakah kondisi perusahaan sedang untung atau rugi.
- Menilai Kondisi Bisnis
Setelah diketahui kondisi usaha sedang rugi atau untung, dapat diputuskan apakah perlu ditambah modal pada usaha tersebut. Misal, dengan mengetahui kondisi usaha atau bisnis dari bentuk laporan keuangan, bisa diputuskan apakah akan diberi tambahan modal untuk ekspansi bisnis. Atau perusahaan memerlukan modal tambahan untuk menutupi kerugian yang terjadi.
- Report kepada Stakeholder
Laporan terkait informasi keuangan perusahaan ini biasanya juga digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban atau report kepada berbagai stakeholder. Misalnya jika pada perusahaan terbuka, investor dan pemegang saham akan menggunakan laporan ini untuk melihat kondisi perusahaan.
Jadi, laporan ini adalah pertanggung jawaban sebuah perusahaan untuk memberi informasi kondisi perusahaan kepada stakeholder. Ini juga sebagai bentuk untuk memperlihatkan kalau perusahaan tersebut adalah perusahaan kredibel dan bisa dipercaya.
Demikian tadi penjelasan lengkap tentang jenis laporan keuangan yang umumnya dipakai oleh perusahaan dan entitas bisnis di seluruh dunia. Bila Sedulur penasaran dengan 7 jenis laporan keuangan, maka topik ini akan dibahas dalam artikel lain tentang laporan keuangan perusahaan pemerintah.
Semoga ulasan di atas bisa memberikan banyak informasi untuk Sedulur, khususnya bagi yang ingin mengetahui lebih dalam tentang akuntansi dan pencatatan laporan keuangan ya!