Kerajaan Kutai adalah kerajaan bercorak Hindu tertua di Indonesia. Pastinya nama ini sudah tidak asing lagi di telinga Sedulur, mengingat dulu pernah diajarkan ketika masih di bangku sekolah. Ada berbagai peninggalan sejarah yang menjadi bukti berdirinya pemerintahan ini, salah satunya adalah penemuan prasasti.
Letak dari pemerintahan bercorak Hindu ini adalah di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Dalam Prasasti Yupa yang ditemukan, dijelaskan bahwa Raja Kudungga merupakan raja pertama yang menduduki tahta kerajaan ini. Ingin tahu lebih lanjut mengenai sejarah Kerajaan Kutai, mulai dari masa kejayaan hingga peninggalannya? Yuk, simak selengkapnya di sini.
BACA JUGA: Kerajaan Sriwijaya: Sejarah, Raja, Masa Kejayaan & Keruntuhan
1. Pendiri Kerajaan Kutai
Pendiri kerajaan kutai adalah Maharaja Kudungga yang ditafsirkan oleh para ahli sejarah sebagai nama asli Indonesia sebelum terpengaruh dengan bahasa India. Pemerintahan Hindu tertua ini memiliki nilai sejarah yang cukup panjang dan sebagai cikal bakal lahirnya berbagai kerajaan lainnya di Indonesia.
Namanya sendiri diketahui oleh para ahli mitologi setelah ditemukan sebuah prasasti bernama Yupa. Prasasti Yupa diidentifikasi sebagai sebuah peninggalan asli dari pengaruh agama Budha dan Hindu dan masih menggunakan bahasa Sansekerta dengan huruf Pallawa.
Dari prasasti inilah kemudian ditemukan bahwa pendiri pemerintahan ini adalah Raja Kudungga. Sedangkan, keturunan dari Kudungga seperti Mulawarman dan Aswawarman disinyalir mempunyai pengaruh yang besar terhadap budaya Hindu dari India.
2. Masa Kejayaan Kerajaan Kutai
Dalam prasasti Yupa, dapat diketahui bahwa masa kejayaannya berlangsung semenjak kerajaan diperintah oleh Raja Mulawarman. Beliau bisa dikatakan sebagai raja yang mempunyai budi pekerti cukup baik, kuat, serta pernah mengadakan sebuah acara persembahan 20.000 ekor lembu untuk kaum Brahmana dan bertempat di Vaprakecvara.
Vaprakecvara merupakan sebuah tempat suci dan keramat, dengan perpaduan antara budaya Indonesia dengan budaya India. Mulawarman merupakan keturunan dari Asmawarman, dan beliau melakukan sebuah ritual bernama Vratyastoma, yaitu ritual membersihkan diri agar bisa memasuki kasta Ksatria.
Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, upacara Hindu dipimpin oleh seorang pendeta atau Brahmana dari Indonesia. Hal ini menjadi suatu bukti bahwa beliau memiliki kecerdasan yang sangat tinggi. Hal ini dilihat dari bahasa Sansekerta yang digunakan, yang mana jarang digunakan oleh orang dalam keseharian.
Di bawah kekuasaan yang dipimpin oleh Raja Mulawarman, kehidupan politik Kerajaan Kutai dan ekonominya sangat berkembang pesat. Ini bisa dilihat dari sektor pertanian dan perdagangannya yang meningkat karena memiliki lokasi yang strategis.
3. Raja-raja Kerajaan Kutai
Tahun berdiri Kerajaan Kutai diperkirakan sekitar abad ke-4 M atau 400 M. Raja yang paling terkenal dari pemerintahan ini adalah Raja Mulawarman. Akan tetapi, setelah Raja Kudungga meninggal, pemerintahannya dipimpin oleh Aswawarman. Pemerintahan dari Aswawarman tidak berlangsung lama dan digantikan oleh sang anak, Mulawarman. Berikut adalah daftar raja-raja yang pernah memerintah:
- Maharaja Kudungga
- Maharaja Asmawarman
- Maharaja Mulawarman
- Maharaja Sri Aswawarman
- Maharaja Marawijaya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga Warman
- Maharaja Nala Parana Tungga
- Maharaja Gadingga Warman Dewa
- Maharaja Indra Warman Dewa
- Maharaja Sangga Warman Dewa
- Maharaja Singa Wargala Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Prabu Mula Tungga Dewa
- Maharaja Nala Indra Dewa
- Maharaja Indra Mulya Warman Dewa
- Maharaja Sri Langka Dewa
- Maharaja Guna Parana Dewa
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Indra Mulya
- Maharaja Sri Aji Dewa
- Maharaja Mulia Putera
- Maharaja Nala Pandita
- Maharaja Indra Paruta Dewa
- Maharaja Dharma Setia
BACA JUGA: Sejarah Bedirinya Kerajaan Majapahit Hingga Keruntuhannya
4. Keruntuhan Kerajaan Kutai
Kerajaan ini mulai mengalami keruntuhan pada pemerintahan rajanya yang terakhir, yaitu Maharaja Dharma Setia. Adapun faktor penyebab dari keruntuhan pemerintahan ini adalah perebutan kekuasaan antara Kutai Martapura yang memeluk agama Hindu dengan Kertanegara yang telah memeluk agama Islam.
Pada waktu itu, Maharaja Dharma Setia terlibat dalam sebuah peperangan melawan Kertanegara ke-13 yang bernama Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kertanegara kemudian berhasil menang dari perang tersebut dan menguasai wilayah Kutai Martapura. Sejak saat itulah pemerintahan ini mengalami masa keruntuhan.
5. Silsilah Kerajaan Kutai
Seperti yang telah diketahui bahwa Kerajaan Kutai bercorak Hindu. Pemerintahan ini memiliki silsilah yang panjang karena perkembangan dari masa transisi perubahan keyakinan, yaitu dari Hindu ke Islam. Maka dari itu, pemerintahan ini disebut juga sebagai kesultanan. Berikut adalah silsilah dari kepemimpinannya:
- Aji Batara Agung Dewa Sakti 1300-1325 M
- Aji Batara Agung Paduka Nira 1325-1360 M
- Maharaja Sultan 1360-1420 M
- Raja Mandarsyah 1420-1475 M
- Pangeran Tumenggung Bayabaya 1475-1545 M
- Raja Makota 1454-1610 M
- Aji Dilanggar 1610-1635 M
- Pangeran Sinum Panji Mendapa Ing Martadipura 1635-1650 M
- Pangeran Dipati Agung Ing Martadipura 1650-1665 M
- Pangeran Dipati Maja Kusuma Ing Martadipura 1665-1686 M
- Aji Ragi Gelar Ratu Agung 1686-1700 M
- Pangeran Dipati Tua Ing Martadipura 1700-1710 M
- Pangeran Anum Panji Mendapa Ing Martadipura 1710-1735 M
- Sultan Aji Muhammad Idris 1735-1778 M
- Sultan Aji Muhammad Aliyeddin 1778-1780 M
- Sultan Aji Muhammad Muslihuddin 1780-1816 M
- Sultan Aji Muhammad Salehuddin 1816-1845 M
- Dewan Perwalian 1845-1850 M
- Sultan Aji Muhammad Sulaiman 1850-1899 M
- Sultan Aji Muhammad Alimuddin 1899-1910 M
- Pangeran Mangkunegoro 1910-1920 M
- Sultan Aji Muhammad Parikesit 1920-1960 M
6. Peninggalan Kerajaan Kutai
Peninggalan pemerintahan ini yang paling tersohor dan penting adalah tujuh buah Prasasti Yupa yang memiliki tulisan huruf Pallawa dan dalam bahasa Sansekerta. Prasasti ini banyak memberikan cerita mengenai sejarah dari keluarga Kerajaan Kutai. Yupa merupakan tugu batu dengan tinggi satu meter dan tertanam di atas tanah. Prasasti ini mirip dengan tiang yang berukuran besar.
Di bagian bawah permukaan, terukir tulisan bahwa Kutai merupakan pemerintahan tertua di Indonesia. Maksud dari orang terdahulu dalam menulis kalimat itu adalah untuk memperkenalkan pemerintahan yang pernah ada. Selain memiliki fungsi sebagai prasasti, Yupa juga berguna untuk tiang pengikat hewan dan lambang kebesaran raja. Isi dari tujuh Yupa yang sudah diterjemahkan oleh para ahli adalah sebagai berikut:
- Berisi tentang silsilah berbagai raja yang pernah memerintah dan memiliki kekuasaan.
- Letak strategis dari pemerintahan ini yang berada pada hilir Sungai Mahakam, yaitu Muara Kaman.
- Tersebarnya agama Hindu pada pemerintahan Raja Aswawarman.
- Aswawarman dikatakan sebagai seorang pendiri kerajaan dengan gelarnya “Wangsakerta”.
- Wilayah kekuasaan yang tertulis meliputi keseluruhan wilayah Kalimantan Timur.
- Menceritakan kondisi kehidupan di pemerintahan ini yang aman dan sejahtera.
- Menceritakan berbagai macam kebaikan serta kekuasaan Raja Mulawarman yang sudah memberikan sumbangan berupa 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Sedulur, setelah membaca penjelasan di atas tentunya makin memahami mengenai sejarah Kerajaan Kutai, mulai dari pendiri, masa kejayaan, hingga peninggalannya. Semua kisah serta peninggalan pemerintahan bercorak Hindu ini telah diceritakan di sebuah tugu batu bernama Prasasti Yupa. Semoga bisa menambah pengetahuan tentang sejarah, ya!
Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.