arti masya allah

Pada saat bercakap-cakap sehari-hari, tentu saja Sedulur sering mendengar ucapan masya Allah. Namun apakah Sedulur sudah tahu arti masya Allah yang sesungguhnya? Masya Allah diucapkan ketika kita merasa kagum atau memperoleh penghargaan atas sesuatu. Di sisi lain, frasa ini juga diucapkan agar kita senantiasa mengingat jika semua ini bisa terjadi karena kehendak-Nya.

Dalam bahasa Indonesia, arti kata masya Allah adalah “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Apabila menilik ayat ini, maka akan ditemukan kata “telah” di bagian tengah maknanya. Nah, arti dari kata “telah” tersebut merupakan sebuah penekanan jika semua sudah ditata oleh Allah SWT dengan sangat seimbang. Sehingga pada saat kita menjalani sebuah proses (sunnatullah) yang semestinya, maka akan memperoleh hasilnya juga.

Tidak hanya digunakan untuk kedua fungsi yang tadi sudah dikatakan, frasa masya Allah ini juga digunakan sebagai ungkapan kegembiraan yang disertai dengan doa, bahwa kita sudah berhasil melalui sunatullah atau proses yang benar sesuai yang telah ditata oleh Allah SWT.

Baca Juga: Inilah Doa Untuk Orang Sakit Paling Mujarab Dalam Islam

Asal usul frasa masya Allah

arti masya allah
pexels

Dikutip dari tulisan Tafsir Al Quranul Karim Surat Al Kahfi, disebutkan jika masya Allah ini bisa memiliki dua arti yang berbeda. Hal ini karena karena “maa syaa Allah” dapat dijabarkan (I’rab) ke dalam struktur kalimat dalam bahasa Arab dengan dua cara.

Penjabaran yang pertama adalah kata “masya Allah” yang menjadikan kata “maa” sebagai kata sambung dan status dari kata tersebut adalah sebagai predikat. Lalu subjek “mubtada’” dari kalmiat ini adalah subjek yang disembunyikan, yakni “hadzaa”. Dengan demikian, maka bentuk utuh dari kalimat “maa syaa Allah” adalah “hadzaa maa syaa Allah”. Dalam bahasa Indonesia, ucapan atau kalimat tersebut berarti “Inilah yang dikehendaki oleh Allah”.

Kemudian untuk penjabaran yang kedua, adalah untuk kata “maa” dalam kalimat “mass syaa Allah” adalah kata benda yang mengindikasikan sebab. Lalu frasa “syaa Allah’ sendiri memiliki status sebagai fi’il syarath “kata kerja yang mengindikasi sebab”. Sedangkan untuk jawab syarat “kata benda yang memiliki indikasi akibat dari adanya sebab” dari kalimat tersebut adalah “kaana” yang tersembunyi. Maka dari itu, bentuk lengkap dari penjabaran yang kedua ini adalah “maa syaa Allah kaana”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka arti dari kalimat tersebut adalah “apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi”.

Jadi frasa dari “maa saa Allah” tersebut bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan dua arti. Yakni “inilah yang diinginkan oleh Allah” serta “apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itu yang akan terjadi”. Oleh sebab itu, pada saat kita menyadari akan hal-hal yang menakjubkan atau membahagiakan, maka hal tersebut semata-mata terjadi karena kuasa milik Allah SWT.

Baca Juga: 10 Nama & Tugas Malaikat Dalam Islam yang Wajib Kamu Tahu

Arti masya Allah Tabarakallah

arti masya allah
pexels

Banyak muslim yang sering menggabungkan kata “masya Allah” dengan “Tabarakallah”. Biasanya kalimat “masya Allah Tabarakallah” diucapkan ketika melihat suatu hal yang sangat mengagumkan. Bisa dibilang jika arti masya Allah Tabarakallah itu hampir sama, yakni menunjukkan kekaguman atas ciptaan dan kuasa Allah SWT.

Namun dalam penggunaannya, kita juga harus melihat konteks dan situasi yang terjadi. Untuk “masya Allah” diucapkan pada saat melihat kuasa Allah yang ada pada sebuah benda atau peristiwa. Sementara dalam Al-Quran, “Tabarakallah” berarti Maha Suci, Maha Berkah, dan Maha Tinggi.

Jika ditafsirkan, arti dari “Tabarakallah” ini tidak tepat apabila ditunjukkan untuk doa. Jadi gabungan antara kedua frasa tersebut, lebih tepat diungkapkan untuk kekaguman atas kehendak Allah SWT yang menunjukkan keberkahan yang begitu besar pada umat-Nya.

Arti masya Allah dan Subhanallah

arti masya allah
pexels

Dilansir dari situs Arramah.com, kalimah thayyibah atau ungkapan dzikir “Subhanallah” sering tertukar dengan ungkapan “masya Allah”. Masya Allah yang benar diungkapkan pada saat kita merasa kagum. Sedangkan untuk ucapan Subhanallah diucapkan ketika melihat suatu keburukan atau musibah.

Seperti yang telah Sedulur tahu, selama ini kamu muslim sering salah kaprah dalam mengucapkan masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah) dengan Subhanallah (Mahasuci Allah). Apabila kita merasa kagum, takjub, atau mendengar dan melihat hal-hal baik, biasanya akan mengucapkan Subhanallah. Padahal, seharusnya kalimah yang diucapkan adalah masya Allah yang berarti “Hal itu terjadi atas kehendak Allah”.

Kemudian untuk ungkapan Subnallah, lebih tepatnya diucapkan untuk mengungkapkan “ketidaksetujuan akan sesuatu”. Jadi misalnya saja Sedulur mendengar atau melihat sebuah musibah, kejahatan, keburukan, atau kemaksiatan, maka kalimah yang diucapkan adalah Subhanallah “Mahasuci Allah dari keburukan demikian”.

Pada saat mendengar atau melihat hal yang jelek atau buruk, maka ucapkanlah Subhanallah sebagai penegasan “Allah mahasuci dari keburukan tersebut”. Jadi ungkapan Subhanallah ini sangat dianjurkan setiap kali Sedulur melihat dan mendengar sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik atau tentang keindahan yang harus disyukuri. Dengan ungkapan tersebut, maka kita akan menegaskan jika Allah SWT Mahasuci dari semua keburukan yang terjadi.

Seperti yang tadi sudah dikatakan, jika arti masya Allah yang sebenarnya adalah “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Coba Sedulur telaah sendiri, tentu saja kalimah tersebut lebih tepat digunakan ketika kita melihat atau mendengar sebuah kabar baik kan?

Lantas, apakah kita akan berdosa karena mengucapkan masya Allah, padahal seharusnya kalimah yang diucapkan adalah Subhanallah dan sebaliknya? Insyaallah tidak, karena Allah SWT itu maha mengetahui dan mengerti maksud dari uncapan para hamba-Nya.

Hanya saja, setelah tahu makna Subhanallah dan masya Allah beserta artinya, mari kita ungkapkan kedua kalimah tersebut secara tepat. Jangan lupa, masya Allah diungkapkan ketika melihat kebaikan dan Subhanallah diungkapkan ketika melihat sebuah keburukan.