4. Faktor ketiga:Angin kering Australia
Selain dua anomali yang terjadi di sisi barat dan timur Indonesia. Dwikorita juga menyinggung datangnya angin kering dari Australia. Kedatangan angin ini ternyata juga berdampak besar pada suhu Indonesia.
Cuaca yang awalnya sudah panas terik, semakin memburuk dengan angin kering yang menyebabkan udara malah semakin lembab. Akhirnya rasa gerah pun terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
“Angin dari Australia ini kering, mengakibatkan kelembaban semakin rendah. Jadi, sudah panasnya meningkat, kelembaban rendah, jadi terasa semakin menyengat,” katanya.