Tari Indang: Penjelasan, Sejarah, Fungsi, & Gerakannya

Tari Indang atau yang lebih dikenal dengan sebutan Dindin Badindin adalah salah satu kesenian tradisional Indonesia, yang berasal dari Pariaman, Sumatera Barat. Kesenian ini merupakan sebuah akulturasi agama Islam dan budaya Minangkabau yang dilakukan secara berkelompok dengan jumlah ganjil.

Apabila dilihat secara sekilas, gerakan dari kesenian ini hampir mirip dengan tari Saman yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam. Dengan diiringi tuturan lisan dan memiliki gerakan yang cukup lugas lah yang membuatnya menjadi menarik dan unik. Ingin tahu lebih lanjut mengenai Tari Indang sebagai salah satu kesenian tradisional khas Sumatera Barat ini? Yuk, simak lengkapnya disini.

BACA JUGA: Tari Payung: Kenali Sejarah, Asal Makna & Propertinya, Lengkap!

1. Sejarah dan asal-usul

tari indang
Tribun Wiki

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, asal tari Indang adalah dari Pariaman, Sumatera Barat. Awal mula kesenian ini diperkenalkan oleh Syekh Burhanuddin pada abad ke-13 atau 14. Tujuannya adalah untuk menyebarkan agama Islam di semua pelosok wilayah Sumatera Barat. Pada awal-awal kemunculannya, kesenian ini digunakan sebagai sebuah media untuk berdakwah mengenai agama Islam. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu beralih fungsi menjadi media pertunjukkan atau hiburan.

Sumber lain menyebutkan bahwa kesenian tradisional ini disebut juga sebagai Dindin Badindin dan berasal dari pedagang Arab yang sedang berlabuh di Minangkabau. Lalu, seorang tokoh agama pengikut Syekh Burhanuddin bernama Rapa’i mulai mempublikasikan kesenian ini dalam sebuah perayaan festival Tabuik di Pariaman. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Imam Husein Bin Ali.

Sejak hari itu, pementasan kesenian ini selalu diikutsertakan saat perayaan Tabuik sampai saat ini. Awalnya, Rapa’i menjadikan perkusi seperti gendang pipih bundar dan rebana yang terbuat dari kayu pendek dan agak lebar ujungnya sebagai pengiringnya. Pada masa lalu, kesenian ini dianggap sakral. Dalam setiap kelompok penarinya mengandung sipatuang sirah.

Dulu, kesenian tradisional ini diatur untuk waktu pementasannya, yaitu Indang naik dan turun. Indang naik dipentaskan setiap hari pertama atau awal, yaitu malam hari saat jam 11 hingga 12 malam. Sementara itu, turun dimainkan saat senja atau sehabis sholat Maghrib. Akan tetapi, saat ini aturan tersebut sudah tidak berlaku lagi. 

2. Fungsi tari Indang

tari indang
Info Publik

Tarian Indang merupakan sebuah kesenian tradisional khas Pariaman, Sumatera Barat yang sangat kental akan nilai-nilai keagamaan. Kesenian yang satu ini mempunyai berbagai fungsi, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Sebagai sarana pendidikan untuk memberikan edukasi pada para masyarakat, terutama pelajar tentang ajaran serta nilai dalam agama Islam.
  • Sebagai sarana hiburan dan pertunjukkan yang bertujuan untuk menyambut tamu penting, baik dalam negeri maupun luar negeri.
  • Upacara keagamaan dan upacara adat seperti tabuik dan peringatan wafatnya cucu Nabi Muhammad yang digelar setiap tanggal 10 Muharram.
  • Untuk media dakwah dalam menyampaikan berbagai ajaran Islam dan didukung dengan beberapa elemen budayanya. Budaya tersebut diantaranya adalah syair-syair Islami dan iringan sholawat nabi. 

3. Gerakan tari Indang

tari indang
Zona Ilmu

Sama dengan kesenian asal Aceh, yaitu Tari Saman, keunikan tari Indang adalah gerakannya yang dinamis dan bervariasi. Pada saat ini, mayoritas penampilannya diiringi dengan lagu. Sehingga, setiap baitnya mempunyai ciri khas dan gerakannya sendiri. Para penari pun memegang dan memukul Indang agar bisa menghasilkan bebunyian dan mengatur temponya dengan baik. Pada bagian reff, gerakan yang dimainkan adalah tepuk tangan. Selain itu, terdapat pula gerakan jentikan jari yang menghasilkan nada yang sama dengan iringannya. Gerakan kesenian ini memiliki sifat yang santai, ceria, lincah, dinamis, dan memiliki beberapa tahap dan langkah. Langkah dan gerakan tersebut diantaranya adalah:

  • Pertama, ada dua kelompok penari yang masuk ke panggung dengan melalui dua sisi yang tidak sama, yaitu kiri dan kanan. Lalu, mereka mengambil posisi yang membentuk dua baris berbanjar.
  • Setelah itu, penari akan duduk sambil menyilangkan kakinya. 
  • Kemudian, para penari akan menaruh rebana pada hadapan mereka. Ini berlaku bagi mereka yang menggunakan rebana.
  • Lanjut dengan masing-masing penari yang berpegangan tangan dan meletakkannya pada depan dada mereka.
  • Berikutnya adalah dengan melakukan gerakan inti yang bermacam-macam. Pertama adalah kepala, tangan, kemudian badan sambil menabuh rebana lagi bagi yang menggunakannya atau memegangnya.
  • Tak hanya sampai disitu saja, terdapat pula gerakan yang meliuk dan melambai ke depan, belakang, samping kanan dan kiri.
  • Terdapat pula gerakan mengangkat satu tangan secara horizontal dari siku ke atas, melipat tangan, dan saling bergantian dari tangan kiri menuju kanan.

Agar bisa menguasai seluruh gerakannya, para penari butuh latihan yang tidak mudah dan cukup ekstra. Walaupun gerakannya terkesan sederhana dan dilakukan dengan cara duduk, tapi setiap gerakan mempunyai makna tersendiri yang cukup dalam. Contohnya adalah gerakan mengayunkan ke kiri dan kanan dan menadahkan tangan. Kedua gerakan tersebut seolah-olah mengimplementasikan wujud rasa syukur.

BACA JUGA: Mengenal Tari Seudati, Tari Tradisional Unik dari Aceh

4. Penari Indang

tari indang
Kompas

Tari Indang dibawakan oleh lelaki dalam jumlah ganjil. Ciri khas dari kesenian tradisional khas Minangkabau ini adalah gerakannya yang berpusat pada kepala, badan, dan tangan. Para penari akan melakukan gerakan dalam posisi duduk. Lebih lanjut, penarinya terdiri dari beberapa perna, yaitu tukang dikia atau tukang dzikir, anak indang, tuo indang, dan tukang alih. Penjelasan selengkapnya bisa diketahui sebagai berikut:

  • Tukang Dikia atau Dzikir. Tugas dari Tukang Dzikir adalah untuk menyampaikan berbagai syair mengenai ajaran agama Islam atau sholawat Nabi. Biasanya, posisi dari Tukang Dikian berada di luar penari.
  • Anak Indang. Penari ini terdiri dari semuanya yang duduk bersila dalam satu barisan atau shaf. Lalu, bagian paha dan kaki para penari saling berhimpitan.
  • Tuo Indang. Tugas dari penari ini adalah sebagai penanggung jawab semua pertunjukannya. Hal ini berkaitan dengan kejadian di masa lalu yang sering ada cerita mistis dalam pertunjukannya.
  • Tukang Alih. Terdapat juga pemain yang bertugas memimpin tarian dan berada pada barisan anak indang. Selain itu, Tukang Alih juga bertugas untuk mengatur gerakan tempo dan memberikan kode untuk setiap pergantian gerakannya. 

5. Musik pengiring tarian

tari indang
Museum Nusantara

Tari Indang disebut juga tari Dindin Badinding yang memiliki dua jenis bunyi yang digunakan sebagai pengiringnya. Dua jenis tersebut dihasilkan dari alat musik tabuh khas Melayu yaitu gambus dan rebana, serta lagu yang dinyanyikan oleh Tukang Dzikir atau Dikia. Dalam perkembangannya, alat musik yang dijadikan sebagai pengiringnya juga akan semakin beragam. Tak hanya gambus saja, terdapat pula alat musik modern yang digunakan seperti akordion dan piano. Tidak ada yang berubah dari awal munculnya kesenian ini untuk syair lagu iringannya, yaitu menggunakan lagu karya Tiar Ramon berjudul Dindin Badindin.

6. Pola lantai tari Indang

Detik Travel

Apabila dikaji dari pementasannya, tari Indang pada dasarnya menggunakan pola lantai horizontal, berbanjar dari kiri ke kanan. Akan tetapi, terdapat pula yang mengubah atau memberikan variasi yang tidak sama seperti membentuk huruf V atau V terbalik. Selain itu, ada juga yang membentuk zig-zag, melingkar, selang-seling, dan berpasangan dua-dua dan tiga-tiga.

Umumnya, jumlah penari kesenian tradisional khas Minangkabau ini tidak selalu sama, yaitu mulai dari 5 sampai 25 orang. Pada zaman dahulu, penari yang diperbolehkan untuk melakukannya adalah pria saja karena perempuan tidak boleh memperlihatkan dirinya pada khalayak ramai. Akan tetapi, kini pementasannya bisa dilakukan secara campur, dengan menutup aurat.

BACA JUGA: 8 Macam Tarian Jawa Timur yang Dikenal Hingga Mancanegara

7. Properti tari Indang

Zona Pustaka

Properti dalam tarian Indang sangat sederhana, yaitu indang atau rebana berukuran kecil itu sendiri. Dahulu, para penarinya selalu menggunakan rebana dalam pementasan. Akan tetapi, sekarang lebih sering diletakkan pada hadapan mereka. Kemudian, digantikan dengan gerakan tepuk tangan pada bagian-bagian lirik tertentu. Selain menepuk tangan, terdapat pula gerakan menepuk lantai. 

8. Tari Indang lirik

Sabitakoyaki

Dikutip dari musiklib.org, berikut adalah lirik dari Tari Indang versi aslinya:

Balari lari bukannyo kijang

Pandan tajamua di muaro

Kami manari basamo samo

Paubek hati dunsanak sadonyo

 

Ikolah indang oi Sungai Garinggiang

Kami tarikan basamo samo

Sambuiklah salam oi sambah mairiang

Pado dunsanak alek nan tibo

 

Bamulo indang ka ditarikan

Salam bajawek (ondeh) ganti baganti

Lagu lah indang kami nyanyikan

Supayo sanak (ondeh) basuko hati

 

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

 

Di Batu Basa oi Aua Malintang

Di sinan asa nagari kami

Kami tarikan oi tarinyo indang

Salah jo jangga tolong pelok’i

 

Kabekkan jawi di tangah padang

Baoklah pulang (ondeh) di hari sanjo

Kami manari jo tari indang

Paubek hati (ondeh) urang basamo

 

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

 

Baralah tinggi oi si buruang tabang

Panek malayok ka hinggok juo

Banyak ragamnyo oi budayo datang

Budayo kito kambangkan juo

 

Dari lah Solok nak ka Salayo

Urang lah Guguak (ondeh) pai ka pakan

Ambiak nan elok jadi pusako

Sado nan buruak (ondeh) kito pelokkan

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Dindin badindin oi dindin badindin

Itu dia penjelasan menarik tentang sejarah hingga properti yang digunakan dalam tari Indang (Dindin Badindin). Selain digunakan sebagai media dakwah islam, kesenian ini juga bisa menjadi sebuah sarana hiburan dan pertunjukkan di berbagai acara penting. Semoga bisa menambah wawasan Sedulur, ya!

Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.