Apa Itu Demensia: Ini Gejala, Penyebab & Cara Pengobatannya

Demensia adalah salah satu penyakit yang harus kita waspadai. Walaupun lebih banyak kasus yang terjadi pada orang dewasa, namun penyakit ini bisa menyerang siapa saja. Bahkan dampak yang ditimbulkan pun juga sama parahnya, lho.

Demensia sendiri berhubungan erat dengan perubahan genetik dan juga perubahan protein pada otak. Jika orang sudah terserang demensia, tentu saja tidak akan bisa berperilaku seperti pada umumnya. Ya, bisa dibilang bahwa penyakit ini hampir sama seperti kepikunan. Nah, bagi Sedulur yang ingin tahu secara lebih lanjut mengenai demensia, langsung saja simak informasi yang ada di bawah ini.

BACA JUGA: Apa Itu Penyakit Ain, Pengertian, Penyebab & Cara Mengatasinya

Apa itu demensia?

demensia adalah
pexels

Demensia adalah penyakit yang dapat memengaruhi kemampuan fungsi kognitif pada otak dalam mengingat (memori), bertingkah laku, berpikir, serta berbicara (berbahasa). Bisa dibilang jika demensia ini sebenarnya bukan penyakit sungguhan, melainkan hanya istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala yang mengganggu fungsi dari otak.

Kondisi seperti ini juga mempunyai sebutan lain, seperti gangguan neurokognitif mayor serta penyakit pikun (kepikunan). Walaupun begitu, pada dasarnya tidak semua orang yang mengalami kepikunan itu juga mengalami demensia. Pikun sendiri merupakan sebutan untuk menurunnya daya ingat yang dimiliki seseorang. Umumnya, kepikunan ini disebabkan oleh menuanya usia. Akan tetapi, orang dengan penyakit demensia sangat erat dengan gejala pikun yang parah.

Tingkat keparahan dari kondisi demensia itu beragam, mulai dari tingkatan yang ringan sampai yang berat sekali. Bahkan ada kemungkinan kondisi yang memengaruhi fungsi otak ini, dapat membuat kepribadian seseorang berubah. Selain itu, demensia juga memiliki sifat progresif, yang berarti bisa berkembang semakin memburuk dari waktu ke waktu jika tidak segera ditangani. Beberapa kasus bahkan menyebutkan bahwa demensia ini cenderung sulit untuk dipulihkan.

Seiring dengan bertambahnya usia, tentu risiko mengalami demensia akan semakin tinggi. Tapi penting untuk Sedulur pahami jika kondisi ini bukan termasuk bagian dari penuaan. Itulah mengapa ada sebutan demensia dini. Demensia dini adalah terjadinya kondisi demensia pada orang yang usianya masih tergolong muda.

Seberapa umum kondisi ini?

demensia adalah
pexels

Penyakit demensia adalah penyakit yang umumnya terjadi pada lansia, biasanya pada usia 65 tahun ke atas, baik itu pria ataupun wanita. Bahkan, kemungkinan risiko terjadinya demensia ini dapat menjadi semakin tinggi setelah usia seseorang lebih dari 85 tahun. Selain umur, faktor genetik juga turut andil sebagai salah satu faktor yang menyebabkan kondisi semacam ini.

Di Indonesia sendiri, pada tahun 2016 diperkirakan ada sekitar 1,2 juta orang yang menderita demensia. Angka tersebut, seiring waktu akan terus melonjak dengan perkiraan mencapai 2 juta jiwa di tahun 2030, serta 4 juta jiwa di tahun 2050 nantinya.

Jenis-jenis demensia

demensia adalah
pexels

Dilansir dari situs National Institute of Aging, demensia itu dibagi menjadi beberapa jenis. Di bawah ini klasifikasi demensia yang perlu diketahui.

1. Penyakit Alzheimer

Demensia alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum terjadi. Menurut data, ada 60 hingga 80 persen dari semua kasus demensia, yang merupakan penyakit Alzheimer. Sebagian dari kasus Alzheimer, berkaitan dengan mutasi gen yang diturunkan orangtua kepada anak.

2. Demensia vaskular

Demensia vaskular merupakan gangguan fungsi otak yang terjadi karena aliran darah pada otak mulai berkurang. Kondisi seperti ini, bisa disebabkan adanya penumpukan plak di bagian dalam pembuluh darah arteri.

3. Lewy body dementia

Lewy body dementia adalah kondisi yang ditandai dengan kemunculan endapan protein dalam sel saraf otak. Hal ini akan menyebabkan fungsi otak dalam menghantarkan sinyal kimia ke seluruh tubuh menjadi terhambat.

4. Demensia frontotemporal

Demensia frontotemporal merupakan penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada sel-sel saraf di lobus frontal temporal otak. Pada bagian otak yang satu ini, sel-sel bertugas untuk mengatur perilaku. kepribadian, dan juga kemampuan berbicara (bahasa).

5. Kombinasi demensia

Kepikunan bisa terjadi karena adanya dua atau lebih jenis demensia yang bergabung. Jika hal ini terjadi, tentu saja level demensia yang dialami seseorang itu sudah lebih tinggi.

Tanda dan gejala demensia

demensia adalah
pexels

Nah, berikut ini ada berbagai tanda, gejala, dan juga ciri-ciri yang ditunjukkan oleh orang yang mengalami demensia.

Gejala terkait perubahan kognitif

  • Sering kelupaan dan salah ketika meletakkan suatu benda.
  • Mengalami kebingungan atau disorientasi tentang waktu dan tempat.
  • Mengalami kesulitan dalam berpikir serta mencerna informasi.
  • Mengalami kesulitan dalam berbahasa, berkomunikasi dengan orang lain, serta melakukan kegiatan sehari-hari.
  • Mulai kehilangan ingatan.

Gejala terkait perubahan psikologis

  • Terjadinya perubahan kepribadian, perilaku, dan suasana hati yang sering terjadi secara tiba-tiba.
  • Sering mengalami halusinasi.
  • Sering mengalami depresi.
  • Merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
  • Kehilangan apatis inisiatif dalam hal apa pun, termasuk juga degan kegiatan yang sebelumnya pernah ditekuni.
  • Sering mengalami paranoia.
  • Sering merasa gelisah.

Seiring bertambahnya usia dari penderita, maka gejala demensia ini biasanya juga semakin memburuk. Bahkan ada kemungkinan bahwa muncul gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Sedulur khawatir akan suatu gejala tertentu, segera berkonsultasi dengan dokter.

Kapan harus periksa ke dokter?

demensia adalah
pexels

Apabila Sedulur atau orang terdekat merasa mempunyai satu atau lebih gejala seperti yang sudah disebutkan di atas,  jangan diabaikan begitu saja. Segera konsultasikan gejala-gejala yang muncul tersebut dengan dokter.

Seperti yang telah diketahui, bahwa kondisi kesehatan tubuh setiap orang itu berbeda. Jadi dengan berkonsultasi dengan dokter, Sedulur bisa mendapatkan penanganan yang terbaik dan juga paling tepat terkait dengan kondisi kesehatan Sedulur sendiri.

BACA JUGA: 8 Gejala Penyakit Usus Buntu Penyebab & Pengobatannya

Penyebab demensia

pexels

Terdapat berbagai hal yang bisa menjadi penyebab demensia. Tetapi secara umum, kondisi ini dikarenakan adanya kerusakan pada sel-sel otak (neuron) yang terjadi di beberapa bagian pada otak.

Tidak hanya itu, kondisi semacam ini juga bisa berawal dengan kemunculan gangguan di bagian tubuh lain yang kemudian memengaruhi fungsi dari neuron. Nantinya, neuron akan melemah dan fungsi akan hilang secara bertahap, hingga akhirnya mati.

Pada akhirnya, kondisi ini juga akan memengaruhi koneksi antar neuron, yang disebut dengan sinapsis. Alhasil, timbul berbagai masalah karena pesan yang seharusnya dihantarkan oleh otak terputus dan tidak sampai ke tujuan.

Demensia ini bisa memengaruhi seseorang dengan cara yang berbeda-beda, tergantung dengan area otak yang memiliki masalah. Nah, berikut ini beberapa kondisi dan hal lain yang bisa menjadi menyebabkan kepikunan (demensia).

  • Paparan dari zat kimia yang menyebabkan keracunan, seperti logam berat, timah, dan pestisida.
  • Kekurangan gizi, misalnya karena kekurangan vitamin, dehidrasi dan kekurangan mineral lain yang dibutuhkan oleh tubuh.
  • Struktur otak terganggu, seperti hidrosefalus serta hematoma subdural atau tumor dan infeksi pada otak. Kondisi ini juga sering disebut sebagai penyakit Parkinson.
  • Terdapat gangguan pada sistem metabolisme, misalnya hipotiroidisme, kekurangan vitamin B-12, natrium, kalium, kadar gula darah rendah, dan masalah ginjal serta hati.
  • Anoxia, kondisi yang terjadi saat tubuh tidak mendapatkan supply oksigen yang cukup. Anoxia ini bisa berkembang karena ada asma yang parah, serangan jantung, dan lain sebagainya.

Faktor-faktor risiko demensia

pexels

Faktor yang meningkatkan risiko demensia itu ternyata cukup banyak. Di antaranya adalah seperti yang ada di bawah ini.

Faktor risiko demensia yang tidak dapat diubah

  • Usia

Orang akan lebih rentan terkena kondisi ini setelah usia 65 tahun. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan terjadinya demensia saat usia muda.

  • Riwayat keluarga

Mempunyai anggota keluarga yang menderita penyakit ini. Keturunan dari penderita memiliki risiko terkena demesia lebih tinggi dari yang tidak.

  • Down syndrome

Ada banyak penderita down syndrome yang mengalami penyakit Alzheimer di usia paruh baya.

Faktor risiko demensia yang bisa diubah

  • Depresi

Walaupun belum ada pembuktian secara nyata, namun depresi di usia lanjut mungkin saja mengindikasikan perkembangan demensia.

  • Diabetes

Bagi Sedulur yang memiliki diabetes, risiko terhadap demensia ini lebih tinggi, terutama jika tidak ditangani dengan baik dan benar.

  • Penyakit kardiovaskular

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, lemak yang menumpuk pada dinding arteri, dan juga obesitas, dapat meningkatkan risiko terkena kondisi ini.

  • Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok ternyata juga bisa meningkatkan risiko terhadap demensia dan penyakit yang lain seperti penyakit pembuluh darah atau vaskular.

Komplikasi demensia

pexels

Jika demensia menjadi semakin memburuk seiring waktu, maka bisa menimbulkan komplikasi seperti berikut ini.

  • Kekurangan nutrisi

Hal ini terjadi karena pasien lupa cara makan dengan baik dan benar.

  • Pneumonia (radang paru-paru)

Kesulitan untuk menelan membuat risiko tersedak atau menyedot makanan ke dalam paru-paru meningkat.

  • Tidak bisa merawat diri

Tidak mampu dalam merawat diri, seperti mandi, memakai pakaian, dan lain sebagainya.

  • Kematian

Demensia tingkat akhir bisa menyebabkan koma dan akhirnya meninggal.

Pemeriksaan demensia

pexels

Kondisi yang menyebabkan fungsi kognitif otak menurun ini, biasanya tidak hanya memerlukan satu jenis pemeriksaan saja. Kemungkinan besar, dokter akan melakukan serangkaian tes diagnosa untuk penyakit demensia yang meliputi:

  • Riwayat medis
  • Pemeriksaan fisik
  • Tes laboratorium
  • Tes pencitraan
  • Tes neuropsikologis
  • Evaluasi kejiwaan

Pengobatan demensia

pexels

Obat-obatan

  • Obat penghambat kolinesterase

Obat ini akan bekerja dengan meningkatkan senyawa kimia pada otak yang terlibat dalam penilaian dan memori.

  • Obat memantine

Obat ini bekerja dengan mengatur aktivitas glutamat. Selain itu, memantine juga akan membawa pesan kimiawi lain yang terkait dengan fungsi otak.

Terapi demensia

  • Terapi okupasi

Terapi ini akan membantu pasien saat gejala muncul dengan tujuan untuk mencegah terjadi kecelakaan yang bisa memengaruhi kesehatan.

  • Perubahan lingkungan

Memberikan suasana yang jauh dari kebisingan dan aman, agar pasien demensia bisa lebih fokus dalam menjalankan aktivitas.

  • Menyederhanakan tugas harian

Pasien akan diajarkan untuk lebih fokus dan mengikuti langkah-langkah mudah untuk menyelesaikan suatu kegiatan.

BACA JUGA: Penyakit Milia: Gejala, Penyebab, dan Cara Menghilangkannya

Itulah beberapa hal penting mengenai demensia yang perlu diketahui. Dari informasi di atas, bisa dibilang jika demensia adalah salah satu kondisi berbahaya yang bisa menyerang siapa saja. Jadi agar kita tidak terdampak kondisi tersebut, hindari beberapa faktor yang tadi sudah disebutkan di atas ya.

Kemudian bagi yang merasa jika sudah menderita demensia, segeralah hubungi dokter dan lakukan pengobatan. Jika tidak, maka dampak kondisi tersebut bisa parah, bahkan mengakibatkan kematian.