Stereotip adalah konsep yang dimiliki seseorang atas sifat suatu golongan tertentu. Konsep tersebut dapat berupa konsep yang negatif atau bisa juga positif. Stereotip sering kali membuat sebagian orang menggeneralisasi golongan tertentu memiliki sifat yang sama semua, tanpa mempertimbangkan bahwa setiap orang punya kepribadian dan ciri khasnya masing-masing.
Supaya lebih memahami tentang stereotip adalah dan contohnya, berikut ini ulasan singkatnya. Yuk, simak sampai akhir!
BACA JUGA: Renaissance: Pengertian, Tokoh dan Latar Belakangnya
Pengertian stereotip adalah
Terdapat beberapa definisi mengenai istilah stereotip. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata stereotip atau stereotipe memiliki arti sebuah konsep yang dimiliki individu mengenai sifat suatu golongan tertentu. Konsepsi tersebut didasarkan atas prasangka yang subjektif dan tidak tepat.
Menurut kamus Merriam-Webster, stereotip adalah sikap yang merujuk pada serangkaian gambaran mental seseorang yang terstandarisasi terhadap individu atau kelompok sosial tertentu. Gambaran dapat berupa pendapat yang disederhanakan, sikap berprasangka, dan bisa juga berupa penilaian yang tidak kritis terhadap individu atau kelompok sosial lain.
Definisi tentang stereotip lainnya datang dari Dr. Saul McLeod, di mana ia menjelaskan bahwa istilah tersebut memiliki arti keyakinan seseorang yang tetap dan digeneralisasikan tentang kelompok atau kelas orang tertentu.
Dalam sebuah artikel jurnal yang berjudul Stereotype Threat and The Intellectual Test Performance of African Americans, Claude M. Steele dan Joshua Aronson mendeskripsikan stereotip sebagai persepsi karakterisasi yang logis atas dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga, dengan stereotip tersebut setiap orang harus memahami ancaman di baliknya, sekalipun tidak percaya dengan persepsi yang ia miliki. Ancaman dari stereotip dapat menyebabkan kecemasan yang berujung pada tekanan emosional dan kekhawatiran berlebihan.
Contoh stereotip adalah
Setelah kita membahas tentang beberapa definisi dari stereotip, pada bagian ini akan dijelaskan mengenai contoh dari stereotip. Secara garis besar, stereotip dibagi menjadi dua yaitu stereotip negatif dan stereotip positif. Stereotip positif memiliki maksud sebagai asumsi jelek seseorang terhadap kelompok tertentu. Sedangkan stereotip positif memiliki maksud sebagai asumsi baik seseorang terhadap kelompok tertentu.
Di bawah ini merupakan beberapa contoh stereotip di Indonesia dan negara-negara lainnya.
1. Rasisme
Jenis pertama dari stereotip adalah rasisme. Rasisme merujuk pada sikap berprasangka terhadap ras atau kelompok nasional seseorang. Bentuk paling umum dari rasisme adalah sikap berprasangka yang didasarkan pada warna kulit. Warna kulit memang menjadi salah satu tanda utama yang paling jelas dari ras seseorang.
Contoh sederhananya adalah ketika melihat seseorang yang berkulit gelap, terkadang muncul pikiran bahwa orang tersebut jorok dan tidak menjaga kebersihan. Padahal belum tentu pikiran tersebut benar, belum tentu mereka yang berkulit putih dan cerah lebih menjaga kebersihan daripada mereka yang berkulit hitam.
2. Seksisme
Seksisme merupakan stereotip berdasarkan gender. Sedari dulu sampai sekarang, seksisme mayoritas terjadi pada perempuan, walaupun memang sejatinya hal tersebut dapat juga terjadi pada laki-laki. Contoh sederhananya adalah pandangan sebelah mata dari kaum laki-laki terhadap perempuan di tempat kerja, menganggap perempuan tidak lebih mampu dibanding laki-laki ketika berurusan dengan pekerjaan.
BACA JUGA: Evolusi: Pengertian, Teori, Prinsip, Proses & Contohnya
3. Classism
Contoh lainnya dari stereotip adalah classism. Jenis ini merujuk pada perlakuan berbeda terhadap individu atau kelompok sosial lain atas kelas sosial mereka. Classism terjadi karena mereka yang berada di kelas sosial atas ingin menjadi lebih dominan terhadap mereka yang berada di kelas sosial bawah. Akibat paling buruk yang dapat ditimbulkan oleh classism adalah kesenjangan sosial yang memperjauh jarak antara si kaya dan si miskin.
4. Ageism
Ageism merupakan sebuah istilah stereotip yang merujuk pada perlakuan berbeda terhadap individu atau kelompok sosial lain atas usia mereka, baik itu muda maupun tua. Istilah ageism pertama kali digagas oleh Robert Neil Butler pada tahun 1969, di mana ia mendeskripsikan tentang diskriminasi yang dihadapi oleh orang-orang berusia lanjut.
5. Homofobia
Jenis lainnya dari stereotip adalah homofobia. Homofobia secara konstan dihadapi oleh mereka yang berada dalam kelompok LGBTQIA+. Homofobia merupakan perasaan irasional seperti ketakutan, kebencian, ketidaknyamanan, dan ketidakpercayaan seseorang terhadap kaum lesbian, gay, dan biseksual. Stereotip jenis ini sangat membahayakan bagi mereka yang termasuk dalam kategori LGBTQIA+, di mana stereotip tersebut dapat menimbulkan persekusi serta mengancam nyawa dan hak hidup mereka.
6. Xenofobia
Xenofobia adalah ketakutan atau kebencian terhadap sesuatu yang dianggap asing atau aneh. Perasaan ketakutan dan kebencian tersebut dapat berbentuk kecurigaan seseorang terhadap kegiatan kelompok sosial tertentu, keinginan untuk menghapus keberadaan kelompok sosial tertentu, dan menghilangkan identitas etnis, ras, serta nasional mereka. Xenofobia dan rasisme merupakan dua stereotip negatif yang saling berkaitan satu sama lain.
BACA JUGA: Observasi: Pengertian, Tujuan, Jenis, Ciri-ciri dan contohnya
7. Stereotip terhadap agama
Stereotip terhadap agama adalah sikap berprasangka seseorang terhadap agama yang dianut seseorang atau kelompok tertentu. Contoh sederhananya adalah mengidentikkan umat Islam yang bercelana cingkrang, berjenggot, dan yang menggunakan pakaian hitam bercadar dengan kegiatan terorisme atau termasuk anggota kelompok teroris.
8. Nasionalisme
Contoh terakhir dari stereotip adalah nasionalisme. Nasionalisme merupakan sebuah anggapan atau gerakan yang mengampanyekan ketertarikan seseorang terhadap kelompok maupun kebangsaan lain. Mereka yang memiliki pemikiran semacam ini secara tidak sadar akan merasa lebih hebat ketimbang individu yang berasal dari etnis, latar belakang agama, dan budaya lain.
Cara menekan stereotip
Perlu diakui bahwa stereotip merupakan pola pikir yang terkadang sulit untuk dihindari. Empati kita perlu dilatih untuk menerima perbedaan yang ada dalam masyarakat. Perbedaan merupakan hal yang biasa, tidak perlu dilebih-lebihkan. Apabila kita berhasil melatih empati, maka kita akan lebih mudah memahami dan menempatkan diri pada posisi orang lain. Beberapa cara untuk menekan stereotip adalah sebagai berikut.
- Menggalakkan dukungan dan membangun kesadaran menolak hal-hal yang berkaitan dengan stereotip.
- Mengintensifkan interaksi sosial dengan mereka yang berasal dari kelompok sosial lain.
- Membantu orang lain sadar terhadap fakta bahwa kemungkinan prinsip seseorang bisa berubah.
- Mendukung pembentukan hukum serta regulasi penerapan keadilan bagi seluruh kelompok manusia, tidak memandang etnis, ras, gender, nasionalitas, seksualitas, umur, dan lain-lain.
Itulah ulasan singkat dari pengertian stereotip adalah, jenis-jenis, dan contoh yang berkaitan dengan sikap berprasangka tersebut. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan membuat Sedulur lebih menghargai perbedaan yang ada pada setiap orang maupun golongan.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!