Usus buntu atau appendix adalah organ berukuran sebesar ibu jari yang terkoneksi dengan usus besar. Dulu, ia dianggap sebagai organ yang tidak jelas fungsinya. Merujuk pada artikel yang diterbitkan Scientific American pada 1999 lalu, usus buntu ternyata berperan dalam membantu sistem pertahanan tubuh dari penyakit. Organ ini bekerja sejak manusia masih dalam bentuk janin, yaitu untuk memproduksi asam amino dan peptida yang berguna untuk melancarkan proses homeostasis atau fungsi metabolisme yang berjalan otomatis.
Saat manusia masuk usia dewasa, usus buntu berfungsi mematangkan sel limfosit B, yaitu salah satu varian dari sel darah putih, serta memproduksi imunoglobulin A yang merupakan salah satu zat antibodi. Namun, sebagian orang bisa mengalami infeksi usus buntu atau apendisitis dan hanya bisa diatasi dengan operasi. Apa saja sih gejala dan pemicunya? Berikut ciri ciri usus buntu yang wajib kita ketahui.
BACA JUGA: 8 Gejala Penyakit Usus Buntu Penyebab & Pengobatannya
1. Rasa sakit yang membara di bagian perut kanan bawah
Ciri-ciri usus buntu yang paling terasa dan jelas adalah rasa sakit di perut kanan bawah, tepat di posisi organ tersebut berada. Rasa sakitnya diakibatkan appendix yang sudah membengkak dan terinflamasi. Tak jarang rasa sakit ini muncul tiba-tiba tanpa sebab yang jelas dan benar-benar terasa menyiksa.
Nyeri membara juga bisa muncul dari bagian pusar menuju perut bawah. Rasa sakitnya tajam dan biasanya bertahan dalam waktu lama. Bila terjadi pada ibu hamil, rasa sakit mungkin saja terasa di perut bagian atas karena organ tersebut berubah posisi seiring pertumbuhan janin. Beberapa bahkan merasakan rasa nyerinnya hingga bagian punggung.
2. Rasa sakit di perut makin terasa saat berjalan atau batuk
Rasa sakit tersebut akan makin terasa perih saat pengidap usus buntu berjalan atau batuk. Hal-hal yang menekan perut akan memperparah keluhan sakit tersebut. Hal inilah yang membedakannya dengan rasa sakit di perut bawah akibat kram menstruasi.
Namun, gejalanya mirip dengan ectopic pregnancy atau kehamilan di luar rahim yang juga ditandai dengan rasa sakit tajam di bagian satu sisi perut bagian bawah. Banyak pula penyakit lain yang mirip dengan usus buntu, untuk itu sejumlah tes laboratorium akan dilakukan saat Sedulur berada di fasilitas kesehatan.
3. Mual dan muntah
Ciri ciri sakit usus buntu berikutnya adalah rasa mual dan tak enak badan, yang disertai pula dengan keinginan untuk muntah. Gejala tersebut biasanya diiringi dengan diare dan konstipasi yang membuatnya sering dianggap sebagai muntaber atau gastroenteritis biasa. Namun, tentu ia tidak akan bisa membaik dengan hanya bantuan obat pereda diare biasa.
BACA JUGA: Jenis, Gejala, Penyebab serta Cara Mengatasi Ruam Kulit
4. Gangguan pada saluran pencernaan seperti sembelit dan diare
Ciri ciri usus buntu juga mirip dengan irritable bowel syndrome (IBS) yang merupakan kelainan pada fungsi organ pencernaan. Kelainan tersebut menyebabkan usus jadi super sensitif dan mudah berkontraksi sehingga menimbulkan gejala macam sembelit, diare, dan rasa sakit pada perut bagian bawah dan tengah.
Bedanya dengan usus buntu, IBS tidak bisa disembuhkan dan akan kambuh di waktu-waktu tertentu. Ia lebih banyak didorong oleh faktor genetik atau keturunan yang menyebabkan produksi bakteri di usus menjadi berlebih. Jika usus buntu datang tanpa pemicu yang jelas, IBS bisa kambuh karena dipicu rasa stres dan cemas.
5. Perut kembung dan kentut berlebihan
Ciri ciri usus buntu yang paling ringan adalah perasaan kembung pada perut yang disertai dengan kentut berlebih. Kentut adalah salah satu tanda bahwa tubuh kita berjalan normal, tetapi biasanya dalam sehari seseorang hanya butuh kentut 5-15 kali.
Bila lebih dari itu, bisa saja Sedulur mengalami kondisi klinis tertentu. Bila disertai dengan rasa sakit melilit di perut yang tak segera hilang dalam beberapa hari, bisa jadi itu tanda bahwa Sedulur mengalami infeksi usus buntu.
BACA JUGA: Penyebab Umum Tenggorokan Sakit Saat Menelan
6. Berkurangnya nafsu makan
Radang usus buntu juga membuat seseorang tak nafsu makan. Intinya ia menyerang segala hal yang berkaitan dengan pencernaan sehingga mendorong orang untuk menghindari makan karena perasaan mual, diare yang berkepanjangan, rasa sakit di perut yang tajam seperti melilit, atau justru konstan, tetapi awet alias tahan lama.
7. Demam ringan
Gejala usus buntu berikutnya adalah demam atau naiknya suhu tubuh hingga 37-38 derajat Celcius. Bisa juga disertai dengan rasa menggigil. Tidak semua disertai demam, hanya sebagian pasien saja yang menunjukan gejala ini. Bila terjadi komplikasi pada infeksi usus buntu, demam akan lebih terasa diiringi dengan naiknya denyut nadi.
Komplikasi bisa terjadi saat pasien terlambat ditangani sehingga usus buntu pecah dan sobek sehingga menyebarkan infeksinya pada organ peritoneum, yaitu membran yang menyelimuti organ internal dalam perut seperti ginjal, hati, dan usus.
Bila ini terjadi proses operasi akan lebih lama, karena dokter dan tenaga medis harus meletakkan pipa khusus untuk menyedot cairan nanah yang bocor dari usus buntu. Bahkan prosesnya mungkin lebih dari sehari guna menetralkan bakteri yang menyebar ke jaringan lain tersebut.
8. Frekuensi buang air kecil meningkat
Apendisitis sering pula didiagnosa sebagai urinary tract infection (UTI) karena sama-sama menimbulkan rasa sakit di perut bawah serta meningkatnya frekuensi buang air kecil. Namun, rasa sakit UTI menjalar hingga punggung dan bagian bawah rusuk. Untuk itu, tes urin biasanya akan dilakukan sebelum operasi untuk memastikan apa akar rasa sakit di perut tersebut.
BACA JUGA: 12 Penyebab Sering Buang Air Kecil dan Pertolongannya
9. Penanganan
Saat merasakan gejala-gejala di atas, ada baiknya Sedulur segera pergi ke fasilitas kesehatan untuk segera dilakukan penanganan. Akan ada rangkaian tes yang yang harus dijalani. Tujuannya untuk memastikan kondisi medis seseorang.
- Tes darah dilakukan untuk mengecek apakah sudah terjadi persebaran infeksi
- Tes urin juga diperlukan agar dokter bisa mengecek apakah ada tanda infeksi saluran kencing dan batu ginjal
- USG dan CT scan untuk melihat kondisi usus buntu yang terinflamasi di dalam perut
Operasi adalah satu-satunya cara mengobati infeksi usus buntu yang menyiksa. Biasanya dokter akan membuat bukaan di bagian perut untuk melakukan pengangkatan pada organ usus buntu yang terinfeksi. Di beberapa rumah sakit, dokter bisa saja menggunakan bantuan kamera untuk melakukan operasi sehingga sayatan operasinya bisa lebih kecil. Dalam proses tersebut, usus buntu akan dipotong dan dibuang untuk menghindari infeksi di masa datang.
Tanpa usus buntu, manusia masih bisa bertahan hidup sehingga pilihan ini dianggap langkah paling tepat. Namun, beberapa dokter memilih untuk membiarkan usus buntu tetap berada di tempatnya. Ini karena usus buntu ternyata bisa dipakai untuk menggantikan saluran kencing yang rusak dan harus dibuang. Tentunya, tidak harus saat itu juga, usus buntu bisa dipakai kapan saja saat dibutuhkan nanti.
Prosesnya termasuk beberapa hari opname di rumah sakit karena pasca operasi, seseorang harus berada di bawah pengawasan ahli. Terutama untuk mengontrol makanan yang dikonsumsi. Umumnya, pasien operasi usus buntu harus makan makanan yang lunak dan cenderung cair. Ditambah konsumsi antiobiotik. Proses pemulihan hanya beberapa hari saja dan setelah itu orang bisa kembali beraktivitas normal tanpa komplikasi apapun.
10. Penyebab dan cara mencegah usus buntu
Usus buntu bisa menyerang usia berapa saja, tetapi paling sering terjadi saat seseorang berada di usia 10-30 tahun, dengan rerata usia pengidapnya 28 tahun. Tidak jelas apa pemicu dan penyebab infeksi tersebut. Beberapa pihak menyimpulkan bahwa ada beberapa cara mengurangi risiko infeksi yaitu dengan sering konsumsi makanan yang berserat tinggi seperti sayuran dan buah.
Seperti yang dijelaskan dalam publikasi Jones, dkk pada National Center for Biotechnology Information, infeksi usus buntu dipicu karena tersumbatnya lumen atau cairan karena keberadaan appendicolith, semacam batu atau bisa juga benjolan. Meski belum bisa dipastikan, kebiasaan makan sehat akan mencegah terjadinya sumbatan yang mengakibatkan bakteri tertumpuk di area usus buntu dan mengiritasi organ tersebut.
Jika kamu sering mengalami sembelit, segera perbaiki pola makan untuk mencegah infeksi usus buntu. Seringkali masalah sepele seperti itu adalah pertanda awal bahwa organ pencernaanmu mengalami gangguan. Tentunya mencegah lebih baik dibanding mengobati, bukan?
Infeksi usus buntu adalah penyakit yang cukup awam dialami manusia. Bisa menyerang siapa saja, termasuk putra-putri Sedulur yang masih usia kanak-kanak. Tentunya bila bisa memilih kita tetap ingin terhindari dari gangguan kesehatan seperti ini. Sedulur memang tidak bisa menebak kapan dan apa penyakit yang bisa menyerang, tetapi kita bisa berusaha dengan mengendalikan nafsu makan, rajin berolahraga, dan istirahat cukup. Semua dimulai dengan komitmen hidup sehat dan seimbang.
Mulai dengan memilih sembako yang berkualitas, Sedulur. Semua bisa kamu dapatkan di Aplikasi Super. Gratis, tampilannya modern, bikin belanja jadi lebih gampang dan cepat.