tunas kelapa

Pramuka atau Gerakan Pramuka merupakan organisasi gerakan kepanduan di Indonesia. Sejak lama, Pramuka identik dengan lambang berupa siluet (silhouette) tunas kelapa. Sedulur mungkin tak asing dengan lambang tunas kelapa ini. Sebab, lambang tersebut bisa ditemukan pada sejumlah atribut termasuk bendera dan pakaian seragam.

Namun, apakah Sedulur sudah tahu mengapa tunas kelapa dijadikan lambang Pramuka? Nah, untuk mengetahui jawabannya, simak artikel selengkapnya berikut ini.

BACA JUGA: Bunyi Tri Satya & Dasa Dharma Pramuka Beserta Penjelasannya

Tunas kelapa lambang Pramuka

tunas kelapa
Gerakan Pramuka

Praja Muda Karana atau lebih dikenal sebagai Pramuka merupakan organisasi gerakan kepanduan di Indonesia. Dikutip dari laman pramuka.or.id, Pramuka mengusung moto “Satyaku Ku Dharmakan, Dharmaku Ku Baktikan” dan lambang Pramuka Indonesia adalah tunas kelapa.

Penetapan lambang tunas kelapa Pramuka ini diatur dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 48 dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII Pasal 120. Sedangkan, penjabaran lambang ini diuraikan dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 06/KN/72. Adapun lambang Gerakan Pramuka pertama kali digunakan pada 14 Agustus 1961.

Penemu lambang tunas kelapa

tunas kelapa
Gerakan Pramuka

Apakah Sedulur tahu siapa penemu lambang tunas kelapa? Lambang Gerakan Pramuka Indonesia ternyata diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro. Berikut profil singkat mengenai penemu atau pencipta lambang tunas kelapa.

Dirangkum dari berbagai sumber, Soenardjo Atmodipuro lahir pada 29 Februari 1903 di Blora. Ia adalah seorang pegawai Departemen Pertanian, sekaligus merupakan Andalan Nasional dan Pembina Pramuka.

BACA JUGA: Tri Koro Dharmo: Sejarah Berdiri, Tujuan, dan Tokoh Pendirinya

Sejarah dan arti lambang pramuka tunas kelapa

tunas kelapa
Gerakan Pramuka

Telah diketahui bersama bahwa tunas kelapa adalah lambang dari Gerakan Pramuka Indonesia. Lantas, bagaimana sejarah dan arti lambang tersebut? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Buah kelapa bernama cikal

Buah kelapa atau buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal di Indonesia dapat diartikan yang pertama atau yang menurunkan generasi baru. Sehingga, lambang buah nyiur yang tumbuh mengiaskan bahwa setiap anggota Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

2. Buah kelapa dapat bertahan dalam segala keadaan

Buah nyiur disebut dapat bertahan lama dalam berbagai keadaan. Sehingga, lambang ini bermakna bahwa setiap anggota Pramuka adalah seseorang yang mampu menghadapi segala tantangan dalam hidup.

3. Kelapa bisa tumbuh di mana saja

Buah kelapa atau buah nyiur memiliki kemampuan untuk tumbuh di mana saja. Hal ini bisa dimaknai sebagai kemampuan anggota Pramuka menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan.

4. Kelapa tumbuh lurus dan menjulang

Nyiur bertumbuh menjulang dan lurus ke atas. Pohon nyiur juga disebut sebagai pohon tertinggi di Indonesia. Karakteristik ini mengiaskan bahwa setiap anggota Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi dan lurus atau mulia. Selain itu, ia juga tetap tegak pada pendiriannya dan tidak mudah terombang-ambing.

5. Akar kelapa sangat kuat

Akar pohon kelapa atau nyiur tumbuh kuat di dalam tanah. Hal ini melambangkan setiap anggota Pramuka memiliki tekad dan keyakinan yang kuat.

6. Kelapa adalah tumbuhan serbaguna

Kelapa atau nyiur dikenal sebagai pohon yang serbaguna. Ini melambangkan bahwa setiap anggota Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri kepada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada sesama umat manusia.

Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia

Unsplash

Setelah membahas mengenai tunas kelapa sebagai lambang Pramuka, tidak ada salahnya untuk mencari tahu bagaimana sejarah Pramuka di Indonesia.

Masih mengutip dari laman pramuka.co.id, Gerakan Pramuka di Indonesia diawali dengan pendidikan kepanduan yang muncul pada zaman Hindia-Belanda. Tepatnya pada 1912, dimulai latihan oleh sekelompok pandu di Jakarta yang saat itu masih bernama Batavia. Kelompok pandu tersebut kemudian disahkan menjadi Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda dengan sebagian besar anggotanya adalah keturunan Belanda.

Pada 1916, berdiri organisasi kepanduan bumiputera bernama Javaansche Padvinders Organisatie yang merupakan bentukan pemimpin Keraton Solo, Mangkunegara VII. Selanjutnya bermunculan organisasi kepanduan berbasis agama hingga kesukuan. Termasuk di antaranya adalah Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Syarikat Islam Afdeling Pandu, Tri Darma (Kristen), dan Kepanduan Asas Katolik Indonesia.

Dalam perkembangannya, kepanduan Indonesia kemudian terpecah menjadi 100 organisasi yang tergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo). Akan tetapi, saat itu jumlah perkumpulan kepramukaan dengan anggotanya tidak sebanding. Selain itu, tingginya rasa golongan membuat Perkindo juga menjadi lemah.

Hingga pada 1959, Presiden Soekarno dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku Pandu Agung menggagas peleburan organiasi kepanduan itu. Seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka yang diresmikan pada 9 Maret 1961. Kemudian, pada 20 Juli 1961, para wakil organisasi kepanduan Indonesia mengeluarkan pernyataan di Istana Olahraga Senayan untuk meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Tanggal tersebut kemudian disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.

BACA JUGA: G20 adalah: Pengertian, Sejarah, Tujuan dan Anggotanya

Hari Pramuka 14 Agustus

Unsplash

Hari Pramuka di Indonesia diperingati pada setiap tanggal 14 Agustus. Penetapan itu bermula dari upacara di halaman Istana Negara pada 14 Agustus 1961 silam. Kala itu, dilakukan penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang sekaligus menjadi Ketua Kwartir Nasonal Gerakan Pramuka pertama. Upacara tersebut salah satunya bertujuan untuk memperkenalkan Gerakan Pramuka secara resmi kepada masyarakat luas.

Demikian pembahasan mengenai tunas kelapa dan kapan tunas kelapa digunakan sebagai lambang Gerakan Pramuka Indonesia. Ternyata, lambang yang terlihat sederhana itu memiliki nilai filosofis yang mendalam, ya, Sedulur.

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!