Kenali Upacara Tedak Siten, Ritual Tradisi Masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa terkenal dengan banyak ritual serta tradisi yang bermakna dalam. Termasuk Upacara Tedak Siten yang penuh dengan makna simbolis dan nilai luhur.

Tedak Siten adalah upacara ritual yang dijalani oleh bayi berusia 7 lapan atau 245 hari. Tedak Siten dari daerah Jawa Tengah ini dijalani demi memanjatkan doa dan harapan orang tua bagi masa depan sang buah hati. Seperti ritual masyarakat Jawa pada umumnya, setiap prosesi dari upacara ini memiliki makna filosofis yang mendalam. Bahkan kabarnya upacara ini dapat meramalkan masa depan sang bayi.

Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik bagi putra-putrinya. Karena itu, upacara ini sebaiknya jangan dilewatkan. Meski hanya simbolis, namun setiap bentuk pengharapan orang tua merupakan doa yang mungkin akan dijawab oleh Yang Maha Kuasa. Yuk kenali lebih dekat upacara Tedak Siten!

Upacara Tedhak Siten, Penuh Makna Demi Masa Depan Anak

Apa Itu Upacara Tedak Siten?

hipwee.com

Tradisi ini sudah dilakukan oleh orang tua di Jawa Tengah selama bertahun-tahun. Bukan hanya demi menyimbolkan pengharapan baik bagi buah hati, namun juga untuk menunjukkan rasa syukur serta kebahagiaan orang tua telah dikaruniai buah hati yang sehat. Setiap prosesi dari upacara ini melambangkan rasa syukur serta kebahagiaan orang tua.

Secara terminologi, Tedak memiliki arti ‘turun’ dan Siten memiliki arti ‘tanah’. Sehingga upacara tedak siten kerap disebut juga upacara turun tanah. Jika ditilik lebih jauh, upacara ini memiliki arti yang indah, yakni “melangkah di tanah/bumi”. Hitungan Tedak Siten biasanya berasal dari aturan bahwa upacara ini dilakukan oleh bayi yang berusia 7 lapan. Lapan adalah satuan dalam sistem penanggalan Jawa. Berbeda dengan bulan, satu lapan berjumlah 35 hari, sehingga usia bayi saat melangsungkan upacara ini adalah sekitar 7 atau 8 bulan.

Setiap prosesi dari upacara ini, orang tua akan mendampingi sang bayi dan membantunya untuk merampungkan seluruh prosesi acara. Hal ini melambangkan kesetiaan orang tua sebagai pendukung bagi anak. Selain itu, tradisi ini juga menggambarkan harapan akan kesuksesan anak di masa depannya kelak.

Perlengkapan Tedhak Siten

today.line.me

Sedulur yang ingin melakukan upacara Tedak Siten ini memerlukan banyak perlengkapan dan properti yang sudah dihias dengan cantik. Berikut beberapa hal yang perlu Sedulur beli atau sewa menjelang upacara.

Sesaji Selamatan: nasi tumpeng dengan sayur kacang panjang, bubur merah, dan bubur putih. Lengkapi pula dengan jajanan tradisional seperti apem, lemper, dan sebagainya.

Jadah tujuh macam warna. Biasanya, warna yang digunakan adalah merah, putih, hitam, kuning, biru, jingga, dan ungu. Setiap warna ini disusun dari warna hitam ke putih yang melambangkan bahwa akan selalu ada jalan terang dalam hidup anak.

  • Kembang setaman untuk mandi
  • Pasir atau tanah
  • Tangga ‘arjuna’ yang terbuat dari batang tebu ungu
  • Sangkar ayam yang dihias menggunakan janur kuning dan kertas krep beragam warna
  • Beras kuning dan beberapa koin uang.
  • Barang berharga dan bermanfaat yang dimasukkan dalam sangkar
  • Baju dalam 7 warna dan model berbeda

Baca Juga: 12 Ragam Alat Musik Ritmis – Jenis dan Cara Menggunakannya

Susunan Acara Tedak Siten

hot.liputan6.com

Ciri khas Tedak Siten terletak pada susunan acaranya yang unik dan menyimpan banyak sekali makna. Setiap susunan acara memiliki nilai serta makna yang indah bagi sang bayi. Berikut susunan acara yang perlu dilakukan saat menggelar upacara ini.

  1. Berjalan di Atas Jadah 7 Warna

Anak dibimbing untuk melangkah di atas jadah 7 warna yang sudah diurutkan. Anak perlu melewati setiap jadah, dengan bimbingan orang tua.

  1. Menapaki Tangga Arjuna

Setelah melewati jadah 7 warna, anak perlu untuk menaiki tangga ‘arjuna’ yang terbuat dari tebu ungu. Prosesi ini bermakna agar anak dapat memiliki sifat ksatria layaknya Arjuna dan hidup dengan berani serta penuh tekad.

  1. Ceker-ceker di Pasir

Turun dari tangga, anak akan dituntun ke tumpukan pasir. Di prosesi ini anak perlu melakukan ‘ceker-ceker’ atau menjejakkan kaki di atas pasir yang tersedia. Menurut masyarakat Jawa, ceker-ceker ini bermakna anak yang akan mampu bekerja demi memenuhi  kebutuhan hidupnya.

  1. Masuk ke Kandang Ayam

Prosesi selanjutnya adalah anak masuk ke dalam kandang atau kurungan ayam yang sudah dihiasi. Di dalam kandang ini, diletakkan berbagai barang yang bermakna seperti buku, pensil, cermin, kapas, perhiasan, emas, hingga tasbih. Barang yang dipilih oleh sang anak dipercaya akan menggambarkan profesi yang akan digeluti sang anak di masa depan. Kurungan ayam memiliki makna agar anak selalu terjaga dengan hal-hal baik di kehidupannya.

  1. Membagikan Udik-udik

Sembari anak berada dalam kurungan ayam dan memilih benda di hadapannya, kakek dan ayah akan menyebar ‘udik-udik’ berupa beras kuning, bunga, dan uang koin. Udik-udik ini bermakna harapan bahwa kelak anak akan mudah mencari rezeki dan tak segan membantu sesama.

  1. Mandi dengan Kembang Setaman

Selanjutnya, anak akan dimandikan menggunakan air kembang setaman. Air kembang setaman ini terdiri dari bunga mawar, melati, dan kenanga. Proses memandikan ini bermakna pengharapan orang tua bahwa sang anak kelak akan mengharumkan nama keluarga

  1. Berganti Hingga 7 Baju

Selepas mandi, anak kemudian dipakaikan baju dan berganti hingga 7 kali. Baju ke-tujuh inilah yang kemudian dikenakan oleh anak sepanjang sisa acara. Biasanya, baju ke-tujuh juga merupakan baju terbaik yang disediakan oleh orang tua.

Manfaat Tedak Siten

berita.yahoo.com

Prosesi panjang ini tentunya bukan tanpa maksud dan manfaat. Sebagaimana Sedulur tahu, upacara ini memuat banyak makna simbolis serta nilai yang dianggap penting oleh masyarakat. Namun pada intinya, upacara ini bermanfaat sebagai bentuk pengharapan orang tua akan kehidupan anak kelak. Bagi yang percaya, ritual ini juga dapat meramalkan masa depan sang anak. Misal, anak yang memilih benda tasbih saat berada di dalam kurungan ayam, diprediksi akan menjadi ahli agama di kemudian hari.

Tentu saja tak ada basis yang jelas dari prediksi ini. Akan tetapi bagi mereka yang percaya, prosesi ini dapat memotivasi untuk mendorong anak ke arah profesi tertentu sesuai dengan pilihan anak saat bayi.

Sedulur yang memiliki anak, jangan sampai melewatkan ritual upacara Tedak Siten ini. Pasalnya, ritual ini mengandung banyak makna yang mendalam bagi masa depan anak. Harapan dan doa orang tua adalah senjata paling ampuh bagi anak untuk mengarungi kehidupan. Perwujudan harapan tersebut dapat Sedulur tuangkan melalui ritual ini.

Bagi orang tua, anak adalah karunia sekaligus titipan Tuhan yang perlu dijaga serta dirawat sepenuh hati. Selalu berikan yang terbaik bagi sang buah hati, dari segi materi, psikologis, maupun rohani sekalipun. Anak yang tumbuh dalam cinta kasih orang tua, akan mampu mewujudkan pengharapan kedua orang tuanya dengan lebih baik. Jadi, siapkah Sedulur menggelar upacara Tedak Siten bagi anak Sedulur? Semoga ulasan di atas bermanfaat bagi Sedulur, ya!