Pada zaman dulu, di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ada salah satu makanan khas populer yang bernama tempe bongkrek. Meski populer, makanan ini dianggap memiliki bahaya yang besar. Hal ini karena tempe yang berbeda dari jenis tempe pada umumnya ini ternyata menjadi penyebab keracunan massal yang mengerikan.

Sebenarnya, dalam proses pembuatannya, tempe khas Banyumas ini sama seperti tempe lain, yakni menggunakan kapang Rhizopus sp. dalam proses fermentasinya. Namun, hal yang membedakan tempe ini dengan tempe lainnya adalah bahan baku dan harga jualnya yang tergolong lebih murah.

Nah, bagaimana informasi lengkap mengenai tempe bongkrek tersebut? Yuk, simak informasi berikut ini. 

BACA JUGA: Manfaat Terasi, Punya Bau Menyengat Tapi Bikin Makanan Jadi Lezat!

Apa itu tempe bongkrek?

tempe bongkrek
Merdeka

Tempe bongkrek merupakan salah satu jenis tempe yang terbuat dari bahan bungkil kelapa atau ampas kelapa. Makanan khas dari daerah Banyumas, Jawa Tengah ini sangat disukai oleh masyarakat setempat karena memiliki cita rasa yang sangat cocok dengan lidah masyarakat disana.

Tidak hanya karena cita rasanya, tempe bongkrek banyak dikonsumsi masyarakat juga karena harga jualnya yang lebih murah dari pada jenis tempe dari kedelai. Apalagi pada zaman dahulu, tempe ini menjadi lauk yang populer untuk konsumsi sehari-hari.

Namun, dibalik cita rasa dan harga yang terjangkau, ada bahaya yang mengintai para pecinta tempe ini. Jika dibandingkan dengan kandungan gizinya, risiko terjadinya kondisi kesehatan yang tidak baik ternyata jauh lebih besar dan bisa berakibat fatal. Adanya racun di dalam tempe ini bahkan pernah menyebabkan keracunan massal pada zaman dahulu. 

Atas kasus tersebut, pemerintah pun dengan tegas mengeluarkan larangan pembuatan tempe bongkrek dan melengkapinya dengan sanksi bagi para pelanggar. Namun tetap saja, pada kenyataannya, sampai saat ini masih saja ada pihak yang diam-diam membuatnya. 

BACA JUGA: Makanan Yang Tidak Boleh Dipanaskan Terlalu Sering

Sejarah keracunan massal

tempe bongkrek
Suara Banyumas

Tidak diketahui secara pasti kapan keracunan massal pertama kali terjadi. Namun, sejak zaman Belanda, tempe ini sudah menyebabkan keracunan pada masyarakat. Keracunan massal yang pertama kali dicatat oleh Belanda terjadi pada tahun 1895. 

Setelah diteliti, seorang ilmuwan asal Belanda bernama Adolf G. Vorderman mengatakan bahwa tempe bongkrek dapat menyebabkan keracunan yang fatal. Tak berhenti disitu, pada tahun 1931 dan 1937 juga kembali terjadi keracunan massal karena adanya depresi ekonomi yang melanda Hindia Belanda. 

Kasus-kasus yang tercatat di atas hanyalah sebagian dari kasus-kasus lainnya. Disebutkan dalam buku History of Tempeh and Tempeh Product, bahwa ada sebanyak 7.216 kasus keracunan sejak tahun 1951 hingga 1975, dimana 850 orang di antaranya meninggal dunia atau rata-rata sebanyak 34 orang meninggal dalam setahun.

Bahkan, tahun 1975 tampaknya menjadi tahun terburuk atas kasus keracunan tempe ini. Hal ini karena ada 1036 kasus, dimana 125 diantaranya meninggal dunia. Disusul tahun 1977, ada lebih dari 400 orang yang keracunan dan korban meninggal lebih dari 70 orang. 

Penyebab tempe bongkrek beracun

tempe bongkrek
Kompasiana

Penyebab tempe bongkrek beracun telah diteliti oleh W.K. Mertens dan A.G. van Veen dari Eijkman Institute di Batavia. Mereka pun menemukan bahwa penyebab tempe ini menjadi beracun adalah akibat dari kontaminasi bakteri bongkrek bernama Pseudomonas cocovenenans.

Bakteri tersebut memproduksi racun asam bongkrek dan toksoflavin yang sangat berbahaya bagi tubuh. Racun asam bongkrek diketahui tidak berwarna, sementara toksoflavin memiliki warna kuning, yang biasa bisa dikenali dari warna tempe.

Racun bongkrek dapat menyebabkan masalah serius pada tubuh, yakni hemolisis yang disebabkan oleh terjadinya penghambatan transport gula ke dalam sel eritrosit. Lebih dari itu, asam bongkrek juga menghambat metabolisme glikogen dan memobilisasi glikogen hati hingga mengalami hiperglikemia yang fatal. 

BACA JUGA: Kenali Makanan yang Mengandung Kalsium Selain Susu!

Gejala keracunan dan cara penanggulangan

TEMPE BONGKREK
iStock

Adapun gejala yang dapat dikenali dari keracunan asam bongkrek adalah terjadinya pusing pada kepala, badan yang melemah, perasaan ingin muntah, sesak napas, hingga kesulitan menelan dan berbicara. Efek ini biasanya terjadi sekitar 12 hingga 48 jam setelah mengonsumsi tempe yang terkontaminasi baketeri.

Diketahui bahwa asam bongkrek merupakan racun pernapasan yang lebih ganas daripada sianida. Jadi, apabila seseorang mengonsumsi makanan yang mengandung senyawa ini, masalah fatal pada tubuh terutama sistem pernapasan tentu saja akan terjadi.

Secara umum, pertolongan pertama yang harus dilakukan untuk orang keracunan adalah membawa mereka ke pusat kesehatan terdekat, baik puskesmas, dokter keluarga, atau ke rumah sakit. 

Setelah itu, biasanya mereka akan diberikan obat pencahar untuk mengeluarkan semua makanan yang sudah masuk ke lambung dan memberikan anti toksin. Jika kondisi terlanjur parah, cara terakhir yang bisa dilakukan adalah memberikan infus dengan pemberian garam fisiologis dan glukosa. 

Nah, itulah penjelasan mengenai tempe bongkrek, makanan penyebab keracunan massal. Jika warnanya menjadi jauh lebih kuning dengan bau lebih menyengat dan rasa pahit, maka segera hentikan konsumsi makanan tersebut. Semoga Sedulur selalu sehat, ya!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.