Fakta dan Kegunaan Obat Paratusin untuk Flu dan Batuk

Paratusin adalah obat pereda flu, demam, dan nyeri otot yang biasa diresepkan dokter pada pasien. Ia dijual bebas pula di apotek dengan harga yang terjangkau. Bedanya dengan obat batuk biasa yang kandungan utamanya guaifenesin untuk membantu membuang dan mengurangi dahak, paratusin memiliki kandungan yang lebih lengkap. Di dalamnya termasuk parasetamol dan noscapine. 

Sebelum memilih menggunakannya untuk mengatasi flu dan sakit tenggorokan Sedulur, ada baiknya kita mengenal lebih jauh tentang obat paratusin itu untuk apa saja lewat ulasan di bawah. 

BACA JUGA: Penyebab Umum Tenggorokan Sakit Saat Menelan

Kandungan paratusin 

paratusin
Pexels

Melansir HelloSehat, berikut adalah beberapa kandungan paratusin.

  • Paracetamol : 500 mg
  • Guaifenesin  : 50 mg
  • Noscapine    : 10 mg
  • Phenylpropanolamine HCl : 15 mg
  • Chlorpheniramine maleate : 2 mg

Berikut rincian fungsi dan kegunaan tiap komposisinya. 

1. Paracetamol 

Obat ini dikenal sebagai pereda nyeri dan rasa tak nyaman yang diakibatkan oleh sakit kepala, nyeri otot, dan rasa sakit lainnya. Parasetamol sangat umum ditemukan dalam komposisi obat batuk dan demam dalam kadar tertentu. Ia termasuk obat yang aman asal dikonsumsi dalam dosis yang benar. Kadang ia dipakai pula untuk meredakan demam, tetapi menurut Health Navigator New Zealand, jika demamnya ringan serta tidak sampai menimbulkan rasa tak nyaman, lebih baik parasetamol tidak perlu diberikan. 

2. Guaifenesin

Guaifenesin seperti dilansir dari WebMD, adalah obat ekspektoran yang fungsinya mengencerkan dahak dan mengeluarkannya agar saluran napas terasa lebih nyaman. Ia biasa dipakai untuk meredakan batuk, flu, gangguan pernapasan, dan bronkitis. Namun, ia tidak bisa digunakan untuk penyakit pernapasan kronis akibat merokok, bronkitis kronis, dan emphysema. Penggunaannya pun tidak disarankan untuk anak di bawah 12 tahun.

3. Noscapine 

Mengutip National Library of Medicine adalah obat non-narkotika yang diturunkan dari tanaman salah satu tanaman opium. Gunanya sebagai analgesik ringan dan antitusif, yaitu menekan refleks batuk kering. Komposisinya umum ditemukan dalam obat pereda flu dan batuk. Beberapa dokter juga menyarankannya untuk penderita asma bronkial serta emphysema, yaitu kondisi klinis yang menyebabkan napas pendek akibat kerusakan pada alveoli pada paru-paru. 

4. Phenylpropanolamine HCl

Melansir AloDokter, obat ini digunakan untuk membantu meredakan pilek dan hidung tersumbat akibat flu, alergi, atau sinusitis. Ia merupakan obat dekongestan yang kerjanya mempersempit pembuluh darah di rongga hidung agar saluran napas terbuka dan lebih lega. Namun, FDA, badan pangan dan obat Amerika Serikat  di tahun 2015 mengeluarkan peringatan larangan penggunaan phenylpropanolamine karena bisa meningkatkan risiko hemorrhagic stroke yang diakibatkan penyempitan pembuluh darah. Ini didasarkan pada penelitian sebuah tim di Universitas Yale. 

5. Chlorpheniramine maleate

Merujuk pada National Health Service Inggris, chlorpheniramine adalah obat antihistamin yang dipakai untuk meredakan gejala alergi seperti demam, mata merah, eczema, hingga gatal dan ruam merah. Ia dapat menyebabkan kantuk dan efeknya akan bekerja setelah 30-60 menit setelah dikonsumsi. Komposisinya sangat rendah bila dicampur dengan obat lain, sekitar 2-4 mg dalam 5 ml atau satu sendok takar obat pered flu dan demam. Obat ini aman untuk anak mulai usia 6 tahun ke atas, tetapi biasanya dosisnya lebih baik dikurangi dengan meminum setengah sendok takar. 

BACA JUGA: 9 Cara Mengatasi Sesak Nafas Tanpa Obat Cepat & Tepat

Penggunaan paratusin 

Sesuai dengan komposisi yang dijelaskan di poin sebelumnya, obat paratusin itu dipakai untuk meredakan gejala flu dan batuk ringan. Biasanya yang disertai dengan demam, rasa tak nyaman di saluran napas karena dahak dan lendir yang menyumbat. Ia bisa menyebabkan kantuk dan lebih baik tidak dikonsumsi jika akan beraktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti berkendara atau pekerjaan yang menguras fisik lainnya. Ia juga kadang diresepkan pada pengidap bronkitis, tetapi hanya berfungsi meredakan gejala yang kambuh, bukan menyembuhkan total. 

Aturan pakai paratusin 

paratusin
Pexels
  • Dari penjelasan di poin sebelumnya, Sedulur sudah paham paratusin obat untuk apa. Singkatnya ia dipakai untuk membantu meredakan keluhan tak enak badan akibat flu, demam, dan batuk. Nah, sebelum mengonsumsinya, silakan baca aturan pakai berikut. 
  • Di pasaran, paratusin tersedia dalam bentuk tablet dan sirup. Tablet akan lebih baik bila ditelan dengan bantuan makanan atau air putih, tidak ditumbuk atau dikunyah karena berpotensi menyebabkan terjadinya dose dumping, yaitu terserapnya dosis obat dalam jumlah banyak sekaligus yang bisa saja berbahaya. Sebaliknya, jika tablet ditelan, tubuh akan menyerapnya perlahan-lahan. 
  • Untuk paratusin sirup, pastikan Sedulur menggunakan sendok takar yang tersedia dalam kemasan obat. Gunakan setengah dosis jika akan memberikannya pada anak-anak di bawah usia 12 tahun. 
  • Konsumsi maksimal 3-4 kali dalam sehari atau ikuti resep dokter. Jangan melebihi dosis yang disarankan dan bila sudah tak ada keluhan atau gejala berarti, sebaiknya hentikan pemakaian obat. 
  • Jangan pernah mengonsumsinya bersama alkohol dan rokok.
  • Konsultasikan pula penggunaannya bersamaan dengan obat rutin yang mungkin Sedulur biasa konsumsi untuk treatment penyakit kronis, misalnya alergi, diabetes, gangguan jantung, hati, dan ginjal
  • Bila kelupaan mengonsumsi dosis dan masih ada waktu, silakan segera konsumsi obat. Namun, jika waktunya sudah dekat dengan waktu konsumsi dosis berikutnya maka lupakan saja dosis yang terlewat. Jangan meminum paratusin lebih dari dosis sekali minum yang disarankan karena bisa menimbulkan efek samping.
  • Obat ini tidak ditujukan untuk penggunaan jangka panjang, hanya untuk sakit yang sifatnya sementara. 

BACA JUGA: Pneumonia, Ketahui Gejala, Penyebab & Pengobatannya

Potensi efek samping 

Pexels

Obat adalah cara terakhir kita melawan penyakit saat istirahat dan imun tubuh ternyata tak bisa melawan penyakit. Namun, penggunaannya bisa saja memberikan dampak kesehatan tertentu. Sama seperti paratusin yang memiliki beberapa potensi efek samping berikut ini. 

  • Mungkin dapat menyebabkan kantuk karena keberadaan chlorpheniramine, sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi jika akan berkendara. 
  • Lebih baik dihindari oleh penderita stroke dan pemilik riwayat penyempitan pembuluh darah. Ini karena kandungan phenylpropanolamine. 
  • Bila Sedulur hamil, menyusui, atau sedang merencanakannya, ada baiknya dikonsultasikan dulu pada dokter. Sejauh ini belum ada penelitian ilmiah yang menjamin keamanannya pada bumil dan busui, pun belum ada laporan risikonya. Sebagai alternatif, obat paratusin untuk ibu hamil bisa diganti dengan obat luar seperti saline nasal drop untuk meredakan hidung yang tersumbat. Bisa pula dengan bantuan steamer atau vaporizer untuk mengencerkan lendir. Ibu hamil juga bisa beristirahat, minum air putih, dan sesekali kumur dengan air garam untuk meredakan rasa tak nyaman di tenggorokan. Intinya, hindari penggunaan obat kimia bila memang belum dirasa perlu. Lakukan cara-cara alami jika gejala dan gangguannya masih terbilang ringan. 
  • Bila terjadi overdosis, seseorang bisa mengalami mual, kantuk berat, pusing, kelelahan, hingga pendarahan dan lebam. 

Kini Sedulur sudah paham paratusin itu obat apa. Tentunya informasi di atas wajib dibaca seksama dan bisa digunakan dengan bijak bila nanti dibutuhkan. Ada banyak alternatif obat flu di pasaran selain Paratusin, kok. Silakan dipilih yang paling aman untuk kondisi medis Sedulur dan keluarga.