Tokoh Publik Indonesia yang Masih Keturunan Nabi Muhammad

Meski tidak ada kalimat spesifik yang menyatakan bahwa Allah dan Rasulnya tidak boleh digambarkan, Surat Ash Shuraa ayat 11 berbunyi: “Allah adalah pencipta surga dan dunia. Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan, dan dari jenis hewan ternak berpasang-pasangan pula. Dijadikannya kamu berkembang biak dengan cara itu. Tidak ada sesuatu yang serupa dengan Allah dan sungguh Dia yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Dari surat ini orang pun percaya bahwa Allah dan utusan-Nya haram untuk digambarkan. Tujuannya menghindari penghinaan pada sosok yang agung dan mulia. Sekaligus menghindari kecenderungan penyembahan terhadap sesama ciptaan Allah. Bahkan para Rasul pun tidak lagi memiliki keturunan langsung yang masih hidup untuk tujuan tersebut. Termasuk silsilah langsung keturunan Nabi Muhammad SAW yang hampir semuanya meninggal di usia yang sangat muda. 

Namun, Beliau dipercaya memiliki keturunan dari pernikahan putrinya, Fatima dengan  Ali bin Abi Thalib. Garis silsilah inilah yang kemudian melestarikan keturunan Nabi Muhammad hingga era modern. Tak ada ciri-ciri khusus keturunan Nabi Muhammad selain mungkin dari nama marga tertentu dan gelar sayyid yang dipakai di beberapa negara. Keturunan ini tersebar di berbagai negara, termasuk Indonesia. Siapa saja mereka? 

BACA JUGA: Profil & Kumpulan Puisi Chairil Anwar, Pelopor Puisi Indonesia

1. Quraish Shihab 

keturunan nabi muhammad
bandungnews.id

Quraish Shihab dikenal sebagai tokoh agama yang disegani di Indonesia. Shihab pernah menjabat sebagai Menteri Agama dan dikenal sebagai cendekiawan muslim yang perkataan dan cara bicaranya menenangkan. Sebagian umat muslim menilainya sebagai sosok ulama dengan pandangan liberal. Beliau tidak menganjurkan putri-putrinya mengenakan hijab, tidak mengharamkan musik, pun enggan diberi gelar-gelar seperti Kyai atau Habib karena merasa pengetahuan agamanya tak setinggi itu. 

2. Rizieq Shihab 

jawapos

Pertanyaan benarkah Habib Rizieq Shihab keturunan Nabi Muhammad diamini oleh ormas bernama Rabithah Alawiyah. Melansir dari situs resminya, ormas Islam ini bergerak di bidang sosial kemasyarakatan dan menaungi pencatatan keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia. Mereka berdiri di tahun 1928 dengan tujuan mempererat tali persaudaran para golongan sayyid atau orang-orang yang memiliki keturunan Rasul SAW. Selain berdarah Arab, Rizieq Shihab memiliki darah Betawi. Mengingat kedua orang tuanya adalah keturunan dari pernikahan campur antara pendatang Arab Hadrawi dengan tokoh Betawi asli. 

3. Salim Segaf Al Jufri 

keturunan nabi muhammad
bersamadakwah.net

Salim Segaf adalah salah satu tokoh penting di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dikenal sebagai keturunan dari ulama pendiri madrasah Al Khairaat, Habib Idrus bin Salim Al Jufri. Sama dengan Quraish Shihab, tokoh PKS ini pernah menduduki posisi Menteri Sosial di 2009-2014. Setelah sebelumnya menjabat Dubes RI untuk Kerajaan Arab Saudi dan Kesultanan Oman. Ia pun kini dikenal sebagai keturunan Nabi Muhammad yang masih hidup di Indonesia. 

BACA JUGA: Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Perjuangan Pahlawan Wanita Indonesia

4. Aboe Bakar Al Habsyi 

dpr.go.id

Sama dengan Salim Segaf, Al Habsyi adalah politisi yang terafiliasi dengan PKS. Ia juga dikenal sebagai tokoh Arab-Betawi yang juga dipercaya sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW yang lahir dan besar di wilayah Jakarta. Ia kini pernah menjadi salah satu anggota DPR Republik Indonesia yang mewakili partainya. 

5. Husein Mutahar 

keturunan nabi muhammad
republika.id

Melansir RRI, Mutahar adalah komposer lagu “Syukur” dan “Hari Merdeka” yang masuk sebagai salah satu lagu nasional. Nama lengkapnya adalah Habib Muhammad bin Husein al Mutahar. SesuaiTak hanya di bidang agama, ia aktif di berbagai gerakan berbau nasionalisme. Termasuk tergabung dalam Pramuka dan memelopori Paskibraka. 

Itu tadi beberapa tokoh publik keturunan Nabi muhammad yang masih hidup maupun tidak dari Indonesia. Spekulasi dan perdebatan tentang pentingnya status keturunan Nabi Muhammad pun masih belum terselesaikan.  Apapun itu, kita tetap harus berpegang teguh pada prinsip bahwa semua manusia setara di mata Allah SWT. Hal yang membedakan adalah amal ibadah dan perbuatannya pada sesama makhluk hidup selama di dunia.