Polusi: Pengertian, Jenis, Penyebab, dan Pencegahannya

Menurut National Geographic, polusi adalah paparan material berbahaya pada lingkungan. Material berbahaya itu kemudian dikenal dengan istilah polutan. Polusi sendiri memiliki dampak yang sangat besar pada kehidupan manusia. Mungkin tidak langsung, tetapi dampaknya perlahan terpupuk dan akhirnya bisa kita rasakan saat ini.

Apa itu polusi dan bagaimana perkembangannya di Indonesia maupun dunia? Berikut fakta-fakta tentang polusi dan peran yang bisa kita ambil untuk mengurangi efek serta mencegah kerusakan lebih lanjut.

BACA JUGA: 12+ Fakta dan Manfaat Hutan Bakau untuk Kehidupan dan Lingkungan

1. Makna polusi 

polusi adalah
Pexels

Selain definisi singkat dari Natgeo, Ensiklopedia Britannica menjelaskan definisi yang lebih lengkap. Polusi adalah pelepasan segala bentuk material (gas, padat, dan cair) serta energi (panas, suara, dan radioaktif) ke alam dalam skala dan kecepatan tinggi hingga mereka tidak bisa diurai atau didaur ulang secara alami.

Polutan tersebut bisa saja berasal dari fenomena alami, misalnya saja abu vulkanik, partikel garam laut, serat maupun sisa tumbuhan, dan lain sebagainya. Namun, kebanyakan polutan berasal dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar, sisa aktivitas pertanian dan peternakan, serta kegiatan produksi skala besar di pabrik.

2. Jenis-jenis polusi

Instagram @greenpeace

Selama ini polusi hanya dibagi menjadi tiga kategori, antara lain polusi udara, air, dan tanah. Namun, seiring berkembangnya peradaban, jenis polusi terus meluas ke polusi cahaya, polusi plastik, hingga polusi suara. Kategori baru ini dipengaruhi oleh intensitas polutan dan dampaknya yang besar pada keberlangsungan makhluk hidup. Lantas, apa perbedaan setiap jenisnya?

3. Polusi udara 

polusi adalah
Pexels

Polusi adalah pencemaran yang memengaruhi kualitas udara. Hal ini tidak kasat mata, tetapi bisa terasa saat mengekspos indra atau organ makhluk hidup. Misalnya, membuat mata terasa pedas, sesak napas, penyakit kronis tertentu, hingga kematian. Salah satu contoh polusi udara ekstrem adalah tragedi Bhopal di tahun 1984 yang menimpa para pekerja dan penduduk sekitar pabrik pembuatan pestisida di India.

Melansir liputan The Atlantic, tragedi tersebut disebabkan oleh kebocoran gas bernama methyl isocyanate yang berada dekat dengan permukaan tanah sehingga menimbulkan efek yang sangat fatal pada manusia dan organisme lain di sekitarnya. Setidaknya ada belasan ribu orang yang meregang nyawa karena peristiwa tersebut. Lokasi kejadiannya sampai sekarang masih ditutup karena dipercaya masih mengandung polutan hingga beberapa dekade setelahnya. Peristiwa ini mirip dengan kejadian kebocoran gas radioaktif di reaktor nuklir Chernobyl yang saat itu masih masuk teritori Uni Soviet.

Tidak harus ekstrem, pencemaran udara sudah terjadi di sekitar kita tiap harinya. Seperti yang dilansir European Environment Agency, beberapa polutan udara adalah karbon hitam, timbal, sulfur oksida, nitrogen monoksida dan dioksida, amonia, karbon monoksida, metan, benzena, serta material logam lainnya. Hampir semuanya bersumber dari kegiatan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi untuk listrik, transportasi, industri, hingga kebutuhan rumah tangga.

BACA JUGA: Spora: Pengertian, Fungsi, Jenis & Contoh Tumbuhannya

4. Polusi air 

polusi adalah
Instagram @greenpeace

Melansir Natural Resources Defense Council, polusi air adalah paparan bahan kimia dan mikroorganisme berbahaya pada aliran air, baik sungai, danau, dan laut. Polusi air dinobatkan sebagai salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Bahkan bisa menyaingi kematian akibat konflik dan peperangan. Ini diperparah dengan akses pada air tawar bersih yang cukup minim.

Bahkan di Indonesia, air minum tidak tersedia secara gratis dengan bebas. Orang harus merebus dulu air keran dan tentunya merebus membutuhkan energi seperti gas. Air siap minum biasanya dikomersialisasi dalam bentuk air kemasan dengan tambahan mineral di dalamnya. Makin tinggi jumlah mineral, makin mahal pula harganya. 

Pencemaran air juga bisa terjadi dalam bentuk eksposur logam berat berbahaya dari aktivitas industri, pertambangan, bahkan pertanian skala besar. Pemerintah dan stakeholders terkait sudah memberlakukan banyak peraturan pembuangan limbah industri, tetapi pelanggaran tetap mengancam kemaslahatan rakyat sebagai konsumen air.

Polutan air bisa saja berupa minyak bumi yang bocor saat proses pompa, sisa limbah pembuatan kertas dan pewarnaan kain, sampah dari pabrik logam, plastik, hingga nuklir juga bisa mencemari air ketika limbahnya dibuang ke aliran air. Sudah banyak contoh kasus pencemaran air yang bisa Sedulur cermati, beberapa bahkan difilmkan seperti Erin Brokovich dan Dark Waters.

Pencemaran air bisa juga terjadi karena aktivitas manusia yang mengganggu ekosistem air. Misalnya, pembuangan sampah yang susah terurai, minyak yang tidak bisa larut dalam air, dan bahan kimia lain yang larut dalam air. Hal ini bisa memicu pertumbuhan bakteri dan organisme yang invasif sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem air.

5. Polusi tanah 

Instagram @hankfayphotography

Tanah juga bagian yang mudah sekali terekspos polutan, bahkan polutan air bisa berdampak pada kualitas tanah. Polusi tanah bisa terjadi karena penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk pertanian. Nantinya bahan kimia ini akan dikonsumsi tumbuhan, kemudian berdasarkan rantai makanan akan pula dikonsumsi binatang dan manusia. 

Pestisida sebenarnya baik untuk mengontrol pertumbuhan serangga, terutama jenis nyamuk berbahaya yang menyebabkan malaria dan demam berdarah. Zat ini juga berbahaya karena bisa memicu kelainan genetik pada beberapa hewan yang terpapar. Selain pestisida, polutan lain yang mengancam tanah adalah plastik, rongsokan mobil yang mengandung logam berat, kertas yang mengandung bahan kimia, pecahan kaca, tinta, cairan kimia, minyak, dan lain sebagainya.

Tanah yang tercemar bisa kita lihat jelas di Indonesia. Misalnya saja kawasan pesisir pantai yang berisi sampah berserakan, atau mungkin wilayah sekitar kita sendiri yang terpapar tumpukan sampah yang susah terurai seperti kain dan plastik.

6. Polusi suara

Pexels

Polusi suara bisa terjadi ketika sebuah suara dengan kekuatan lebih dari 70 dB diperdengarkan dalam waktu yang lama. Capaian 70 dB adalah suara terkeras yang bisa ditangkap oleh telinga manusia. Suara keras yang bisa mencapai 70 dB antara lain suara mesin pesawat, bisingnya lalu lintas jalanan, mesin pabrik dan konstruksi bangunan, reklame yang disetel terlalu keras di jalanan, kembang api dan petasan, hingga suara ledakan dan senjata api.

Kita mungkin tidak menyadari keberadaan polusi suara ini karena sudah terbiasa. Namun, dampaknya bisa fatal. Menurut Environmental Pollution Centers, polusi suara bisa meningkatkan risiko hipertensi, kehilangan pendengaran, kesulitan tidur, demensia, disfungsi psikologi, hingga masalah jantung. Sudah banyak contoh polusi suara yang berdampak fatal. Misalnya saja orang-orang yang harus bekerja di area yang bising seperti konser musik dan pabrik memiliki kerentanan kehilangan pendengaran di usia yang cukup dini.

Polusi suara juga bisa memengaruhi hewan yang memiliki kemampuan pendengaran berbeda dengan manusia. Misalnya, gelombang dari pengeboran minyak di laut bisa mengganggu hewan-hewan air saat berkomunikasi dengan sesamanya. Petasan juga bisa mengganggu keselamatan serta proses migrasi burung serta masih banyak contoh lainnya.

BACA JUGA: Energi Panas: Pengertian, Jenis, Sifat, Contoh & Manfaatnya

7. Polusi cahaya 

Pexels

Melansir National Geographic, polusi cahaya terjadi ketika manusia menciptakan beragam cahaya buatan, baik lampu maupun kembang api. Meski dampaknya tidak terasa langsung bagi manusia, polusi cahaya bisa mengganggu penerbangan, pengamatan benda asing, hingga jam biologis makhluk hidup. Makhluk hidup didesain dengan jam biologis yang mengikuti siklus cahaya alami. Misalnya beraktivitas di pagi hari saat terang dan istirahat di malam hari saat gelap. Berlaku sebaliknya pada hewan nokturnal yang aktif di malam hari.

Keberadaan cahaya di malam hari akan mengurangi produksi hormon melatonin dalam tubuh yang bisa mengakibatkan kelelahan, pusing, kesulitan tidur, stres, kecemasan, dan gangguan klinis lainnya. Efek di atas juga berlaku pada blue light yang makin sering mengekspos manusia lewat gawai yang kita pakai.

Selain itu, lampu atau cahaya buatan juga berarti penggunaan energi. Bila berlebihan seperti yang banyak terjadi di kota-kota besar, energi yang terkuras pun makin banyak. Terkadang lampu-lampu tersebut pun berlebihan, bukan untuk menerangi tetapi lebih berfungsi sebagai dekorasi serta kebutuhan reklame.

8. Polusi plastik 

polusi adalah
Pexels

Dahulu, plastik tidak masuk dalam kategori polusi yang spesifik. Plastik masuk dalam salah satu polutan air dan tanah. Namun, keberadaannya makin mengkhawatirkan karena penggunaan dan produksinya yang berlebih. Plastik memang memiliki banyak fungsi yang hingga kini sulit tergantikan. Plastik menguasai material barang sehari-hari kita, mulai dari perabot, kemasan, bahkan gawai, tas, dan kendaraan bermotor yang kita pakai pun menggunakan bahan olahan biji plastik. Plastik yang sangat praktis, mudah dibentuk, tahan air, dan serbaguna ini sayangnya adalah bahan yang sulit terurai alami di alam.

Melansir National Geographic, produksi plastik melambung tinggi setelah Perang Dunia II dan kini sudah merambah berbagai tempat di dunia. Tak terkecuali lautan dan sudah terbukti lewat berbagai peristiwa ditemukannya plastik di tubuh hewan air. Baik termakan atau tersangkut di organ tubuh mereka. Bahaya lagi, plastik bisa terurai menjadi mikroplastik yang bisa masuk ke aliran tubuh organisme melalui air atau partikel makanan yang kita konsumsi. Sudah banyak penelitian yang menemukan keberadaan mikroplastik dalam aliran darah manusia. Dampaknya masih diselidiki.

9. Polusi karbon 

polusi adalah
Pexels

Polusi karbon adalah pencemaran dan perubahan kondisi lingkungan akibat keberadaan gas karbon dioksida dan monoksida yang berlebih. Akibatnya terjadi perubahan suhu seperti yang bisa Sedulur rasakan saat ini. Sebenarnya karbon dibutuhkan di alam dan bisa diproduksi secara alami lewat proses fotosintesis tumbuhan dan pernapasan manusia serta hewan. Namun, jumlahnya sangat kecil dibanding yang diproduksi oleh aktivitas manusia lainnya. 

Sama dengan plastik, karbon juga jadi salah satu polutan terbesar di muka bumi. Produksinya didorong oleh aktivitas industri, penerbangan, pengiriman barang, dan mobilisasi manusia. Sudah banyak cara dilakukan untuk mengurangi ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil yang meninggalkan jejak karbon. Namun, hingga sekarang belum banyak bahan bakar terbarukan yang bisa menyaingi kemudahan dan jumlah energi yang dihasilkan bahan bakar fosil.

Menurut Center for Liquiefied Natural Gas, satu-satunya bahan bakar fosil yang paling ramah lingkungan adalah gas alam. Zat ini meninggalkan jejak karbon 45 persen lebih sedikit dibandingkan batu bara, 30 persen lebih sedikit dibanding minyak, dan 15 persen lebih sedikit dibanding kayu bakar. Meski begitu, gas alam bukanlah sumber energi yang mudah didapat. Hanya beberapa negara saja yang diberkahi gas alam melimpah. Beda dengan batu bara dan minyak yang lebih mudah didapat, meski tidak bisa dibilang melimpah pula.

Beberapa alternatif bahan bakar ramah lingkungan yang menjanjikan lainnya adalah biodiesel dan solar panel. Ini bisa jadi salah satu cara mengurangi polusi karbon yang mengancam keberlangsungan hidup organisme. Selain itu, pola hidup hemat energi seperti tidak menggunakan lampu di siang hari juga bisa jadi cara mudah berbuat baik pada alam.

10. Polusi di Indonesia

polusi adalah
Pexels

Sebenarnya secara kasat mata saja, kita sudah bisa melihat betapa jelasnya keberadaan polutan di sekitar kita. Sampah yang berserakan di sungai dan lahan-lahan di tanah air hanyalah salah satu contoh kecil. Ingat-ingat kasus banjir berwarna merah di kawasan industri tekstil Pekalongan, kasus pencemaran udara karena pabrik batu bara yang sempat difilmkan.

Jangan tanya lagi tentang polusi udara, Air Quality Life Index merilis laporan di tahun 2019 bahwa rata-rata orang Indonesia kehilangan 1,2 tahun usia harapan hidupnya karena kualitas udara yang buruk. Dari laporan tersebut terlihat pula bahwa particulate matter (salah satu polutan udara berbahaya) di Indonesia mengalami peningkatan teratur setiap tahunnya dari tahun 2000 hingga 2015. Mirisnya, Indonesia juga belum memiliki kebijakan yang jelas tentang peraturan pencemaran udara. Apalagi banyak oligarki di bidang industri batubara yang pastinya bakal menghambat pembuatan kebijakan terkait lingkungan dan polusinya. 

Berbagai jenis dan penyebab pencemaran udara sudah dibahas tuntas lewat ulasan di atas. Polusi adalah hal yang bisa membunuh manusia perlahan-lahan. Semoga bisa membuka mata Sedulur akan kondisi lingkungan saat ini. Kita sendiri sebagai manusia adalah sumber polutan lewat sampah dan gaya hidup. Meski skalanya kecil dibandingkan pencemaran yang dilakukan industri, bukan berarti kita bisa lepas tangan. Justru aksi kecil manusia bisa berkali lipat dampaknya bila yang melakoni miliaran orang di dunia.

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!