Salah satu daerah Jawa Timur yang memiliki banyak potensi wisata menarik adalah Kabupaten Mojokerto. Tak hanya wisata alam, kabupaten ini juga memiliki pilihan wisata edukasi sejarah. Dimana Sedulur bisa mengunjungi Candi Bajang Ratu yang merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit.
Keberadaan Candi Bajang Ratu sendiri juga menjadi bukti bahwa Mojokerto dahulu merupakan ibu kota Kerajaan Majapahit. Hal ini dikuatkan dengan banyaknya situs lain yang tak jauh dari Candi Bajang Ratu, seperti keberadaan situs Trowulan yang menyimpan banyak peninggalan arca hingga gapura.
Kerajaan Majapahit sendiri merupakan kerajaan Hindu-Budha paling berpengaruh yang pernah ada di nusantara. Tentunya dengan keberadaan Candi Bajang Ratu ini menjadi bukti sejarah yang tidak boleh dilewatkan dan harus terus dilestarikan. Candi Bajang Ratu sendiri memiliki bentuk yang unik sehingga cukup populer di kalangan wisatawan yang datang e Mojokerto. Kalau Sedulur penasaran dan tertarik untuk menikmati keindahan dari Candi Bajang Ratu, mari simak ulasan lengkapnya di bawah ya!
BACA JUGA: Air Terjun Irenggolo: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket
Sekilas Tentang Candi Bajang Ratu
Candi Bajang Ratu merupakan candi peninggalan Kerajaan Majapahit dan terletak di Kecamatan Trowulan. Candi ini merupakan salah satu reruntuhan paling terkenal di Jawa Timur. Candi Bajang Ratu dibangun pada abad ke-14 dan konon merupakan monumen untuk menghormati Jayanegara, raja kedua Majapahit yang wafat pada tahun 1328.
Bentuk candi ini memperlihatkan arsitektur khas gaya Majapahit dengan menara Kenten yang meruncing dan dekorasi atap yang rumit. Terbuat dari bahan batu andesit dan terdapat beberapa relief serta ukiran hias yang indah pada bagian sisinya.
Ciri khas Candi Bajang Ratu adalah pada pintu masuk utama yang dihiasi motif singa dan burung garuda yang melambangkan kesaktian dan keperkasaan kerajaan Majapahit. Candi ini merupakan bukti kebesaran dan kemegahan Kerajaan Majapahit zaman dahulu.
Sejarah Candi Bajang Ratu
Nama Bajang Ratu pertama kali disebutkan pada tahun 1915 dalam laporan arkeologi zaman Hindia Belanda (Oudheidkundig Verslag). Menurut para ahli, pembangunan gapura atau Candi Bajang Ratu ini dikaitkan dengan wafatnya Raja Jayanegara pada tahun 1328.
Kitab Pararaton menyatakan: “Sira ta dhinarmeng kapopongan, bhisaka ring Crnggapura pratista ring Antawulan.” Menurut N.J. Krom sejarawan Belanda, “Crnggapura” dalam Pararaton ini sama dengan “Cri Ranggapura” dalam Kitab Nagarakertagama.
Sementara itu, Antawulan Pararaton sama dengan Antarsasi Nagarakertagama. Hal ini menghasilkan kesimpulan bahwa dharma (bangunan suci) Raja Jayanegara terletak di Kapopongan yang disebut juga “Crnggapura” atau “Cri Ranggapura” dan prasastinya terletak di Antawulan atau disebut Trowulan.
Oleh karena itu, Candi Bajang Ratu diyakini dibangun sebagai pintu masuk bangunan suci untuk mengenang wafatnya Jayanegara yang konon kembali ke alam Wisnu pada tahun 1328 di Pararaton dan Negarakertagama. Pendapat juga ini didukung oleh relief Sri Tanjung dan di sayap garuda yang melambangkan sebuah pembebasan atau pelepasan.
Tahun pasti pembangunan Candi Bajang Ratu tidak diketahui. Namun, mengingat tahun wafatnya Raja Jayanegara dan relief yang ada saat ini, ada dugaan kuat bahwa gerbang tersebut dibangun pada abad ke-14.
Arsitektur Candi Bajang Ratu
Bangunan Candi Bajang Ratu yang ada saat ini merupakan hasil pekerjaan pemugaran yang dilakukan antara tahun 1989 hingga tahun 1992. Candi Bajang Ratu berbentuk seperti gapura paduraksa, atau gapura beratap. Denah bangunan berbentuk persegi panjang dengan dimensi 11,5 x 10,5 meter, tinggi 16,5 meter, dan lebar pintu masuk 1,4 meter.
Selain itu, ada beberapa bangunan unik seperti pintu gerbang paduraksa yang bagian kiri atapnya terbuat dari batu bata, namun basementnya dibuat dengan tinggi 16,1m dengan memiliki Panjang 11 m serta memiliki lebar 6,7 cm.
Bangunan Candi Bajang Ratu mempunyai sayap dan pagar di kedua sisinya. Secara vertikal, bangunan ini terdiri dari tiga bagian utama: kaki, badan, dan atap. Pada bagian dasarnya terdapat relief Sri Tanjung yang sering terlihat pada candi-candi pada kerajaan Majapahit.
Di atas pintu masuk ada suluran yang dihiasi tanaman merambat. Terdapat relief binatang bertelinga panjang di sisi kiri dan kanan pintu. Atap Candi Bajang Ratu mempunyai beberapa relief antara lain kepala diapit singa, relief matahari, naga berkaki, kepala garuda, dan relief mata satu atau monocle cyclop.
Relief ini mempunyai fungsi melindungi atau menolak bahaya. Selain itu, pada sayap kanan garuda terdapat panel sempit yang dihiasi relief cerita Ramayana yang menggambarkan raksasa sedang melawan kera.
Candi Bajang Ratu Kini menjadi salah satu wisata yang paling diminati oleh para wisatawan saat datang ke Mojokerto. Pasalnya Candi Bajang Ratu mempersembahkan pemandangan yang bagus, indah serta sejarah yang eksotik.
BACA JUGA: Fakta dan Sejarah Dibalik Museum Dr. Soetomo Surabaya
Alasan Mengapa Candi Bajang Ratu Penting Pada Masa Majapahit
Candi Bajang Ratu merupakan salah satu reruntuhan penting dari Kerajaan Majapahit. Ada banyak alasan mengapa candi abad ke-14 ini memiliki daya tarik tersendiri. Candi Bajang Ratu dianggap penting bagi kerajaan Majapahit karena beberapa alasan.
- Pertama, kehadiran candi ini mencerminkan keagungan dan kejayaan Majapahit sebagai salah satu kerajaan Hindu dan Budha terbesar di Indonesia. Candi Bajang Ratu merupakan salah satu candi tertua di Trowulan, ibu kota Kerajaan Majapahit, serta memiliki nilai sejarah dan budaya.
- Kedua, dari segi arsitektur, Candi Bajang Ratu merupakan contoh penting gaya arsitektur Majapahit dengan atap berlapis-lapis berbentuk Meru yang melambangkan gunung tempat bersemayam para dewa. Hal ini mencerminkan keyakinan agama dan kosmologi masyarakat Majapahit.
- Ketiga, candi ini juga diyakini berhubungan dengan pemujaan dan penghormatan terhadap Raja Jayanegara, putra Raden Wijaya, yakni pendiri kerajaan Majapahit. Dalam konteks ini, Candi Bajang Ratu dapat berfungsi sebagai tempat menghormati dan memperingati dharma (pahala atau kebajikan) raja.
- Keempat, Candi Bajang Ratu yang merupakan bagian dari kompleks Trowulan merupakan saksi bisu sejarah perkembangan kerajaan Majapahit. Tempat ini merupakan tempat penting bagi para peneliti, sejarawan dan arkeolog untuk mempelajari dan memahami sejarah dan peradaban Majapahit. Oleh karena itu, Candi Bajang Ratu dianggap penting bagi Kerajaan Majapahit dan merupakan bagian integral dari warisan budaya dan sejarah Indonesia.
Lokasi dan Rute Candi Bajang Ratu
Lokasi Candi Bajang Ratu berada di Jalan Candi Bajang Ratu, Pelem, Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Untuk mencapai ke sini, Sedulur perlu berkendara 200 meter dari jalan raya Mojokerto – Jombang. Lalu kalau sudah sampai di perempatan Dukuh Ngliguk, belok ke timur sejauh 3 km hingga sampai di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan. Dari sini Sedulur sudah bisa melihat petunjuk menuju candi.
Jam Operasional dan Harga Tiket
Untuk tiket masuk ke Candi Bajang Ratu sangat terjangkau. Cocok untuk menjadi destinasi wisata murah. Berikut ini jam operasional dan rincian biayanya:
- Jam Operasional: Buka setiap hari pukul 07.00 WIB-16.45 WIB
- Harga Tiket: Rp3.000 per orang dan mengisi daftar tamu
- Parkit Motor: Rp3.000
- Parkir Mobil: Rp5.000
Tapi perlu dicatat bahwa harga ini bisa berubah sewaktu-waktu, terutama saat musim liburan atau ada hari besar keagamaan.
Fasilitas di Candi Bajang Ratu
Untuk mendukung kegiatan wisatamu, fasilitas yang tersedia juga cukup komplit. Berikut beberapa di antaranya:
- Area parkir
- Toilet
- Pusat informasi
- Toko oleh-oleh
- Toko souvenir
- Pujasera
Daya Tarik Candi Bajang Ratu
Candi Bajang Ratu merupakan salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi di Mojokerto, Jawa Timur. Candi ini dianggap sebagai salah satu situs peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit. Candi ini mempunyai pesona arsitektur yang memukau dan tempat-tempat bersejarah yang mengesankan.
Daya tarik utama Candi Bajang Ratu adalah keindahan arsitektur dan sejarahnya. Dengan gaya arsitektur yang memadukan unsur Hindu dan Budha, candi ini menawarkan pemandangan yang menakjubkan.
Relief dan ornamen indah menghiasi dinding, menceritakan kisah dan ajaran agama pada masa itu. Sembari merasakan suasana sejarah yang mendalam, Sedulur bisa mengagumi keindahan patung Budha dan ukiran rumit yang menghiasi candi ini.
Selain itu, candi ini berada di tengah-tengah lahan hijau yang menyejukkan. Dikelilingi juga pepohonan yang membuat suasana sekitarnya lebih rindang. Sedulur pun bisa bersantai di bawah pohon dan melihat bangunan candi yang mengagumkan.
Tips Berwisata ke Candi Bajang Ratu
Bagi Sedulur yang ingin berkunjung ke Candi Bajang Ratu, di sini ada pemandu wisata yang akan memberi berbagai informasi terkait sejarah yang ada. Selain itu, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan agar kegiatan wisatamu berjalan lancar.
- Waktu terbaik datang ke sini adalah pagi dan sore hari. Saat bagi udara terasa begitu sejuk, dan sore cuaca tidak terlalu panas.
- Jangan lupa untuk membawa tabir surya jika Sedulur datang pada siang hari karena matahari cukup terik.
- Bawalah kamera untuk mengabadikan momen kamu.
- Taati peraturan yang ada dan jangan membuang sampah sembarangan.
Itulah tadi informasi lengkap mengenai Candi Bajang Ratu. Kalau Sedulur ingin wisata sejarah di Mojokerto, lokasi ini bisa menjadi pilihan terbaik.
Oia, biar suasana jalan-jalan serta menikmati peninggalan sejarah di Candi Bajang Ratu makin krezi dan seru, Sedulur bisa menjadikan YumiKrez sebagai perbekalan lho. Cemilan berbentuk net yang Yumi Rasanya Krezi Isinya ini cocok banget jadi teman berwisata bersama keluarga, apalagi dengan isi yang banyak nggak habis-habis.
Sedulur bisa menemukan Yumikrez dengan mudah karena tersedia di toko kelontong dan juga di SuperApp lho. SuperApp adalah aplikasi yang membantu kulakan sembako dan barang kebutuhan pokok untuk toko atau kebutuhan sehari-hari di rumah jadi mudah. Untuk informasi lebih banyak, Sedulur bisa mengikuti Instagram SuperApp.
