Fakta dan Sejarah Menarik Museum Sunan Giri Sidoarjo

Gresik merupakan sebuah kota di Jawa Timur yang terkenal tidak hanya karena makanan khasnya yang lezat, namun juga sejarahnya yang panjang. Salah satu cara terbaik untuk menjelajahi kekayaan sejarah Gresik adalah dengan mengunjungi Museum Sunan Giri di kota Pudak.

Museum Sunan Giri sendiri merupakan tempat wisata yang memberikan pengalaman istimewa untuk melihat masa-masa dimana para wali berjaya. Tak hanya itu, museum ini juga menyimpan banyak sekali catatan perkembangan ajaran agama Islam di Pulau Jawa. Tentunya perkembangan ini juga begitu erat dengan tumbunya kawasan Gresik, sebagai salah satu wilayah penting di Jawa Timur.

Ada cukup banyak hal yang bisa Sedulur jumpai ketika berkunjung ke Museum Sunan Giri, misalnya peninggalan dari Sunan Giri yang sudah berusia ratusan tahun hingga bebereapa dokumentasi foto yang masih tersimpan apik. Kalau Sedulur tertarik untuk berkunjung ke sini, jangan lupa untuk simak informasi lengkapnya berikut ini!

BACA JUGA: Museum Trowulan Mojokerto: Sejarah, Daya Tarik, dan HTM

Sejarah Museum Sunan Giri

museum sunan giri
Disparekrafbudpora Gresik/Museum Sunan Giri

Museum Sunan Giri merupakan destinasi wisata yang menawarkan pengalaman unik dengan menjelajahi kekayaan sejarah. Museum ini didedikasikan untuk mengenang Sunan Giri, yang merupakan salah satu tokoh terpenting dalam sejarah Islam Indonesia. 

Museum Daerah Kabupaten Gresik Sunan Giri dibuka pada tanggal 17 Maret 2003 untuk memperingati hari jadi berdirinya kota Gresik. Museum ini didirikan oleh Bupati Gresik, Drs KH Robbach Ma’sum, MM, lalu dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gresik melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)Kabupaten Gresik.

Dahulu Museum Sunan Giri merupakan museum khusus yang dibuka pada tanggal 9 Maret 2002. Menurut situs pemerintah Kabupaten Gresik, motivasi didirikannya museum ini adalah banyaknya situs arkeologi dan sejarah yang ada di Kabupaten Gresik, baik di alam maupun di masyarakat.

Saat itu, belum ada pusat informasi dan pendidikan yang berfokus pada sejarah kuno Kabupaten Gresik untuk memberikan informasi dan menjaga keandalan data sejarah kuno wilayah tersebut. Nama museum ini diambil dari salah satu Wali Songo yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Gresik.

Meski namanya terinspirasi dari salah satu tokoh Wali Songo, museum ini merupakan museum umum dan koleksinya tidak terbatas pada barang-barang yang berkaitan dengan Sunan Giri saja. Melainkan, Museum Sunan Giri terus memperbarui dan menambah koleksinya yang saat ini berjumlah kurang lebih 50 benda dari berbagai zaman, antara awal perkembangan Islam dan masa kolonial.

Lokasi dan Transportasi ke Museum Sunan Giri

Museum Sunan Giri berlokasi di Jalan Pahlawan No 4, Tlogobendung, Bedilan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Untuk mencapai ke sini, ada banyak pilihan transportasi yang bisa Sedulur gunakan. Sedulur bisa baik kendaraan pribadi, bus, ojek, bahkan delman jika Sedulur tidak jauh dari lokasi.

Kalau menggunakan transportasi umum, Sedulur bisa naik bus dari Terminal Tipe C Bunder. Kalau kereta bisa turun di Stasiun Indro. Jika menggunakan kendaraan pribadi, waktu tempuh dari Alun-alun Gresik kurang lebih 10 menit ke arah barat dengan jarak kurang lebih 3,7 km. Kondisi jalan baik, bisa untuk motor, mobil, maupun bus.

Jam Operasional dan Harga Tiket

Museum Sunan Giri tidak buka setiap hari, melainkan hanya di hari kerja saja. Jadi pada weekend atau hari-hari tertentu museum tutup. Untuk lebih jelasnya berikut ini hari dan jam operasionalnya.

  • Senin 08.00 – 15.30 WIB: Buka 
  • Selasa 08.00 – 15.30 WIB: Buka 
  • Rabu 08.00 – 15.30 WIB: Buka
  • Kamis 08.00 – 15.30 WIB: Buka
  • Jumat 08.00 – 15.30 WIB: Buka 
  • Sabtu: Tutup 
  • Minggu: Tutup
  • Tanggal Merah: Tutup

Selain itu, untuk tiket masuk Museum Sunan Giri tidak dipungut biaya apa pun. Sedulur bisa masuk secara gratis dan mengeliling museum sepuasnya. Cocok menjadi salah satu rekomendasi wisata murah di Gresik.

Fasilitas di Museum Sunan Giri

Mengenai fasilitas, Museum Sunan Giri cukup lengkap. Jadi, bisa mendukung kenyamanan selama berkeliling di sini. Sedulur akan dengan nyaman dan puas belajar sejarah Islam maupun Gresik. Berikut ini beberapa fasilitas yang tersedia:

  • Tiga ruang pameran yaitu Ruang Pameran Hindu Budha, Ruang Pameran Pengaruh Islam dan Ruang Pameran Kolonial
  • Ruang peradaban atau perpustakaan mini di lantai dua sebagai ruang edukasi video visual mengenai sejarah dan kearifan lokal Kabupaten Gresik.
  • Ruang gudang
  • Ruang administrasi
  • Ruang kepala museum
  • Lobi museum
  • Ruang koleksi dan konservasi
  • Toko souvenir yang menyediakan jajanan khas, pakaian, tasbih, gelang, dan lainnya
  • Area parkir luas
  • Toilet umum
  • Masjid Sunan Giri
  • Pujasera
  • Pos Keamanan
  • Terminal parkir khusus bis

BACA JUGA: Menilik Kampung Kemasan Gresik, Wisata Kota Tua Bersejarah

Daya Tarik Museum Sunan Giri

museum sunan giri
Disparekrafbudpora Gresik/Museum Sunan Giri

Daya tarik utama Museum Sunan Giri tentu adalah koleksi sejarahnya. Ada banyak sekali bentuk koleksi yang berkaitan dengan Sunan Giri, perkembangan Islam hingga koleksi sejarah mengenai Gresik ada di sini. Berikut ini beberapa koleksi yang bisa Sedulur nikmati di Museum Sunan Giri:

1. Fragmen Sajadah

Fragmen sajadah yang ditemukan di makam Sunan Giri di desa Giri Kabupaten Gresik kini menjadi salah satu koleksi utama Museum Sunan Giri. Konon, sajadah ini kemungkinan besar digunakan oleh Sunan Giri saat shalat, namun pada masyarakat modern juga digunakan sebagai alas untuk menghindari kotoran saat shalat. 

Sajadah ini dengan warna dasar merah dan motif tumbuhan warna kuning, cokelat, dan putih. Sajadah ini diyakini berasal dari Timur Tengah dengan ukuran 68 cm x 23 cm, serta terdapat bekas sobek di bagian tepinya.

2. Sorban Sunan Giri

Sorban yang sebelumnya disimpan di Masjid Ainul Yaqin Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik kini  menjadi koleksi Museum Sunan Giri. Menurut catatan, sorban ini konon merupakan warisan Sunan Giri yang kabarnya ia memakainya setiap hari untuk menyebarkan dakwah Islam. 

Sorban ini dibuat dari bahan yang mirip dengan kain salami Persia dan teknik tenun mengikuti pola dekoratif. Sorban ini dibuat dengan pewarna alami putih, biru, merah, dan coklat, serta membentuk hiasan floral kecil-kecil.

3. Keris Kalam Munyeng

Keris Kalam Munyeng dikaitkan dengan Sunan Giri. Konon diciptakan dari kalam (penunjuk) yang digunakan Sunan Giri untuk mengajarkan Islam dan membaca Alquran. Keris aslinya masih disimpan di pemakaman Sunan Giri di desa Giri kawasan Kebomas, Gresik. 

Sementara yang di museum merupakan replika. Mata Keris Kalam Munyeng terbuat dari baja sepanjang 36 cm dengan 13 lekukan. Pangkal mata keris dihiasi sulur daun berlapis emas.  Gagang keris terbuat dari kayu, panjang 10,5 cm, diukir sulur. Sedangkan rangka (wironko/sarung) juga terbuat dari kayu, panjang 50 cm, seluruhnya dilapisi perak dan diukir dengan sulur tumbuhan. 

4. Tombak

Tombak, merupakan senjata prasejarah yang dikembangkan menggunakan logam. Ujung tombak koleksi Museum Sunan Giri terbuat dari besi, ujungnya lancip dan juga sisinya.Ada juga tombak canggah yang digunakan untuk menangkap pencuri.

Meski kuat, tombak ini tidak memiliki pamor, seperti senjata kelas atasnya. Tombak tersebut awalnya disimpan di Masjid Ainul Yaqin Desa Giri dan merupakan salah satu senjata Dinasti Giri, menurut takmir masjid.

5. Pelana Kuda

Pelana kuda yang kini menjadi koleksi Museum Sunan Giri ini awalnya ditemukan di Masjid Ainul Yaqin di Desa Giri. Menurut cerita rakyat daerah Giri, pelana kuda ini konon merupakan milik kuda seorang pengikut Sunan Giri. 

Koleksi ini terdiri dari dua pelana dengan ukuran berbeda dengan pengikat dan pijakan kaki kuda dari besi. Ukurannya panjang 50cm dan lebar 38cm. 

6. Umpak Kayu

Umpak kayu merupakan koleksi Museum Sunan Giri, awalnya adalah bagian dari tiang bangunan pendopo cungkup kuburan Sunan Giri. Umpak ini berfungsi sebagai alas untuk membawa barang bawaan dan berbentuk segi delapan menyerupai bintang dengan tangga kecil ke arah atas.

Terbuat dari kayu jati memiliki hiasan karang, umpak ini merupakan salah satu contoh seni rupa masa berkembang Islam. 

7. Bedug

Bedug merupakan koleksi unggulan yang disimpan di Museum Sunan Giri, yang menjadi perlengkapan masjid di Indonesia yang menandai waktu shalat. Terbuat dari sepotong kayu dengan lubang di tengahnya dan selaput kulit sapi di tepinya sebagai permukaan pemukul. 

Bedug ini dari Masjid Desa Pasucinan Gresik yang dipercaya peninggalan Maulana Malik Ibrahim yang telah meninggal pada tahun 1419 M. Maulana Malik Ibrahim sendiri memindahkan pelabuhan dagang dari Leran ke Rumo, ke Gresik.

8. Rebana

Rebana merupakan alat musik tradisional Timur Tengah, dianggap sebagai simbol perkembangan masyarakat Islam  Indonesia. Alat musik ini sering digunakan dalam seni tradisional Islam sebagai pengiring puisi dalam kitab Barzanji. Rebana ini merupakan barang titipan dari Masjid Ainul Yaqin.

9. Naskah-naskah agama

Museum Sunan Giri menyimpan koleksi naskah-naskah antara lain Al Quran, Kitab Khutbah Jumat, dan naskah babad yang memuat kisah Sindujoyo. Semua naskah ini ditulis tangan di atas kertas deluang menggunakan tinta Cina. 

Praktek pembuatan naskah-naskah yang memuat Al-Quran dan kitab agama merupakan bagian penting dalam perkembangan Islam di nusantara. Naskah-naskah tersebut tidak hanya memuat ajaran Islam, namun juga kisah hidup para tokoh agama dan legenda.

10. Al-Qur’an Tulisan Tangan

Al Quran tulisan tangan dalam jumlah besar ditemukan di Gresik. Salah satu koleksi terpenting Museum Sunan Giri memiliki halaman-halaman yang dihiasi lukisan dengan tinta merah, biru, dan emas. Al Quran ini dilengkapi dengan 30 jus. Berdasarkan kertas dan tinta yang digunakan, Al Quran ini diyakini berasal dari abad ke-17 M. 

11. Kitab Khotbah Jumat

Kitab Khotbah Jumat berasal dari Masjid Ainul Yaqin. Terdiri dari 11 jilid, masing-masing berisi lima naskah khotbah. Setiap jilid berisi khotbah selama 11 bulan kalender Hijriah, tidak termasuk bulan Dzulhijjah. Menurut takmir Masjid Ainul Yaqin, kitab bulan Dzulhijjah hilang. Buku ini ditulis tangan dengan tinta Cina hitam dan merah di atas kertas lion in medallion.

Tips Berwisata ke Museum Sunan Giri

Sebelum berwisata ke sini, ada beberapa hal yang perlu Sedulur perhatikan agar kegiatan wisatamu berjalan lancar. Berikut tips berwisata ke Museum Sunan Giri:

  • Pastikan Sedulur datang pada jam dan hari operasinal.
  • Jangan menyentuh atau memindahkan benda koleksi museum untuk menghindari kerusakan.
  • Bawalah kamera untuk mengabadikan momenmu.
  • Jangan meninggalkan sampah dalam museum.
  • Bertanyalah pada staf jika Sedulur memiliki pertanyaan tentang koleksi museum.

Itulah tadi informasi lengkap mengenai Museum Sunan Giri. Oia, biar suasana jalan-jalan serta menikmati peninggalan sejarah di Museum Sunan Giri makin krezi dan seru, Sedulur bisa menjadikan YumiKrez sebagai perbekalan lho. Cemilan berbentuk net yang Yumi Rasanya Krezi Isinya ini cocok banget jadi teman berwisata bersama keluarga, apalagi dengan isi yang banyak nggak habis-habis.

YumiKrez

Sedulur bisa menemukan Yumikrez dengan mudah karena tersedia di toko kelontong dan juga di SuperApp lho. SuperApp adalah aplikasi yang membantu kulakan sembako dan barang kebutuhan pokok untuk toko atau kebutuhan sehari-hari di rumah jadi mudah. Untuk informasi lebih banyak, Sedulur bisa mengikuti Instagram SuperApp.