Berbeda dengan hari besar agama lain di Indonesia, hari besar agama Khonghucu masih jadi hal yang jarang diketahui oleh masyarakat umum. Padahal sejak kemerdekaan Indonesia, pemerintah sudah secara resmi mengakui agama ini bersama dengan 5 agama lainnya.
Hari besar agama Khonghucu yang paling sering dibicarakan adalah Imlek. Imlek sendiri merupakan tradisi dari masyarakat Tionghoa di seluruh dunia untuk mengucapkan syukur pada Yang Maha Kuasa atas rezeki dan keberuntungan yang didapat dalam setahun. Imlek sendiri dirayakan tiap tanggal 1 kalender China atau biasa dikenal dengan sebutan Cia Gwee.
Namun, tahukah Sedulur, ternyata ada perayaan lain dalam agama Khonghucu yang perlu diketahui. Apa saja itu? Simak berikut ini.
Baca Juga: Ternyata Ini Fakta Unik Dibalik Hari Raya Imlek, Kamu Sudah Tahu?
Sejarah Hari Besar Agama Khonghucu di Indonesia
Perayaan masyarakat Khonghucu sebenarnya sudah ada sejak Indonesia merdeka. Hal ini disebut dalam Penetapan Pemerintah 1946 No. 2/UM tentang Hari Raya. Dalam aturan tersebut ditetapkan tentang hari raya umum, hari raya Islam, hari raya Kristen, dan hari raya Tionghoa. Dalam aturan itu juga dijelaskan secara rinci beberapa hari penting bagi masyarakat Tionghoa seperti peringatan Tsing Bing, hari lahir Khonghucu, wafatnya Khonghucu, dan Imlek.
Namun, kebebasan masyarakat Khonghucu dalam melaksanakan ibadat keagamaan mulai mengalami pembatasan pada era Orde Baru. Kala itu, Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 tentang Agama Kepercayaan dan Adat Istiadat China. Dalam aturan itu dijelaskan, setiap kegiatan budaya Tionghoa, termasuk perayaan Imlek, agar hanya dilakukan di ranah privat.
Aturan ini juga membuat masyarakat Tionghoa tidak bisa melakukan upacara di tempat ibadah Konghucu atau kelenteng. Mereka hanya bisa merayakan di dalam rumah dan dengan komunitas keluarganya saja.
Pasca reformasi tahun 1998 lalu, pemerintah Indonesia yang dipimpin Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur akhirnya secara resmi mengakui adanya 6 agama di tanah air. Agama itu adalah Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Aturan yang mengekang kebebasan beragama dan tradisi warga Tionghoa pun dicabut. Pada 17 Februari tahun 2002, Presiden Megawati Soekarnoputri menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai hari raya nasional.
Hari Besar Agama Konghucu cuma Imlek?
Imlek menjadi salah satu ibadah yang sangat penting bagi komunitas Tionghoa. Hal ini karena menjadi momen dimana mereka bisa mengucap rasa syukur atas rezeki yang telah didapatkan selama setahun penuh.
Perayaan ibadah ini dilakukan selama 15 hari pada bulan pertama kalender China. Satu hari sebelum atau pada saat hari raya Imlek sampai 14 hari selanjutnya. Ibadah ini meliputi pemujaan, memelihara meja abu nenek moyang atau lingwei, sampai sembahyang untuk leluhur.
Banyak momen menarik ketika perayaan Imlek tiba, dimana masyarakat Tionghoa akan membeli baju baru, membagikan angpao dan berkunjung ke kelenteng. Mereka juga akan menghias rumah dengan warna dominan merah serta memasang lampu lentera.
Ketika upacara ibadah selesai, mereka juga akan saling berkunjung dan membagikan kue keranjang yang jadi salah satu barang sangat ikonik dalam perayaan Imlek.
Lalu, apa hari besar umat agama Khonghucu selain Imlek? Dikutip dari buku berjudul Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SMP/MTs Kelas 7 yang ditulis oleh Sri Nurhayati, S.Pd. dan Iwan Muharji, S.Pd, M.Pd. (2021:158), disebutkan bahwa terdapat 3 hari besar agama Khonghucu selain Imlek:
-
Cap Go Meh
Cap Go Meh masuk dalam 3 hari besar agama Konghucu karena dirayakan pada akhir perayaan Imlek atau tepatnya di hari ke 15 kalender China. Masyarakat Konghucu akan melakukan ibadah di kelenteng dan mengadakan pertunjukan barongsai.
Selain itu, pada Cap Go Meh juga biasanya ada tradisi memberikan angpao untuk menjaga silaturahmi dan membagi rezeki ke sesama.
Perayaan ini menjadi salah satu hari besar agama Konghucu yang cukup dikenal masyarakat umum. Hal ini tak lepas dari seremoni ketika Cap Go Meh tiba akan dirayakan dengan besar-besaran.
-
Twan Yang
Hari-hari besar agama Khonghucu selanjutnya adalah Twan Yang. Hari ini juga dikenal dengan Hari Raya Peh Cun, yaitu perayaan yang dilakukan ketika matahari, bumi dan bulan membentuk sudut 900 derajat.
Biasanya hari ini tiba pada tanggal 5 bulan ke 5 kalender China atau biasa disebut Go Gwee Go Hauw. Ibadah pun dilakukan dari jam 11 sampai 1 siang.
Hal ini tidak lepas dari mitos perayaan Peh Cun dimana pada jam tersebut sering terjadi bencana dan ibadah Twan Yang dilakukan untuk menghindarinya.
-
Hari Tangcik
Nama hari besar agama khonghucu yang terakhir adalah hari Tangcik atau Dongzhi. Tangcik merupakan upacara Konghucu yang dilakukan masyarakat Tionghoa ketika puncak musim dingin pada tanggal 21 Desember dan 22 Desember tiba.
Ibadah ini sendiri sudah dilakukan sejak dinasti He/Xia pada tahun 2205 sampai 1766 SM. Dalam perayaan ini, ada satu sajian yang wajib muncul ketika hari Tangcik tiba, yaitu minuman kuah jahe yang di Indonesia dikenal dengan nama ronde.
Tiap mangkuk ronde akan berisi 12 adonan tepung ketan berwarna merah dan putih yang melambangkan Yin dan Yang atau keseimbangan dalam kehidupan.
Baca Juga: 3 Hari Besar Agama Buddha, Bukan Hanya Waisak. Sudah Tau?
Pantangan dalam Hari Besar Konghucu
Tak banyak orang yang tahu, bila dalam perayaan Imlek dan hari besar Konghucu lainnya terdapat beberapa pantangan. Pantangan ini sendiri dipercaya bisa membantu masyarakat Tionghoa lepas dari kesialan dan hal buruk sepanjang tahun.
Dan berikut ini beberapa pantangan yang masih dipercaya masyarakat Tionghoa seperti dilansir dari lama China Highlights:
- Tidak boleh memotong rambut
Memotong rambut ketika Imlek merupakan salah satu pantangan bagi masyarakat Tionghoa. Mereka percaya apabila memotong rambut ketika Imlek tiba bisa membuat keberuntungan di tahun depan hilang.
- Tidak boleh membiarkan baju dan piring kotor di rumah
Ketika Imlek tiba, masyarakat Tionghoa akan berusaha untuk membuat rumahnya bersih dan bebas dari baju dan piring kotor.
Bahkan, peralatan seperti sapu, kain pel, sampai penyedot debu harus disembunyikan. Hal ini agar setahun ke depan keberuntungan tidak diambil oleh orang lain.
- Tidak boleh menyimpan benda tajam
Masyarakat Tionghoa juga tidak diperbolehkan menggunakan gunting, pisau, dan alat potong lainnya selama tahun baru Imlek. Mereka percaya, menggunakan benda tajam ketika Imlek bisa memutus rezeki dan keberuntungan.
- Tidak boleh membeli sepatu
Membeli sepatu ketika perayaan Imlek tiba adalah hal yang tabu. Hal ini lantaran sepatu dengan tali dianggap memiliki filosofi memperumit kehidupan.
Pantangan-pantangan ini sebenarnya ada sejak dari zaman dahulu dan selalu dilestarikan secara turun temurun. Hal ini tak lepas dari kepercayaan masyarakat Tionghoa yang begitu kuat tentang keberuntungan, kesialan, dan keberkahan dari benda di sekitarnya.
Baca Juga: Resep Kue Keranjang Khas Imlek Enak & Praktis
Nah itu tadi beberapa ulasan mengenai ragam hari besar agama Konghucu. Meskipun hanya Hari Raya Imlek saja yang dijadikan hari raya nasional, masyarakat Tionghoa sekarang sudah bisa beribadah dengan tenang.
Semoga artikel di atas bisa memberikan tambahan pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi Sedulur ya!