Ciri Ciri Puisi, Unsur dan Jenis dan Contohnya

Puisi merupakan karya sastra yang mengutamakan keindahan kata dalam bahasa. Dalam dunia kesenian ada dua jenis puisi, yaitu puisi lama dan puisi baru. Dua rangkaian kata ini biasanya memiliki ciri ciri puisi yang berbeda satu sama lain.

Mengenal lebih dalam tentang puisi, maka juga akan mengetahui lebih dalam kekayaan bahasa Indonesia yang ada sekarang ini. Secara umum, puisi terikat dengan rima, matra, irama, serta penyusunan bait yang sarat imajinasi para penulisnya.

Makna puisi pun bisa sangat dalam, meskipun kata atau rima yang dipakai terlihat simple dan mudah. Namun, hal inilah yang menjadikan puisi berbeda dengan karya sastra bahasa lainnya.

Lalu, seperti apa ciri-ciri puisi, jenis, dan contohnya? Simak pembahasannya berikut ini ya.

Baca Juga: 6 Ciri-ciri Pantun Lengkap dengan Contoh & Penjelasannya

Jenis Puisi

Ciri ciri Puisi
Pixabay

Dilansir dari laman Gramedia, puisi dibedakan menjadi dua jenis. Pertama adalah puisi lama atau klasik dan selanjutnya ada puisi baru atau puisi bebas.

Kedua jenis puisi ini memiliki ciri-cirinya masing-masing. Namun, agar kamu tidak bingung dan memahami lebih dalam, mari kita bedah secara menyeluruh.

1. Puisi lama atau klasik

Puisi lama biasa juga disebut dengan puisi klasik. Dalam puisi lama terdapat aturan dan ketentuan sastra yang tidak bisa dilanggar. Hal ini pun biasanya sudah menjadi pakem dalam pembuatan puisi lama.

Aturan ini biasanya meliputi jumlah baris yang sama. Begitu juga dengan penggunaan rima yang konstan. Jadi bisa dibilang ciri-ciri puisi lama adalah jumlah baris yang harus sama dan rima di akhir bait harus senada dengan rima sebelumnya.

Contoh puisi lama yang masih sering dijumpai adalah sebagai berikut:

  • Sajaknya berisi ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
  • Memiliki sajak a-a-a-a, terdiri dari dua baris dalam satu bait, isinya berupa nasihat.
  • Memiliki sajak a-b-a-b, tiap baris memiliki 8-12 suku kata, dua baris awal merupakan sampiran dan 2 baris terakhir merupakan isi puisi.
  • Berasal dari Arab, memiliki ciri tiap bait terdiri dari empat baris, bersajak a-a-a-a

2. Puisi baru atau bebas

Selanjutnya adalah puisi baru atau biasa juga disebut dengan puisi bebas. Puisi ini merupakan karya sastra yang sudah memiliki bentuk baru dalam pembuatannya dan telah mendapatkan sentuhan modern dari para penyair.

Ciri-ciri puisi bebas adalah tidak terikatnya karya dengan aturan atau ketentuan yang ada. Sehingga karya sastra yang dihasilkan akan lebih imajinatif, bebas, dan lebih mengekspresikan semua tujuan dari penyair.

Contoh puisi baru pun sangat beragam karena kebebasannya. Namun, puisi baru banyak dibedakan dengan rujukan genre bahasanya. Selain itu, puisi baru memiliki gaya bacaan yang lebih luwes.

Beberapa contoh puisi baru:

  • Puisi ini memiliki 4 bait dalam tiap barisnya.
  • Puisi yang memiliki 5 bait dalam tiap barisnya.
  • Puisi yang berisi tentang tuntutan ajaran hidup.
  • Memiliki skema rima a-b-a-b-b-c-c-d dan berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Terdapat pengulangan dari satu bait dengan bait lainnya.

3. Puisi kontemporer

Puisi kontemporer adalah sebuah puisi yang ingin ditulis secara bebas. Bahkan, puisi ini lebih bebas dari puisi lainnya karena tidak ingin terikat dengan segala aturan konvensional dari puisi itu sendiri.

Salah satu bahasa yang ingin dilepas dari puisi kontemporer adalah menghilangkan nada-nada minor yang menjemukan, tata bicara yang klise, dan carut marut perpaduan budaya populer dalam pembuatan puisi.

Dari ciri-ciri puisi diatas, maka bisa dibilang puisi kontemporer merupakan puisi yang radikal. Dimana puisi memiliki kebebasan yang lebih absolut dari pada puisi baru.

Selain itu, puisi kontemporer juga bisa diartikan sebagai puisi rakyat.

4. Puisi Naratif

Puisi naratif adalah puisi yang menceritakan sebuah kisah dari si penyair. Dalam puisi ini, ada beberapa macam bagian seperti balada tokoh orang kuat atau orang yang dipuja.

Salah satu karya puisi naratif yang terkenal adalah Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie dari WS Rendra.

5. Puisi Lirik

Dalam puisi lirik terdapat beberapa bagian seperti ode, elegi , dan serenade. Ode sendiri adalah puisi yang isinya tentang puja-pujaan kepada seseorang.

Sedangkan Elegi adalah puisi yang didalamnya terdapat perasaan duka dari si penyair. Dan serenade adalah sebuah sajak tentang percintaan.

Sehingga puisi lirik bisa dibilang memiliki tiga alur cerita kehidupan manusia. Biasanya puisi ini juga bisa dinyanyikan dalam musikalisasi puisi.

6. Puisi deskriptif

Lalu ada puisi deskriptif yang merupakan puisi dengan sudut pandang penyair sebagai pemberi kesan. Kesan tersebut bisa mengenai sebuah peristiwa, keadaan, suasana bahkan tentan sebuah benda.

Biasanya puisi deskriptif banyak digunakan sebagai puisi satire dan puisi yang memiliki tujuan untuk memberikan kritik sosial. Ciri-ciri puisi satire pun terlihat dari keresahan dan ketidakpuasaan yang ada dalam tiap baitnya.

Puisi deskriptis juga termasuk dalam puisi rakyat. Ciri-ciri puisi rakyat dengan konsep deksriptif satire adalah dengan banyaknya sindiran kepada penguasa atau orang kuat.

Selain itu, ciri ciri puisi rakyat juga mengedepankan tentang kesedihan tentang kehidupan sekitar dan ketimpangan pada alam.

Baca Juga: Belajar Huruf Jepang: Penulisan Hiragana, Katakana dan Kanji

Ciri-ciri Puisi

Ciri Puisi
Pixabay

Bila diminta menjawab pertanyaan ‘ sebutkan ciri ciri puisi’, maka ada tiga pandangan atau jawaban tentang ciri-ciri puisi.

Pertama secara umum, lalu ciri khusus puisi lama, dan ciri khusus puisi baru. Berikut ini uraian lengkapnya:

Ciri puisi secara umum

  1. Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentuk paragraf.
  2. Diksi yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kiasan, padat, dan indah.
  3. Penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi.
  4. Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
  5. Dalam puisi, setting, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan.

Ciri-ciri puisi lama

  1. Anonim atau tidak diketahui siapa nama penulis puisi.
  2. Terikat pada jumlah baris, rima, irama, diksi, intonasi, dan sebagainya.
  3. Memiliki gaya bahasa yang statis/tetap dan klise.
  4. Merupakan sastra lisan karena disampaikan dan diajarkan dari mulut ke mulut.

Ciri-ciri puisi bebas

  1. Nama pengarang atau penulis puisi diketahui.
  2. Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.
  3. Mempunyai gaya bahasa yang dinamis atau berubah-ubah.
  4. Puisi cenderung bersifat simetris atau memiliki bentuk rapi.
  5. Lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun.
  6. Puisi biasanya berbentuk empat seuntai.
  7. Terdiri dari kesatuan sintaksis atau gatra.
  8. Pada tiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata.
  9. Isi puisi baru umumnya berisi tentang kehidupan.

Ciri-ciri puisi rakyat gurindam

  1. Gurindam terdiri atas dua baris tiap baitnya.
  2. Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata.
  3. Tiap baris memiliki hubungan sebab akibat.
  4. Tiap baris memiliki rima atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.
  5. Isi atau maksud dari gurindam ada pada baris kedua.
  6. Isi gurindam biasanya berupa nasihat-nasihat, filosofi hidup, atau kata-kata mutiara.

Ciri puisi rakyat syair

  1. Setiap bait terdiri atas empat baris.
  2. Setiap baris terdiri dari 8 – 14 suku kata.
  3. Bersajak a-a-a-a.
  4. Semua baris adalah isi
  5. Bahasanya adalah kiasan.
  6. Isi syair berupa nasihat, petuah, dongeng atau cerita.
  7. Setiap baris dalam syair mempunyai makna yang berkaitan dengan baris-baris terdahulu.
  8. Semua baris merupakan isi.

Baca Juga: 12 Manfaat Menulis, Baik Untuk Kesehatan Mental?

Unsur dalam puisi

Unsur dalam Puisi
Pixabay

Puisi juga memiliki elemen atau unsur penting agar bisa menjadi karya sastra yang utuh dan bisa dinikmati banyak orang.

Setidaknya ada 4 unsur yang harus terpenuhi agar sebuah kumpulan dan rangkaian kata bisa dianggap sebagai puisi yang baik. Berikut ini unsur dalam puisi:

  • Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang pas dan selaras dalam sebuah puisi. Pemilihan kata yang tepat akan menghidupkan suasana, situasi, perasaan, dan keindahan yang disampaikan dari puisi tersebut.

  • Majas

Majas adalah satu gaya bahasa yang berbentuk tidak nyata atau kiasan. Penggunaan majas sendiri tidak lepas dari unsur estetik yang diperlukan dalam sebuah puisi sehingga lebih menarik untuk didengarkan. Selain itu, penggunaan majas juga bisa menjadi jalan pintas penyair agar para pendengar bisa langsung mengerti makna puisi tersebut.

  • Rima

Rima atau unsur bunyi biasanya juga dijelaskan sebagai sajak. Rima ini penting agar ada pengulangan bunyi yang berselang dalam puisi. Rima sendiri menambah keindahan puisi karena bisa memberikan nada-nada tersendiri yang memberikan kekuatan pada tiap diksi kata yang dipakai.

  • Imajinasi

Imajinasi atau citraan dalam puisi sangat penting. Hal ini karena penyair akan memberikan semua imajinasinya dalam bentuk kata-kata yang nantinya diharapkan bisa membawa para pendengar dalam sebuah kapal yang sama. Imajinasi penyair sendiri bisa dimunculkan dari 5 panca indra, seperti indra pengecap, indra perasa, indra penghilahatan, indra pendengaran, dan indra penciuman.

Contoh puisi

Sapardi Djoko Damono Puisi
Kompas

Supaya lebih jelas dalam memahami puisi, berikut ini ada contoh puisi hasil karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Hujan Bulan Juni”.

Puisi ini sendiri memiliki beberapa unsur dari puisi lirik dan kontemporer. Tidak heran, puisi karya Sapardi sering jadi dimusikalisasi dan dipertunjukkan dengan cara yang berbeda. Berikut ini puisi lengkapnya.

Hujan Bulan Juni

Karya: Sapardi Djoko Damono

 

Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu

 

Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan Juni

Dihapusnya jejak-jejak kakinya

Yang ragu-ragu di jalan itu

 

Tak ada yang lebih arif

Dari hujan bulan Juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan

Diserap akar pohon bunga itu

 

Pada Suatu Hari Nanti

Karya: Sapardi Djoko Damono

 

Pada suatu hari nanti,

Jasadku tak akan ada lagi,

Tapi dalam bait-bait sajak ini,

Kau tak akan kurelakan sendiri.

 

Pada suatu hari nanti,

Suaraku tak terdengar lagi,

Tapi di antara larik-larik sajak ini.

Kau akan tetap kusiasati,

 

Pada suatu hari nanti,

Impianku pun tak dikenal lagi,

Namun di sela-sela huruf sajak ini,

Kau tak akan letih-letihnya kucari.

 

Demikian pembahasan tentang puisi, ciri ciri puisi, dan unsur yang terdapat di dalam karya sastra bahasa Indonesia ini. Semoga ulasan di atas bisa memberikan pandangan dan ilmu baru tentang puisi ya Sedulur.

Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.

Sementara Sedulur yang ingin bergabung menjadi Super Agen bisa cek di sini sekarang juga. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan, antara lain mendapat penghasilan tambahan dan waktu kerja yang fleksibel! Dengan menjadi Super Agen, Sedulur bisa menjadi reseller sembako yang membantu lingkungan terdekat mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah dan harga yang lebih murah.