Bali merupakan salah satu provinsi yang tersohor akan keindahan alamnya sekaligus tempat wisata bagi para pelancong domestik ataupun luar negeri. Tidak hanya itu, Bali juga kaya akan budaya yang unik dan indah. Termasuk rumah dan pakaian adat Bali yang memiliki ciri khas serta keindahan luar biasa. Tak heran jika provinsi ini jadi destinasi liburan paling diminati di Indonesia.
Makna Rumah dan Pakaian Adat Bali
Pakaian adat bali tenyata memiliki beragam filosofinya tersendiri. Filosofi pakaian adat Bali pada dasarnya bersumber pada ajaran Sang Hyang Widhi, yakni Tuhan yang dipercayai memberikan keteduhan, kedamaian dan kegembiraan bagi umat Hindu yang mempercayainya.
Rumah adat Bali dibangun dengan prinsip filosofi yang tinggi. Filosofi yang dianut disebut dengan Tri Hita Karana yaitu Parahyangan, Palemahan, dan Pawongan. Tiga aspek ini memiliki arti hubungan dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan dengan alam / lingkungan (Palemahan) dan hubungan antar sesama manusia (Pawongan). Maka dari itu, setiap rumah adat Bali pasti mempunyai beberapa bangunan yang berguna untuk sembahyang dan juga tempat bercengkrama dengan sesama.
Rumah adat bali pada umumnya terbagi dalam beberapa jenis di antaranya yaitu, angkul-angkul, aling-aling, pura keluarga, bale manten, bale dauh, bale sekapat, bale dangin / gede, pawaragen / paon dan lumbung.
Nah, seperti apa ciri khas pakaian adat Bali yang terkenal akan keindahannya ini? Ada berapa jenisnya? Yuk simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Nama dan Gambar Pakaian Adat Bali serta Ciri-cirinya
1. Payas Agung
Payas Agung merupakan pakaian adat Bali yang hanya digunakan dalam berbagai acara adat seperti pernikahan, munggah deha (upacara kedewasaan), pitra yadnya (ngaben), mesagih (upacara potong gigi), dan upacara adat lainnya.
Payas Agung memiliki dominan warna emas dan mahkota tinggi yang menjulang. Untuk wanita, mengenakan pakaian ini terlihat anggun, cantik dan elegan. Untuk pria, Payas Agung mengkombinasikan lilitan kain songket mewah dengan jas beludru bermotif prada Bali.
Penggunaan Payas Agung akan disertai oleh riasan yang mewah. Pada bagian dahi wanita dirias dengan lengkungan atau srinata agar wanita terlihat lebih bersahaja. Di antara kedua alis terdapat bindi yang dalam agama Hindu diyakini sebagai simbol penanda cinta, kecantikan, kemakmuran, kehormatan, hingga penangkal nasib buruk. Dahi menjadi lokasi penggunaan bindi karena merupakan tempat cakra keenam.
Busana wanita memakai tapih (kain) panjang yang melilit tubuh dari dada hingga ke jari kaki. Tapih nantinya akan dilapisi kemben sebagai penutup dada dan kamen untuk menutup hingga ke mata kaki. Perhiasan yang digunakan adalah cerik (seperti gelang) di bahu sebelah kiri serta pending emas (seperti ikat pinggang) di pinggang, gelang kana di lengan, dan gelang satru di pergelangan tangan.
2. Payas Jangkep
Selanjutnya adalah Payas Jangkep. Biasanya pakaian Payas Jangkep ini dipakai dalam berbagai acara-acara penting seperti sesi lamaran pernikahan, acara wisuda, atau acara lain yang bersifat formal. Payas Jangkep adalah pakaian adat Bali yang artinya busana dan riasan lengkap (jangkep). Tampilan pakaian ini sekilas hampir mirip dengan Payas Agung. Tetapi, aksesoris payas jangkep lebih lengkap dan tidak semewah Payas Agung.
Sedangkan pria akan menggunakan baju safari yang memiliki bentuk serupa dengan kemeja pada umumnya. Hanya saja bedanya, baju safari memiliki kerah dan dua saku di bagian kiri dan kanan.
3.Payas Madya
Pakaian tradisional selanjutnya adalah, pakaian adat bali Payas Madya. berarti pakaian adat Bali yang sedang atau menengah. Tampilannya tidak terlalu mewah tapi juga tidak terlalu sederhana. Payas Madya biasanya dikenakan oleh orang Bali untuk kepentingan yang formal namun tak terlampau sakral seperti penggunaan Payas Agung, misalnya untuk keperluan sembahyang sehari-hari, pesta, maupun penyambutan tamu.
Keunikan pakaian adat bali Payas Madya ini terletak pada selendang atau senteng dan kambeng pada bagian bawah. Sedangkan pada bagian atas bisa mengenakan kemeja atau kaos biasa.
4. Payas Alit
Terakhir ada pakaian adat bali bernama Payas Alit. Nama pakaian adat Bali Payas Alit berarti memiliki arti ‘kecil’ atau ‘sederhana’. Biasanya pakaian Payas Alit dipakai oleh warga Bali untuk keperluan sehari-hari dan pada acara yang tak terlalu istimewa. Misalnya, bersembahyang sehari-hari, membersihkan tempat persembahyangan, atau untuk aktivitas sehari-hari saja. Pakaian ini pun tampak lebih sederhana dan mudah untuk dikenakan. Pakaian ini biasanya identik dengan warna putih, meski terdapat pula warna-warna lainnya.
5. Kebaya Bali
Dalam setiap upacara adat istiadat bali, sering Sedulur menemukan wanita menggunakan pakaian yang memiliki potongan seperti kebaya dengan sabuk atau tali yang dilingkarkan di pinggangnya. Pakaian adat bali tersebut bernama kebaya bali. Selama ini kita mengenal kebaya sebagai pakaian tradisional di Jawa, namun ternyata di Pulau dewata tersebut juga memilikinya.
Corak kebaya bali biasanya lebih sederhana dan berwarna cerah. Dalam penggunaannya, baju kebaya bali ini selalu dilengkapi dengan sebuah selendang yang diikat di seperti sabuk. Penggunaan selendang ini pun tidak asal semata, ada filosofi menarik di baliknya.
Baca Juga: Mengenal Keunikan Pakaian Adat Papua yang Tetap Lestari
Aksesoris pakaian adat Bali
Dalam setiap kegiatan acara, pakaian adat bali selalu diimbangi dengan beberapa unsur pernak-pernik atau aksesoris yang juga memiliki makna tertentu. Terdapat aksesoris yang dipakai khusus dalam baju adat Bali pria, dan baju adat Bali wanita Yuk simak apa saja aksesoris pada pakaian adat dari Pulau Dewata satu ini!
Aksesoris untuk wanita
Kamen
Seperti diketahui unsur pakaian adat Bali bernama kamen harus selalu ada dalam setiap kegiatan atau upacara khusus di Pura. Kamen tidak hanya digunakan oleh kaum pria saja, namun juga para wanita. Meski demikian, cara penggunaanya berbeda. Kamen yang dipakai oleh perempuan dibentuk lipatan melingkar dari arah kanan ke kiri sesuai dengan konsep sakti. Tinggi kamen perempuan kira-kira setelapak tangan. Karena pekerjaan putri sebagai sakti sehingga langkahnya pendek.
Bulang atau sabuk prada
Setelah menggunakan unsur pakaian adat Bali bernama kamen, dilanjutkan dengan menggunakan Bulang atau Sabuk Prada yang fungsinya tentu untuk menahan kamen agar tidak melorot. Akan tetapi aksesoris ini juga memiliki makna untuk melindungi tubuh wanita, terutama rahim yang merupakan anugerah dari Tuhan, sehingga pemakaian sabuk ini pun diletakkan di bagian perut. Jika bulang biasanya hanya berupa kain, sabuk prada memiliki motif keemasan yang indah dan biasanya dikenakan untuk pakaian yang lebih formal
Kebaya dan selendang
Unsur aksesoris selanjutnya yang harus dipakai kaum wanita yaitu menggunakan kebaya dan selendang. Artinya sebagai sebagai sakti dan mebraya. Perempuan memakai selendang diluar dan tidak tertutupi oleh baju. Tujuannya agar selalu siap membenahi laki-laki jika melenceng dari ajaran Dharma.
Pepusungan
Pepusungan dibagi menjadi tiga bagian
- Pusung Gonjer yaitu dibuat denga dengan cara rambut dillipat sebagian dan sisanya digerai. Pusung ini selau dikenakan perempuan yang masih lajang.
- Pusung Tagel yaitu untuk wanita yang sudah menikah
- Pusung podgala/pusung kekupu yaitu cempaka putih dan cempaka kuning sebagai lambang Tri Murti.
Aksesoris untuk pria
Kamen
Ketika mengenakan pakaian tradisional Bali, Pria tidak lupa selalu mengawalinya dengan memakai kain atau kamen. engan lipatan untuk putra kamen/wastra melingkar dari kiri kekanan karena merupakan pemegang Dharma. Tinggi kamen putra kira-kira sejengkal dari telapak kaki karena putra sebagai penanggung jawab harus melangkah dengan panjang, tetapi harus tetap melihat tempat yang dipijak.
Kancut (Lelancingan)
Laki-laki menggunakan kancut (lelancingan) dengan ujung yang lancip dan sebaiknya menyentuh tanah. Ujungnya yang ke bawah adalah simbol penghormatan terhadap ibu pertiwi. Kancut juga merupakan simbol kejantanan. Tetapi, untuk persembahyangan, tidak diperkenankan untuk menunjukkan kejantanan yang berarti pengendalian.
Saputan (Kampuh)
Aksesoris tradisional pria Bali selanjutnya adalah, saputan atau kampuh. Selain untuk menutupi kejantanan, saputan juga berfungsi sebagai penghadang musuh dari luar. Cara penggunaan saputan yaitu melingkar berlawanan searah jarum jam.
Selendang Kecil (Umpal)
Selanjutnya menggunakan selendang kecil (umpal) yang bermakna bahwa orang tersebut sudah mengendalikan hal-hal yang buruk. Pada saat penggunaan umpal, tubuh manusia sudah terbagi dua yaitu Bhuta Angga dan Manusa Angga.
Udeng
Udeng merupakan hiasan kepala yang dipakai dalam adat istiadat Bali. Udeng sendiri memiliki corak dan warna yang berbeda dan biasanya dipakai oleh kaum adam atau pria.
Setelah melihat ulasan tentang pakaian Bali di atas, bagaimana menurut Sedulur? Bukankah keunikan pakaian adat Bali ini sangat memesona? Jangan salah, tak hanya unik, pakaian ini juga memiliki makna filosofis yang penting bagi kehidupan. Jika suatu saat Sedulur harus mengenakan pakaian adat seperti di atas, nggak bingung lagi kan dengan jenis dan aksesorisnya?