Buah Klimaterik dan Non Klimaterik, Ini Perbedaan & Contohnya!

Berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan bisa dengan mudah dicegah dengan cara rutin makan buah setiap hari. Bicara soal buah, ternyata ada dua jenis buah yang diukur berdasarkan tingkat kematangannya, yaitu klimaterik dan non klimaterik. Singkatnya, buah klimaterik adalah jenis yang ketika dipanen, gas etilen yang terkandung dalam keadaan meningkat. 

Tekstur yang dimiliki buah akan menjadi lebih lunak dan manis ketika mengalami proses pematangan setelah panen. Lain halnya dengan non klimaterik, yang proses pematangannya terjadi saat masih ada pada pohonnya. Untuk mengetahuinya lebih lengkap, berikut adalah penjelasannya. 

BACA JUGA: Khasiat Buah Pir Untuk Asam Lambung, Aman Dikonsumsi

1. Apa itu buah klimaterik?

buah klimaterik adalah
pexels

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, buah klimaterik adalah proses yang bisa mengalami pemasakan lebih lanjut apabila sudah dipetik dari pohon asalnya. Sesudah masa panen, proses dan laju respirasi juga akan terus meningkat. Sehingga, buah yang tergolong dalam jenis ini biasanya akan dipanen sebelum matang. 

Biasanya, buah akan dipisahkan dari pohonnya dengan cara dipetik dan diperam untuk mematangkannya. Cara yang dilakukan untuk pemeramannya adalah dengan menggabungkan yang mentah dengan yang matang dalam satu wadah. Kemudian, yang matang akan mengeluarkan gas etilen dan menyebar ke semua ruangan pada wadah. Sehingga, yang masih mentah pun akan ikut matang.

Tak hanya menggunakan cara itu saja, ada pula cara lain yang bisa dilakukan, yaitu dengan memakai karbit. Karbit atau kalsium karbida merupakan sebuah senyawa kimia berbentuk kristal padat dengan warna abu-abu yang berguna untuk proses pematangan buah lebih cepat. Cara untuk menggunakannya sama dengan cara sebelumnya, yaitu dengan meletakkan karbit pada yang masih mentah.

Jika dipanen dalam kondisi telah matang, maka hal tersebut termasuk tidak lazim untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan sifat tumbuhan ini yang terus mengalami pematangan, meskipun sudah terlebih dahulu dipetik atau dipisah dari pohonnya. Apabila dipanen dalam kondisi sudah matang, maka akan mengalami pembusukan lebih cepat. 

Contoh buah klimaterik

Contoh buah klimaterik adalah manggis, melon, durian, pepaya, sawo, mangga, pisang, sirsak, melon, dan nangka. Walaupun contoh tersebut harus dipanen sebelum matang, tidak boleh sembarangan melakukan pemanenannya. Tidak semua tanaman yang masih muda bisa dipanen.

Contohnya adalah mangga yang bisa dipanen ketika bentuknya penuh, padat, serta memiliki kulit cenderung lebih terang. Lain halnya dengan pepaya. Pepaya bisa dipanen ketika ujungnya berwarna merah dan berbentuk bintang. Untuk sirsak dan nangka, bisa dipanen ketika jarak durinya melebar. 

2. Apa itu buah non klimaterik?

pexels

Buah non klimaterik adalah proses pematangan yang tidak berlanjut ketika sudah dipanen atau dipetik. Apabila jenis sebelumnya masih bisa matang ketika sudah diambil dari pohonnya atau dipanen, maka jenis yang satu ini hanya bisa matang ketika dibiarkan menempel pada pohonnya. Buah tidak akan mengalami proses pematangan yang berlanjut jika sudah dipetik.

Dikutip dari sebuah jurnal berjudul The Fading Distinctions Between Classical Patterns of Ripening in Climateric and Non-Climateric Fruit the Ubiquity of Ethylene (2012) oleh Vijay Paul dan peneliti lainnya, menyebutkan bahwa buah akan menjadi tidak matang ketika dipetik karena adanya respon dari gas etilen eksogen.

Kecuali, ketika adanya degradasi klorofil seperti yang terdapat pada nanas dan jeruk. Walaupun sudah terpapar gas etilen dari yang matang, maka yang mentah tidak akan merespon etilen tersebut. Sehingga, setelah dipetik atau dipanen dari pohon, tanaman tidak akan pernah matang lagi. Apabila dibiarkan, ia akan membusuk tanpa mengalami proses matang terlebih dahulu.

Contoh buah non klimaterik

Adapun berbagai jenis buah yang termasuk kedalam jenis buah non klimaterik adalah mentimun, delima, lengkeng, labu, kurma, semangka, zaitun, okra, delima, belimbing, kakao, jeruk, anggur, nanas, melon, terong, leci, dan semua spesies beri yaitu ceri, raspberry, blackberry, dan strawberry. 

Tanda-tanda kematangan buah agar panen bisa dilakukan dengan benar dan tepat juga perlu diketahui. Contohnya adalah salak yang matang, warna kulitnya akan berubah menjadi warna cokelat. Selain itu, permukaan kulitnya tidak ada duri serta jarak matanya melebar. Untuk jeruk, tandanya adalah ketika warna kulit berubah menjadi kuning atau hijau terang dan bertekstur lunak. 

BACA JUGA: 15 Manfaat Buah Mengkudu Untuk Kesehatan Tubuh & Kulit

3. Tips penyimpanan buah klimaterik

pexels

Telah diketahui sebelumnya tentang yang termasuk buah klimaterik adalah apa saja. Selanjutnya adalah beberapa tips untuk memperlambat proses pematangan jenis ini, yaitu:

  • Menggunakan absorber yang berfungsi untuk menyerap gas etilen. Sehingga, proses pematangan dapat terhambat dengan mudah.
  • Menghindari kerusakan buah yang akan memicu pembusukan dan kerusakan.
  • Menyimpan buah pada suhu dingin untuk memperlambat kerja gas etilen.

Singkatnya, buah klimaterik adalah proses pematangan yang masih terjadi walaupun sudah dipanen, sedangkan non-klimaterik adalah sebaliknya. Setelah mengetahui penjelasan di atas, tentunya jangan sampai salah lagi dalam menyimpan dan penanganannya setelah dipanen dari pohonnya, ya! Semoga membantu!