Nama Pakaian Adat Jawa Timur dan Keunikannya, Sudah Tahu?

Indonesia adalah negara yang sangat beragam dari segi etnik. Tak heran jika tiap etnik atau suku pun mengusung budaya tradisionalnya sendiri. Kuliner khas sudah jelas, bahasa daerah apalagi, begitu juga dengan pakaian adatnya. Kali ini mari menengok kekayaan nusantara lewat pakaian adat Jawa Timur, yuk.

Provinsi yang terletak di sisi Timur Pulau Jawa ini ternyata punya beberapa tipe dan desain pakaian adat yang menarik. Mungkin sebagian sudah kamu kenal, tetapi tak menutup kemungkinan kamu belum tahu sebagian lainnya. 

Baca Juga: Mengenal Keunikan Pakaian Adat Papua yang Tetap Lestari

1. Pakaian adat Jawa Timur Pesa’an dari Madura 

pakaian adat jawa timur
instagram.com/ratubusanajakarta

Pakaian adat dari Jawa Timur ini bernama Pesa’an. Pakaian ini mungkin sudah sering kamu lihat dipakai di berbagai acara dan pagelaran. Untuk pria, atasan yang dipakai adalah kaus dengan corak garis merah putih dengan tambahan luaran berupa kemeja hitam polos yang serasi dengan warna celananya. Potongannya kemeja dan celananya sama-sama longgar alias tak pas badan dan umumnya dibuat dengan kain tetoron. Selain tiga komponen pakaian tersebut, pakaian adat ini dilengkapi ikat kepala yang disebut Odheng. Namanya dan bentuknya sedikit mirip dengan Udeng, yaitu ikat kepala khas Bali. 

Odheng terdiri dari dua tipe, yaitu Tapoghan dan Santapan. Keduanya terbuat dari kain batik yang dibentuk menjadi ikat kepala dengan aksen segitiga menghadap ke atas. Bedanya, odheng Tapoghan tidak memiliki penutup di bagian atas kepala. Sementara, Santapan didesain dengan kain di bagian atas kepala sehingga menyerupai blangkon. 

Selain odheng, pakaian adat Madura juga dilengkapi sabuk atau ikat pinggang besar yang mirip dengan ikat pinggang khas Betawi. Sabuk tanpa corak ini terbuat dari kulit sapi berwarna coklat dengan kantong di bagian depannya. Bisa dipakai untuk menyimpan uang atau lain sebagainya. Terakhir, tambahan sarong atau sarung yang disampirkan pada bahu. Sarung ini terbuat dari kain katun dengan warna yang mencolok yaitu warna merah dan emas. Asal usul pakaian adat Jawa Timur ini ternayata dipengaruhi oleh watak dan karakter umum warga Madura yang berani. Tak heran jika corak dan warnanya pun dipilih yang mencolok.  

2. Kebaya Rancongan untuk perempuan Madura 

pakaian adat jawa timur
instagram.com/ryo.management

Sementara, untuk perempuan mengenakan baju kebaya lengan panjang dengan potongan pas badan dan biasanya berwarna mencolok. Dilengkapi dengan kalung brodong atau kalung berbentuk deretan biji jagung yang berwarna emas untuk hiasan dada.

Tak lupa hiasan rambut berupa cucuk dinar dan cucuk sisir yang bisa dipakai pula untuk perempuan berhijab. Untuk bawahannya, dipakai jarik atau kain batik dengan corak khas Madura seperti Tebiruan. Sebagian membedakan rancongan dengan kebaya Jawa lainnya dengan mengikat ujung kebaya yang panjang ke depan perut, tepat di garis pinggang. Ini adalah ciri khusus yang membedakan kebaya Madura dengan kebaya-kebaya lainnya di Indonesia.   

3. Pakaian adat Jawa Timur Mantenan

pakaian mantenan jawa timur
instagram.com/syurga_pelaminan_official

Mantenan merupakan bahasa Jawa untuk pernikahan. Dari nama pakaian adat Jawa Timur ini saja sudah tercantum jelas fungsi dan kapan digunakannya. Kamu mungkin akan menemukannya di beberapa acara pernikahan tradisional yang mengusung adat Jawa Timur. Tak jauh beda dengan pakaian adat dari wilayah Jawa lainnya, perempuan akan mengenakan kebaya hitam panjang yang menutup bagian lengan hingga pinggang. Bahan yang dipakai umumnya beludru yang dipadu dengan bordir dan manik-manik emas di bagian tengahnya. 

Pakaian adat Mantenan untuk laki-laki pun biasanya masih satu warna, berupa beskap atau jas hitam yang dikancingkan rapat. Di bagian kancing jas sudah dilengkapi ornamen emas yang serasi dengan kebaya perempuan. Keduanya, baik laki-laki dan perempuan akan mengenakan bawahan jarik batik yang serasi dan diikat kencang menggunakan sabuk. Kemudian, ditambah selop hitam untuk alas kakinya. Sebagai hiasan kepala, laki-laki akan mengenakan peci dengan tinggi tanggung yang warnanya sama dengan atasan yang dipakai. Sementara, perempuan akan menggunakan konde dengan untaian bunga melati yang menjulur hingga dada. Ditambah beberapa tusuk konde emas yang indah. 

Seiring berjalannya waktu, pakaian adat ini tak hanya dikemas dalam warna hitam. Banyak yang memodifikasinya dengan warna-warna lain sesuai konsep pesta pernikahan yang diusung mempelai. 

4. Baju Gothil khas Reog Ponorogo 

Gothil Reog Ponorogo
instagram.com/reogsingomanggolo

Jika Pesa’an identik dengan acara-acara adat di Madura, baju Gothil sering kita lihat dalam pagelaran Reog Ponorogo. Sekilas memang mirip dengan Pesa’an karena sama-sama menggunakan kemeja hitam tanpa kerah serta celana komprang berwarna serasi, Gothil sebenarnya lebih sederhana. Tak banyak ornamen yang harus dipakai selain sabuk othok yang warnanya hitam legam pula, serta udeng atau ikat kepala hitam yang bentuknya mirip blangkon, tetapi berwarna hitam dengan corak tribal di garis lingkar kepalanya. 

5. Baju Cak Ning

pakaian adat Cak Ning
instagram.com/pesona_suroboyo

Sering kamu temui saat menilik gambar rumah adat Jawa Timur, pakaian adat ini sebenarnya lebih sering dipakai saat bergulirnya ajang Cak Ning Jatim. Terlihat lebih sederhana dan modern, bukan? Pria akan mengenakan beskap polos dengan satu saku di bagian dada kiri untuk menyematkan sapu tangan. Bawahannya memakai jarik panjang dan selop seperti biasa. Tak ketinggalan blangkon atau ikat kepala akan disematkan pada pria. Beda dengan blangkon Jogja yang memiliki “mondolan” atau benjolan di bagian belakangnya, blangkon Jawa Timur dilengkapi dengan semacam kain segitiga yang berdiri di bagian belakang kepala. Hampir sama dengan ikat kepala khas Madura dan Ponorogo. 

Untuk perempuan agak beda. Masih memakai kebaya kain lengan panjang, tetapi didesain tanpa corak, polos, dan bebas manik-manik. Hanya berupa ornamen renda yang nantinya akan diserasikan dengan kerudung berenda untuk hiasan kepala. Bagian bawahan Ning juga berupa jarik panjang dan selop, sama dengan kostum si Cak. Jika diperhatikan, baju adat Cak dan Ning ini mirip dengan Abang None Jakarta. Masih bertema klasik tradisional, tetapi dipengaruhi unsur modern dari pengaruh Belanda. 

Pakaian adat Jawa Timur dan panganggone alias penggunaannya sudah dibahas tuntas di atas. Semoga bisa menambah wawasan Sedulur semua tentang budaya asli Indonesia. Tentunya pakaian adat Jawa Timur di atas sudah jarang kita lihat dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Manusia tentu lebih memilih pakaian yang sederhana dan tak butuh persiapan yang lama saat mengenakannya. Namun, pakaian adat masih jadi andalan saat acara-acara penting seperti upacara pernikahan atau pagelaran seni. 

Selain pakaian adat, yang tak kalah menarik adalah makanan khas tradisional dari Jawa Timur. Area timur Pulau Jawa ini memang terkenal akan kekayaan cita rasa yang tiada bandingannya. Berbagai hidangan lezat seperti rawon, rujak cingur, hingga sate ayam Madura berasal dari kawasan ini. Yuk lestarikan budaya Jawa Timur dengan memasak hidangan khasnya! Semua bahan bisa kamu temukan di Aplikasi Super. Install sekarang juga!